Jumat, April 22, 2022

Tempat Yang Kita Cintai Adalah Rumah – Rumah Yang Mungkin Ditinggalkan Oleh Kaki Kita, Bukan Hati Kita

  Budiarto Eko Kusumo       Jumat, April 22, 2022
Where we love is home - home that our feet may leave, but not our hearts -Oliver Wendel Holmes

Judul tulisan di atas merupakan kutipan (quote) yang berasal dari Oliver Wendel Holmes [
1Oliver Wendell Holmes Sr. . (n.d.). AZQuotes.com. Retrieved April 22, 2022, from AZQuotes.com Web site: https://www.azquotes.com/quote/135250
], seorang berkebangsaan Amerika. Holmes, yang lahir pada 29 Agustus 1809 di Cambridge Massachusetts dan meninggal pada 7 Oktober 1894 di kota tempat kelahirannya ini adalah seorang dokter, penyair, dan humoris yang terkenal karena penelitian dan pengajaran medisnya, dan sebagai penulis esai “Breakfast-Table”[
2Britannica, T. Editors of Encyclopaedia (2022, March 7). Oliver Wendell Holmes. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/biography/Oliver-Wendell-Holmes
,
3https://ia902606.us.archive.org/3/items/poetatbreakfast15holmgoog/poetatbreakfast15holmgoog.pdf
].
Kutipan ini, bagi saya, cukup menarik dan menggelitik. Sebagai seorang field researcher yang sering terlibat dalam penelitian lapangan, kutipan ini seakan mempersonifikasikan aktivitas peneliti lapangan seperti saya.
Bagi banyak peneliti, penelitian lapangan merupakan tantangan sekaligus keasyikan tersendiri. Berjumpa dan tinggal dengan komunitas yang sama sekali asing, tinggal di daerah pelosok yang jauh dari rumah, bertemu dengan banyak hal baru dan lain sebagainya merupakan sebuah petualangan yang tidak dapat dilukiskan dengan sekadar kata-kata.
Seorang peneliti lapangan bertugas untuk mengamati secara langsung orang-orang yang tinggal di daerah tertentu. Mereka mendokumentasikan dan merekam pengamatan mereka untuk membantu penelitian. Mereka mengunjungi berbagai daerah untuk mempelajari subjek dan menganalisa apa yang menyebabkan persepsi dan perilaku tertentu. Mereka memeriksa kelengkapan data yang diperoleh dan keakuratannya. Mereka juga membuat survey di mana responden yang dipilih menjawab, dan ini membantu hasil penelitian yang lebih tepat.
Bagi sebagian besar proyek, peneliti lapangan acapkali meninggalkan rumah. Mereka memerlukan tinggal jauh selama beberapa hari berturut-turut bahkan hingga beberapa bulan dalam beberapa tahun. Saya pernah terlibat dalam penelitian besar yang waktu tinggal di lapangan lebih dari empat bulan, seperti Indonesian Family Life Survey (IFLS) di Jawa Tengah (1993), Work and Iron Status Evaluation (WISE) di Purworejo dan Jabodetabek (2002-2006), Study of the Tsunami Aftermath and Recovery in Aceh (2006-2010), dan kini menangani penelitian dari The George Institute for Global Health, mulai dari The SMARThealth Extend, System-level interventions to improve the availability, accessibility and quality use of essential medicines for cardiovascular disease prevention in Indonesia hingga Scale-up of a primary care intervention for cardiovascular risk management in Malang, Indonesia (2016-sekarang).
Keterlibatan dalam penelitian ini adalah bagian dari passion saya yang tentunya dengan konsekuensi harus bepergian secara fisik. Berjalan keluar dari tempat tinggal untuk pergi bekerja. Meninggalkan keluarga, dan melakukan sesuatu yang lain dalam pekerjaannya.
Kami meninggalkan rumah kami untuk pergi ke berbagai tempat sepanjang waktu. Mungkin mereka yang pergi untuk waktu yang singkat atau beberapa hari saja, seperti dalam penelitian kecil, mereka biasanya tidak memikirkan kutipan ini. Namun, bagi peneliti lapangan, yang mengkoordinir dalam waktu yang panjang atau lama, akan menyebabkan kita menyadari bahwa hati kita ada di tempat lain.
Saat di lapangan, kami terpisah untuk beberapa bulan dalam beberapa tahun, namum tidak pernah lupa di mana hati kami berada. Bagaimana pun juga “home is where the heart is” (rumah adalah tempat hati berada).
Kutipan “Tempat yang kita cintai adalah rumah – rumah yang mungkin ditinggalkan oleh kaki kita, tetapi bukan hati kita” (Where we love is home - home that our feet may leave, but not our hearts) mengingatkan kita bahwa sementara kata ‘rumah’ biasanya merupakan lokasi fisik, dalam arti kutipan ini, tidak harus demikian.
Dalam pengertian itu, rumah tidak melulu menyangkut fisik saja tetapi dipandang sebagai tempat utama hubungan sosial keluarga dan interaksi kekerabatan, tempat untuk melakukan rutinitas sehari-hari kehidupan keluarga (Allen dan Crow 1989, Cherry 1984, Goldscheider and White 1991, Ricci 1980, Valentine 1999, Werner 1988, Winstanley 2001) [
4https://www.academia.edu/23244628/The_Study_of_Home_from_a_Social_Scientific_Perspective_An_Annotated_Bibliography_Second_Edition_
].
Rumah adalah perwujudan fisik dari orang-orang yang menghuninya, jadi tidak heran jika tempat ini begitu istimewa bagi banyak orang. Sesederhana apa pun rumah kita, rumah telah mengambil makna yang sangat signifikan dalam perjalanan hidup seseorang. Meskipun Anda seorang pekerja yang harus intensif berada di lapangan, dengan doa seisi rumah yang ditinggalkannya, akan senantiasa menautkan hati padanya. *** [220422]


logoblog

Thanks for reading Tempat Yang Kita Cintai Adalah Rumah – Rumah Yang Mungkin Ditinggalkan Oleh Kaki Kita, Bukan Hati Kita

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog