Sang Penyair

Penyair dengan bayaran tertinggi di dunia sepanjang masa adalah Abdul Qasim Mansur, yang menulis dengan nama samara, Firdausi. Ia adalah penulis buku Shah-nama, atau Buku Shah, syair paling berpengaruh di Persia pada masanya, dan disebut sebagai karya terbaik sastra Persia. Firdausi mempersembahkan “Shah-nama” kepada Sultan Mahmud di tahun 999 Masehi. Firdausi berhasil mengalahkan 400 penyair lain yang mempersembahkan karyanya kepada Sultan. Sebagai imbalan, ia boleh tinggal di istana dalam kehidupan mewah. Ini masih ditambah dengan satu dinar emas untuk setiap bait syair lanjutan yang selesai dibuatnya.
Pada tahun 1010, Firdausi menyelesaikan Shah-nama hingga sepanjang 60.000 bait, syair terpanjang yang pernah ditulis seseorang.
Tetapi atas bujukan pembantu-pembantunya, Sultan Mahmud menolak membayar 60.000 dinar emas, melainkan membayar Firdausi dengan 60.000 dinar perak (9,5 kali lebih rendah daripada dinar emas). Sesuai dengan sifat eksentriknya, Firdausi menyindir Sang Sultan dengan membagi imbalannya menjadi dua, yang satu diberikan kepada pembantu kamar mandinya, dan sisanya kepada seorang penjual serbat. Atas tindakannya ini, Sultan menjadi tersinggung dan Firdausi diusir dari istana. Ia mengungsi ke sebuah toko buku, dan akhirnya menemukan tuannya yang baru, Pangeran Shariyar dari Tabaristan.
Sepuluh tahun kemudian, Sultan Mahmud terperangah ketika seorang tamunya mengucapkan syair yang sangat indah. Ketika ditanya siapa penggubahnya, sang tamu menjawab: Firdausi. Sultan Mahmud menjadi menyesal atas tindakannya dulu. Ia mengirim karavan unta mengangkut 60.000 keping dinar emas, beserta sebuah surat permohonan maaf bagi Firdausi. Ironisnya, karavan itu tiba di Kampung Jus, tempat tinggal Firdausi, bertepatan dengan saat iring-iringan penguburan yang membawa jenazah Firdausi sedang melintas menuju tempat pemakaman. ***