Kamis, Februari 10, 2022

Obat Untuk Apa Pun Adalah Air Asin?

  Budiarto Eko Kusumo       Kamis, Februari 10, 2022
The cure for anything is salt water: sweat, tears or the sea -Isak Dinesen 

Judul tulisan di atas merupakan penggalan dari kutipan (quote) yang dicomot dari Seven Gothic Tales, sebuah buku kumpulan ceritera dalam prosa modernis yang ditulis oleh Isak Dinesen dari Denmark (1885-1962). “The cure for anything is salt water: sweat, tears or the sea” (Obat untuk apa pun adalah air asin: keringat, air mata, atau laut).
Seven Gothic Tales diterbitkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1934 dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Denmark sebagai Syv fantastiske fortællinger. Kisah-kisahnya berlatar abad ke-19 dan berkaitan dengan aristrokasi, perkawinan dan legitimasi, dan khayalan diri, yang menggabungkan unsur-unsur romantis dan supernatural dengan ironi naratif yang halus.
Dalam Seven Gothic Tales terdiri dari tujuh halaman isi yang memiliki judul sendiri: The Roads Round Pisa, The Old Chevalier, The Monkey, The Deluge At Norderney, The Supper At Elsinore, The Dreamers, dan The Poet.
Pada The Deluge At Noderney, kutipan Isak Dinesen ini muncul. The Deluge At Noderney mengisahkan seorang pemuda Denmark, Jonathan Maersk, yang telah dikirim ke Noderney oleh dokternya untuk pulih dari serangan melankolis yang parah. Jonathan Maersk diterjunkan untuk membantu masyarakat yang terkena banjir bandang di Noderney, sebuah kawasan kepulauan di Laut Utara Jerman.
Salah satu karakter bernama Jonathan Maersk menjadi tidak senang ketika mengetahui bahwa ayahnya, seorang kapten kapal Clement Maersk, bukanlah ayah kandungnya. Dia mengunjungi laut dan berpikir untuk mengakhiri hidupnya, tetapi seorang wanita berbaju hitam membuatnya bingung ketika dia muncul dan meminta untuk mati bersamanya.
Jonathan kemudian berbicara dengan ayahnya, Clement Maersk dan bertanya apakah dia tahu obat untuk melankolisnya (https://quoteinvestigator.com/). 

“Ya, ya,” katanya, “Saya tahu untuk segalanya: air asin.”

“Air asin?” tanyaku padanya

“Ya,” katanya, “dengan satu atau lain cara. Keringat, atau air mata, atau laut.”

Saya berkata: “Saya telah mencoba keringat dan air mata. Laut asin yang ingin saya coba, tetapi seorang wanita berbaju hitam menghalangi saya.”

Dialog ini, pada tahun 1968 masuk dalam Evan Esar’s large compendium “20,000 Quips and Quotes yang ditabalkan pada Isak Dinesen: “Obat untuk apa pun adalah air asin: keringat, air mata, atau laut.” Kutipan ini menjadi lebih ringkas dan mudah untuk disebarluaskan.
Ujaran dalam kutipan ini bila tidak dicermati dengan seksama akan memberikan tafsir yang keliru. Memahami tekstual dari kutipan tanpa adanya penelusuran sejarah munculnya ujaran tersebut akan menyesatkan.
Obat untuk apa pun adalah air asin? Padahal sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa selain rasanya yang tidak enak, minum air asin adalah ide yang buruk bagi kesehatan. Meningkatkan asupan garam memiliki dampak negatif yang besar pada kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Hogue dkk., menjelaskan bahwa perubahan iklim bertanggung jawab untuk mengintensifkan masalah ini, yang juga memiliki konsekuensi kesehatan yang merugikan, seperti prevalensi hipertensi dan penyakit kardiovaskular yang lebih besar.
Selain itu, Sabrina Rasheed dkk., juga mengingatkan bahwa asupan garam yang tinggi merupakan faktor risiko utama peningkatan tekanan darah. Sekitar 20 juta orang di Bangladesh berisiko tinggi terkena hipertensi akibat intrusi air asin yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Di sinilah kepiawaian Isak Dinesen dalam membuat kiasan atau sanepa kehidupan dengan menggunakan kata air asin. Kalau kita menelannya secara zakelijk maka akan menemui kesalahkaprahan.
Dibalik ujaran Isak Dinesen itu sesungguhnya terdapat formulasi yang bagus untuk nasihat dalam mengatasi kesulitan hidup sesuai latar budaya masyarakat di sana pada waktu itu. Menurut Dinesen, ada tiga cara terbaik untuk mengatasi kesulitan tersebut dengan melakukan pekerjaan fisik yang berat, menangis untuk mencapai pelepasan emosional, atau mengunjungi laut.
Jonathan Maersk yang mendapat attack of melancholia (serangan melankolis) yang parah disadarkan dengan “obat” yang dipersonifikasikan dalam istilah air asin. Jonathan mengalami melankolis yang terus-menerus tersiksa oleh gelap atau “suasana hati yang gelap” hingga putus asa namun kemudian tersadarkan hingga memiliki semangat hidupnya kembali melalui “air asin”, yaitu keringat (kerja keras), menangis, dan melihat laut untuk melepaskan belenggu emosional yang gelap. Sejak itu mental disorder yang disandangnya perlahan sirna. *** [100222]


logoblog

Thanks for reading Obat Untuk Apa Pun Adalah Air Asin?

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog