Jumat, Mei 25, 2012

MEMAHAMI PENUAAN, MEMAHAMI LANSIA

  Budiarto Eko Kusumo       Jumat, Mei 25, 2012
Penuaan bukanlah musuh, tetapi teman yang harus diakrabi. Dengan berteman kita mengerti bagaimana menghadapi penuaan, karena walaupun tidak dapat dihindari, kita dapat memperlambat prosesnya dan mengurangi dampak yang ditimbulkannya.
Menjadi tua? Sepertinya setiap orang akan berusaha menghindarinya walaupun kita semua tahu, menua itu tidak dapat dihindari dan pasti terjadi, lebih bijak rasanya bila kita berpikir bukan bagaimana menghindari penuaan namun bagaimana seharusnya kita menjalaninya. Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan memiliki angka harapan hidup mencapai usia lebih dari 70 tahun.

Kapan seseorang dikatakan lanjut usia?
Sebenarnya tidak ada batas yang tegas pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuh sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun menurunnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu:
• Usia pertengahan (middle age) 45 – 59 tahun
• Lanjut usia (eldery) 60 – 74 tahun
• Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun
• Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun

Mengapa terjadi penuaan?
Pada saat kita menua kemampuan jaringan tubuh untuk memperbaiki dan mempertahankan fungsi normalnya akan semakin menurun, sehingga tidak dapat memperbaiki kerusakan yang terjadi. Mengapa kita menjadi tua, penyebab pastinya masih menjadi perdebatan. Namun ada beberapa teori yang diajukan, di antaranya adalah:
1. Teori Radikal Bebas
Kita menjadi tua disebabkan oleh kerusakan-kerusakan sel tubuh akibat radikal bebas. Banyak sumber radikal bebas di lingkungan kita seperti kendaraan bermotor, radiasi dan sinar ultraviolet. Bila sel tubuh semakin banyak yang rusak dan tidak dapat memperbaiki diri, terjadilah penuaan. Hal yang paling mudah kita amati akibat kerusakan sel kulit adalah terjadinya keriput.
Untuk menangkal radikal bebas dan menjaga agar tetap awet muda, kita dapat mengkonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan. Zat-zat gizi yang berperan sebagai antioksidan antara lain vitamin A, C, E, selenium, zinc, carotenoid. Antioksidan ini banyak terdapat pada buah dan sayuran yang berwarna.

2. Teori Neuroendokrin
Teori neuroendokrin menjelaskan penuaan berkaitan dengan hormon. Hormon dalam tubuh berperan dalam mengatur organ-organ tubuh melaksanakan tugasnya dan menyeimbangkan fungsi tubuh apabila terjadi gangguan dalam tubuh. Beberapa hormone penting dalam tubuh kita di antaranya adalah hormon pertumbuhan (HGH), DHEA, melatonin, estrogen dan testosteron. Pada saat masih muda hormon tersebut masih cukup diproduksi. Penuaan terjadi karena adanya keterlambatan dalam produksi hormon sehingga berakibat pada gangguan fungsi tubuh.

3. Teori Imun
Tubuh manusia dilengkapi oleh sistem pertahanan tubuh/sistem imun yang secara normal berfungsi untuk melawan berbagai zat asing seperti bakteri, virus, parasit dan sel kanker. Proses penuaan merupakan suatu proses auto imun, artinya sistem imun tubuh tidak dapat lagi mengenali dan membedakan sel-selnya sendiri dan zat asing. Akibatnya banyak sel-sel tubuh yang dirusak. Respon auto imun merusak sel, termasuk organ sistem imun itu sendiri. Akibatnya sel-sel tubuh banyak yang rusak, kekebalan tubuh menurun, sehingga mudah terkena berbagai infeksi, kanker dan penyakit degeneratif.

4. Wear and Tear Theory
Organ tubuh manusia diibaratkan seperti mesin. Apabila dipaksa bekerja terus-menerus maka lama-kelamaan akan rusak. Penuaan merupakan hasil dari penggunaan organ tubuh yang terus-menerus, akibatnya organ-organ tubuh banyak yang rusak.
Masih ada beberapa teori penuaan yang lain yang dapat membantu kita memahami dan menghadapi penuaan. Selain teori yang sudah dikemukakan tersebut, ada faktor-faktor tambahan berperan untuk tetap awet muda: tertawa, tidak ambisius, kepercayaan pada Tuhan, hubungan keluarga baik, kebebasan dan kemerdekaan, dan selalu berpikir positif. Sehingga dapat disimpulkan, proses menua itu terjadi akibat dari berbagai faktor yang saling berkaitan.

Apa dampak penuaan yang dapat kita rasakan?
Pada lansia terjadi beberapa perubahan-perubahan yang dapat menyebabkan beberapa gangguan:
1. Gangguan Metabolisme Tubuh
Semakin tua metabolism tubuh akan semakin melambat. Kemampuan tubuh untuk membakar lemak semakin berkurang, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan lemak tubuh dan berakibat pada kegemukan. Penurunan metabolisme juga menyebabkan penurunan produksi Hormon Pertumbuhan Manusia (HGH) mengakibatkan regenerasi yang semakin menurun, mulai timbul keriput, lemak mulai menumpuk, rambut mulai memutih, kurang bertenaga, menurunnya fungsi seksual. Olahraga teratur dapat membantu untuk menjaga metabolisme tubuh agar tetap optimal.

2. Gangguan Pancaindera
Semakin bertambahnya usia maka sebagian organ tubuh kita juga mengalami penurunan. Misalnya saja pada mata. Terjadi kekeruhan lensa mata sehingga mengganggu penglihatan dan dapat berakhir pada kebutaan. Selain itu juga terjadi penurunan elastisitas lensa mata sehingga menyebabkan rabun dekat (presbiopi).
Presbiopi atau mata tua disebabkan karena gaya akomodasi lensa mata tak bekerja dengan baik akibatnya lensa mata tidak dapat memfokuskan cahaya ke titik kuning dengan tepat, sehingga mata tidak bisa melihat yang jauh maupun dekat. Gaya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih. Presbiopi dapat di atasi dengan lensa ganda yang berisi lensa plus dan minus.
Katarak atau penyakit bular adalah gangguan pada mata, di mana terjadi kekeruhan pada sebagian atau seluruh lensa mata akibat menurunnya protein pada lensa mata karena proses penuaan.

3. Gangguan Hormonal
Beberapa hormon penting yang produksinya mengalami penurunan adalah:
• Hormon testosteron: Stamina pria dan Massa otot
Hormon testosteron dihasilkan oleh kelenjar testis. Manfaat hormon testosteron di antaranya adalah meningkatkan libido, energi dan stamina, serta membentuk massa otot. Penurunan kadar testosteron ini biasanya ditandai dengan beberapa gejala yang mirip dengan gejala akibat proses penuaan, termasuk menurunnya gairah seksual. Anda dapat mengkonsumsi makanan yang kaya akan mineral zinc, protein dan magnesium untuk membantu meningkatkan produksi testosteron dan menjaga stamina seperti tiram, asparagus, almond dan kacang-kacangan, pisang, telur, keju dan ikan.

• Penurunan hormon strogen: Menopause dan Gairah sex
Estrogen merupakan hormon seks yang diproduksi oleh rahim wanita (ovarium), berfungsi untuk merangsang pertumbuhan organ seks pada remaja, meningkatkan libido dan gairah, membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, serta menjaga kesehatan tulang (anti osteoporosis).
Penurunan produksi hormon estrogen pada wanita menyebabkan keluhan yang kita kenal sebagai gejala menopause. Seseorang dikatakan mengalami menopause jika tidak mengalami menstruasi lagi selam 12 bulan. Proses menopause sendiri memakan waktu 3 – 5 tahun, umumnya menopause terjadi pada usia 50-an, namun saat ini tidak jarang ditemui wanita awal 40-an sudah mengalami menopause diduga karena faktor stress, gaya hidup dan pola makan yang berubah. Gejala dan tanda menopause di antaranya muncul rasa panas dan keringat berlebih pada malam hari, gangguan emosional, penumpukan lemak di daerah pinggul dan perut.
Perubahan-perubahan tersebut sering kali menimbulkan gangguan emosional seperti merasa diri tidak cantik lagi, tidak berharga, tidak dibutuhkan, kehilangan daya tarik seksual dan gairah seksual.

• Hormon melatonin: Gangguan tidur/insomnia
Hormon melatonin diproduksi oleh kelenjar pineal berperan dalam mengatur siklus tidur. Produksinya semakin menurun terutama pada usia 50 tahun, dan mencapai setengahnya pada usia 60 tahun yang mengakibatkan lansia sering mengalami gangguan siklus tidur (insomnia).

4. Gangguan Jantung
Elastisitas pembuluh darah pada lansia semakin mengalami penurunan sehingga dapat berakibat pada hipertensi dan gangguan jantung. Sekitar 60% lansia akan mengalami hipertensi, yang selanjutnya menjadi penyebab utama gangguan jantung.
Hipertensi umumnya dinyatakan bila angka pengukuran sistolik di atas 140 mmHg dan diastolic di atas 90 mmHg. Namun, pada lansia dinyatakan bila tekanan sistolik di atas 160 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg.
Untuk membantu mengurangi resiko hipertensi sebaiknya batasi konsumsi garam, hindari makanan berkaleng atau makanan yang diawetkan, tingkatkan konsumsi serat baik dari buah-buahan maupun sayur.

5. Gangguan Pencernaan (Gastrointestinal)
Pencernaan pada lansia memerlukan perhatian ekstra karena beberapa hal yang terjadi, yaitu gangguan pada gigi dan perubahan bentuk rahang mengakibatkan sulitnya mengunyah makanan, produksi asam lambung dan enzim pencernaan ikut menurun, sehingga penyerapan zat gizi pada usus pun menurun. Padahal lansia tetap membutuhkan asupan gizi yang optimal, hal ini diperparah dengan menurunnya daya penciuman dan perasa yang menyebabkan turunnya selera makan. Selanjutnya pergerakan usus besar semakin lambat sehingga mudah terjadi konstipasi (susah buang air besar).

6. Gangguan Otak dan Sistem Saraf
Seiring pertambahan usia terjadi penurunan fungsi otak dan saraf di mana terjadi kehilangan sel-sel otak yang mengontrol kemampuan daya ingat dan proses belajar.
Kematian sel-sel ini menyebabkan turunnya produksi neurotransmitter (zat penghantar pesan) yang berakibat sebagai pikun (sering lupa) 5% lansia yang berusia 60 – 70 tahun mengalami dementia (kepikunan berat) dan pada usia di atas 85 tahun mencapai 50%.
Namun, pikun bukanlah hal mutlak yang harus terjadi pada lansia, ada beberapa faktor yang dapat Anda kendalikan:
• Hindari cedera pada kepala
• Jaga kesehatan jantung dan pembuluh darah
• Hindari paparan logam berat, bahan kimia, dan pengawet
• Atasi segera penyakit dan peradangan yang terjadi di manapun

7. Gangguan Tulang dan Persendian
a. Penurunan Kepadatan Tulang
Penurunan hormon estrogen pada wanita lanjut usia, menurunkan kandungan kalsium dalam tulang yang berakibat pada pengeroposan tulang (osteoporosis). Menginjak usia 30 tahun aktivitas sel penghancur tulang juga meningkat disbanding sel pembentuk tulang, demikian pula kemampuan usus dalam menyerap kalsium berkurang, hal ini memperbesar kemungkinan terjadinya osteoporosis.
Cek kepadatan tulang Anda sekarang juga. Cara mudah mengecek kepadatan tulang bagi wanita menopause adalah dengan melihat keriput di kulit, semakin banyak kerutan semakin buruk kepadatan tulang Anda.

b. Kekakuan Sendi
Persendian yang digunakan terus-menerus lama-kelamaan akan rusak sehingga menimbulkan sakit yang biasa disebut pengapuran (osteoarthritis).
Karena kekuatan otot yang menurun juga persendian yang mulai kaku, lansia mengalami sulit bergerak dan rentan untuk jatuh, jaga sedapat mungkin jangan sampai jatuh karena dapat menyebabkan gangguan psikologik berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan terjatuh lagi, sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut menjadi takut berjalan untuk melindungi dirinya dari bahaya terjatuh.

8. Gangguan Prostat dan Kerontokan Rambut
a. Gangguan Prostat
Prostat merupakan organ penting yang berfungsi menghasilkan cairan semen. Prostat mengelilingi salurah kemih (uretra). Seiring pertambahan usia terjadi peningkatan aktivitas perubahan hormon testosteron menjadi hormon DHT (dehydrotestosterone). Peningkatan hormon DHT diduga memicu pembengkakan prostat. Gejala yang dialami: rasa sering ingin buang air kecil (BAK) namun BAK tersendat, lama atau tidak puas saat BAK, dan tidak lama setelahnya ingin BAK lagi, pancaran BAK lemah, diikuti rasa sakit pada sekitar area prostat.
Penyebab lain terjadinya pembengkakan pada prostat adalah infeksi dan peradangan dikenal dengan isitilah prostatitis, namun yang lebih berbahaya apabila pembengkakan disebabkan oleh kanker, maka apbila Anda mengalami gejala gangguan prostat segeralah memeriksakan diri untuk mendapatkan pengobatan yang tepat sedini mungkin serta hindari makanan berlemak, perbanyak asupan serat dan aktioksidan, hentikan konsumsi minuman beralkohol serta rokok.

b. Kerontokan Rambut
Kerontokan rambut dianggap normal bila berkisar antara 50 – 100 helai per hari, jika kerontokan lebih dari itu maka kemungkinan besar akan terjadi kebotakan, kerontokan pada lansia terjadi karena meningkatnya produksi hormon DHT pada kantung rambut dan berkurangnya nutrisi bagi akar rambut sehingga akar rambut melemah dan kantung rambut tidak aktif lagi menghasilkan rambut baru. Rontoknya rambut satu-persatu lambat laun akan menutup lubang rambut dan menyebabkan kebotakan yang menetap.
Faktor lain yang mempercepat terjadinya kebotakan adalah stress, dan penyakit diabetes, kanker atau lupus serta penggunaan bahan kimia pada rambut (sampo, cat rambut, hair spray dsb). Hindari juga penekanan yang terlalu kuat dan lama bagi rambut, jangan menggunakan topi terlalu lama dan bagi Anda yang berkerudung, sebaiknya tetap istirahatkan rambut sejenak.

9. Gangguan Kadar Gula Darah
Pertambahan usia menyebabkan kelemahan pada sel dan organ tubuh termasuk organ pancreas, di mana pancreas berkurang kemampuannya dalam menghasilkan insulin yang cukup. Demikian juga sel tubuh berkurang kemampuannya dalam menyerap insulin, sedangkan insulin bertanggungjawab mengantar sari makanan khususnya gula/karbohidrat masuk ke dalam sel, hal ini menyebabkan kadar gula dalam darah tinggi, hal ini dikenal dengan sebutan diabetes mellitus.
Diabets mellitus dinyatakan bila angka pengukuran gula darah di atas 200 mg/dl, diikuti dengan keluhan sering makan, sering buang air kecil, sering haus dan badan terasa lemas. Untuk diagnose lebih lanjut Anda harus memeriksakan diri ke dokter.

Tips mengatasi gangguan yang sering dialami lansia
Mengompol : lansia sering mengeluarkan air seni tanpa disadari. Lansia yang mengompol acapkali mengurangi minum dengan harapan mengurangi buang air kecilnya. Anda harus menjaga asupan cairan jangan sampai dehidrasi, terlebih bila lansia harus mengkonsumsi obat atau suplemen untuk menghindari terjadinya batu ginjal.
Ajak lansia untuk menggunakan pampers (popok), pampers untuk lansia saat ini sudah beragam, dibuat sesuai ukuran lingkar pinggang, tersedia di apotik maupun supermarket.

Gangguan pendengaran dan komunikasi: akibat proses menua semua pancaindera berkurang fungsinya, demikian juga gangguan pada otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk mendengar dan berkomunikasi. Anda dapat menggunakan alat bantu dengar, yang kini banyak dijual di apotik modern, konsultasikan terlebih dahulu sebelum Anda memutuskan membeli karena setiap alat punya kekhususannya masing-masing.

Depresi: perubahan status sosial, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian sosial serta perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu munculnya depresi pada lansia.
Gejala-gejala depresi dapat berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering menangis, merasa kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan menurunnya aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan berkurang, daya ingat berkurang, sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatian, kurangnya minat, hilangnya kesenangan yang biasanya dinikmati, menyusahkan orang lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, merasa bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan gejala-gejala fisik lainnya.
Akan tetapi pada lansia sering timbul depresi terselubung, yaitu yang menonjol hanya gangguan fisik saja seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggang, gangguan pencernaan dan lain-lain, sedangkan gangguan jiwa tidak jelas.
Ajak lansia untuk mengikuti kegiatan sosial untuk menimbulkan semangat, jangan biarkan lansia sendirian terlalu lama sedapat mungkin ada orang yang dapat diajak bicara. Mengobrol dengan cucu umumnya dapat menimbulkan gairah hidup.
Berikut ini beberapa langkah yang dapat dilakukan agar tetap sehat di usia lanjut, antara lain:
1. Makan makanan yang bergizi dan seimbang
Menu makan lansia tak berbeda dengan menu makan umumnya hanya saja yang perlu mendapat perhatian adalah bentuk makanan pilihlah yang lunak, batasi pengolahan makanan dengan cara digoreng, pilihlah bahan makanan yang masih segar, batasi pemberian penyedap rasa dan makanan berpengawet. Perhatikan juga asupan minum, kepekaan lansia terhadap rasa haus sudah menurun, jadi walaupun merasa tidak haus pastikan tetap meminum 8 – 10 gelas (1,5 – 2 liter) air putih sehari.

2. Olahraga teratur
Sesuaikan olahraga dengan kemampuan fisik lansia, bila perlu konsultasikan kepada dokter jenis olahraga apa yang dapat dilakukan. Untuk meminimalkan terjadinya cedera saat berolahraga ingatlah untuk:
• Kenakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat
• Gunakan alas kaki/sepatu yang tepat, gunakan juga alat pelindung lainnya seperti helm, pelindung siku, lutut bila Anda bersepeda.
• Selalu melakukan pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelah berolahraga, jangan langsung meningkatkan intensitas olahraga Anda.
• Hentikan segera olahraga bila Anda merasa nyeri dada, sulit bernafas, pusing, nyeri otot dan sendi.
• Jangan menjadikan olahraga sebagai target, tapi lakukanlah sebagai rekreasi.

3. Mengatasi stress
Banyak hal yang menyebabkan stress pada lansia, dan untuk selalu berpikiran positif dan tersenyum pun terkadang sulit dilakukan, namun kita dapat bermental positif untuk dapat mengatasi stress dengan berbagai cara:
• Selalu berkeyakinan bahwa tiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya. Demikian juga kita dalam kelemahan dan kekurangan pasti juga memiliki kelebihan, jika diperlakukan tidak ramah oleh lingkungan, janganlah menganggap itu sebagai hukuman. Maafkanlah terlebih dahulu orang yang berbuat salah terhadap kita.
• Jalin hubungan dengan orang lain dari setiap golongan usia, tingkatkan hubungan dengan berkunjung, menelepon atau sekadar SMS.
• Kembangkan hobi atau geluti hobi yang selama ini tidak sempat dilakukan.
• Bersahabatlah dengan perkembangan zaman dengan menerima dan memahami keadaa.
• Mendekatkan diri kepada Allah dan senantiasa mengucap syukur.
• Tersenyumlah karena senyum terbukti mampu menyembuhkan baik luka batin maupun penyakit jasmani. Tertawa dan senyum dapat menjadikan hidup lebih sehat, ceria dan bahagia.

4. Periksa kesehatan secara rutin ke dokter walaupun tidak ada keluhan
Memeriksakan diri secara rutin akan membuat Anda selalu ingat menjalankan gaya hidup sehat dan dapat sedini mungkin mencegah perkembangan penyakit yang dapat terjadi.

Apa itu Post Power Syndrome?
Post Power Syndrome adalah suatu gejala yang terjadi di mana si penderita tenggelam dan hidup di dalam baying-bayang kehebatan, keberhasilan masa lalunya sehingga cenderung untuk susah menerima keadaan yang terjadi pada penderita itu sekarang. Post Power Syndrome biasanya banyak menyerang seseorang yang menjelang tua dan pensiun.
Bagi sebagian orang yang tidak bisa menerima kenyataan berlarut bisa mengakibatkan post power syndrome yang parah dan mengakibatkan gangguan kejiwaan sehingga tidak bisa lagi berpikir secara relaistis, depresi, dan pada pribadi yang tertutup bisa mengakibatkan psikomatik (sakit yang disebabkan beban emosi yang tidak tersalurkan) yang parah dan yang paling parah bisa mengakibatkan kematian (Sudden Death Syndrome).
Kematangan emosi seseorang dan juga dukungan dari keluarga, teman, lingkungan bisa membantu seseorang untuk melewati fase ini. Kita bisa mencegah maupun mengatasi post power syndrome ini dengan selalu berpikiran positif, selalu mengambil hikmah, bersyukur, dan selalu mengikutsertakan Tuhan dalam setaip kehidupan kita. Dengan berpikiran positif kita akan menarik energi positif ke kehidupan kita menjadi tingkah laku yang positif. ***

Sumber:
 Brosur NUTRIMAX Food Suplement edisi Seniors: Tetap Fit dan Aktif Walaupun Usia Bertambah. Diterbitkan oleh PT. SURYAPRANA NUTRISINDO, Jakarta.
logoblog

Thanks for reading MEMAHAMI PENUAAN, MEMAHAMI LANSIA

Previous
« Prev Post

1 komentar:

  1. disfungsi ereksi adalah gangguan seksual yang sangat ditakuti kaum pria dan dibenci wanita. Banyak pria yang lebih memilih kehilangan satu kaki mereka dari pada harus kehilangan kemampuan ereksi. Begitu pentingnya fungsi seks yang satu ini sehingga banyak orang yang rela membeli berbagai obat kuat hanya demi agar penisnya bisa ereksi lagi dengan keras.

    Jenis kebiasaan penyebab pria

    Saat seorang pria menderita impotensi maka dia akan kehilangan kemampuan mendapatkan dan atau mempertahankan kekerasan ereksi. Umumnya penyebab pria impotensi adalah adanya penyakit kronis yang diderita atau bisa juga karena adanya masalah psikis seperti sedang stres atau cemas.

    Penyebab lain yang jarang disadari kaum pria adalah faktor gaya hidup, beberapa kebiasaan tertentu ternyata berkontribusi dan dapat menyebabkan pria impotensi.
    Di jaman serba modern seperti sekarang ini, ada banyak hal yang sebetulnya tidak sehat tapi tetap dikerjakan karena tuntutan pekerjaan. Beberapa orang lain sadar kebiasaannya tidak sehat tapi tetap melakukannya karena telah menjadi candu.

    Andrologi | Mengatasi ejakulasi dini

    Infeksi saluran kemih | Gangguan fungsi seksual

    Andrologi | Free Chat

    BalasHapus

Sahabat Blog