Senin, Agustus 09, 2021

Orang Yang Hebat Bertindak Sebelum Berkata Dan Dia Berkata Selaras Dengan Tindakannya

  Budiarto Eko Kusumo       Senin, Agustus 09, 2021
"The great person acts before he says and he says in tune with his actions."  - Konfusius (551 - 479 SM)

Cerita sumbangan Rp 2 triliun keluarga Akidi Tio menjadi viral hingga menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76. Baik koran lokal maupun nasional hingga media sosial lainnya masih memberitakannya.
Viral sumbangan yang cukup fantastis bermula dari pemberitaan seremoni penyerahan dana hibah senilai Rp 2 triliun yang digelar di Mapolda Sumsel pada 26 Juli 2021. Putri Akidi Tio, Heryanti bersama dokter pribadi Akidi, dr Hardi Darmawan, menyerahkan secara simbolis janji bantuan itu kepada Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri, untuk penanggulangan COVID-19 terutama kepada warga yang terdampak PPKM di Provinsi Sumsel.
Konon, sumbangan itu merupakan wasiat dari Akidi Tio sebelum meninggal. Bantuan Akidi rencananya diberikan lewat Irjen Eko karena mereka saling mengenal. Pemberitaan kemudian menghiasi jagat media sosial di tanah air. Akhirnya, pujian datang silih berganti kepada keluarga Akidi Tio.
Selang sepekan, janji pemberian sumbangan yang tak kunjung cair itu kemudian menjadi pembicaraan banyak pihak. Kembali pemberitaan di media sosial menjadi viral lagi. Viral yang kedua ini mengarah kepada cacian karena cerita itu dianggap gurauan atau lelucon (prank).
Dari dua viral itu mengudang banyak pendapat di jagat maya maupun jagat nyata. Ada yang mengatakan uangnya yang disimpan di bank di Hongkong maupun Singapura perlu proses yang panjang untuk mencairkannya. Sementara itu, pendapat yang lain mengatakan bahwa uangnya sesungguhnya itu tidak ada.
Jikalau memang benar uang itu ada di bank tersebut, maka berarti tinggal menunggu proses pencarian saja meskipun katanya agak ribet dan rumit. Namun jikalau ternyata uang itu tidak ada, mereka dianggap melakukan pembohongan publik.
Lepas dari dua pendapat itu, kasus sumbangan Rp 2 triliun telah membuat ‘kegaduhan’ di tengah pandemi COVID-19 di mana masyarakat umumnya memiliki sensitivitas terhadap segala bantuan. Hal ini lumrah karena masa pandemi ini telah menyebabkan ketidakpastian.

Diambil hikmahnya
Kasus sumbangan keluarga Akidi Tio ini perlu dijadikan pelajaran untuk kedepannya. Keluarga Akidi Tio seharusnya meneladani ajaran leluhurnya, Konfusius. Konfusius adalah seorang pemikir dan filsuf kuno dari Tiongkok yang lahir pada 551 SM, dan meninggal di pada 479 SM.
Konfusius mengajarkan aturan hubungan manusia dalam masyarakat, keadilan dan kesetaraan. Falsafahnya mementingkan moralitas pribadi dan sosial. Di antara ujarannya adalah “The great person acts before he says and he says in tune with his actions” (Orang yang hebat bertindak sebelum berkata dan dia berkata selaras dengan tindakannya).
Kutipan (quote) Konfusius itu cukup simpel dan jelas untuk dicerna. Orang-orang ’hebat’ melakukan sesuatu sebelum dia menceriterakannya pada orang lain. Sementara itu, orang-orang kebanyakan akan banyak berceritera walaupun dia tidak pernah melakukannya atau belum berpengalaman masalah itu.
Demikian pula dengan kata-katanya, apa yang menjadi ucapan orang-orang ‘hebat’ adalah sesuai dengan perbuatannya dalam kesehariannya. Selain jumlahnya yang fantastis, sosok Akidi Tio juga menyedot perhatian karena tak banyak yang tahu tentangnya. Bahkan nama Akidi Tio tak ada di barisan konglomerat dalam negeri.
Berita simpang siurnya sumbangan itu seakan menjadi paradoks, karena dalam World Giving Index (WGI) atau Laporan Indeks Kedermawanan Dunia yang dipublikasikan Charities Aid Foundation (CAF) pada 14 Juli 2021, mengukuhkan Indonesia sebagai negara paling dermawan.
Dalam WGI tahun ini, skor Indonesia mencapai 69 persen, naik signifikan dari skor 59 persen pada WGI tahun terakhir, yaitu tahun 2018. Saat itu, Indonesia juga menjadi negara paling dermawan di dunia. Pernyataan ini didukung dengan kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki tipikal budaya untuk berbagi yang sangat kuat dan cenderung lebih suka berdonasi langsung kepada kerabat dekat, atau orang yang membutuhkan yang berada di dekatnya.
Banyak muzakki tanah air yang telah berkiprah dalam melakukan aktivitas kedermawanannya tanpa diketahui orang banyak (ikhfa’ al-amal). Berdasarkan Indikator Pemetaan Potensi Zakat, per tahun 2019 tercatat potensi zakat Indonesia senilai Rp 233,8 triliun. Bahkan data Outlook Zakat Indonesia 2021 menyebutkan potensi zakat Indonesia pada tahun 2020 mencapai Rp 327,6 triliun.
Oleh karena itu, kasus sumbangan RP 2 triliun itu cukup dipetik hikmahnya sebagai pelajaran kedepannya. “Orang yang hebat bertindak sebelum berkata dan dia berkata selaras dengan tindakannya.” *** [090821]

logoblog

Thanks for reading Orang Yang Hebat Bertindak Sebelum Berkata Dan Dia Berkata Selaras Dengan Tindakannya

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog