Minggu, September 10, 2023

Kita Tidak Pernah Tahu Nilai Dari Sebuah Air Hingga Sumur Mengering

  Budiarto Eko Kusumo       Minggu, September 10, 2023
Seminggu yang lalu, sumur yang ada di Sekretariat SMARThealth Kepanjen bermasalah. Selama tiga hari saya harus mandi di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, dan pulangnya membawa lima botol Aqua besar untuk bawa pulang air.
Rasanya repot sekali, dan yang bikin prihatin, puluhan tanaman dalam pot yang menjadi koleksi halaman Sekretariat SMARThealth terlihat layu. Air di kolam juga turun drastis karena penguapan yang diakibatkan terik sinar mentari.
Setiap keluar, saya senantiasa membawa lima botol Aqua untuk mencari air. Sekedar untuk kebutuhan kamar mandi di kala malam hari dan sedikit untuk menambah debit kolam. Air kolam tinggal sekitar 10 cm karena sudah empat hari tak terisi sebagaimana mestinya.

Pengecekan pertama sumur Sekretariat SMARThealth Kepanjen oleh tiga orang

Biasanya di masa musim kemarau, debit air sumur di Sekretariat SMARThealth memang berkurang. Namun pengalaman selama 7 tahun menghuninya, masih cukup untuk kebutuhan harian Sekretariat SMARThealth, terlebih penghuninya sudah berkurang tiga orang.
Pada titik nadir ini, yang dilakukan adalah mengirit penggunaan air sambil mencari permasalahannya. Sebab kalau tidak cepat tertangani akan mengalami kerepotan yang berkepanjangan.
Air atau H2O, atau bagaimanapun kita menyebutnya, merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan. Diperkirakan setiap orang di bumi membutuhkan 20 hingga 50 liter air bersih yang aman setiap hari [
1Khalifa M, Bidaisee S (2018) The Importance of Clean Water. Sch J Appl Sci Res. Vol: 1, Issu: 7 (17-20). Accessed from https://biomedres.us/fulltexts/BJSTR.MS.ID.001719.php
]. Air bersih ini digunakan untuk minum, memasak, kebersihan sederhana, dan lain-lain.
Kendati kebutuhan untuk minum dan memasak masih bisa menggunakan air gallon Aqua, akan tetapi kebutuhan air untuk kamar mandi maupun kebersihan lainnya sudah membuat repot di kala banyak agenda kerja yang berjadwal.
Di sinilah kita bisa menghayati ujaran Thomas Fuller (1608-1661), sejarawan Inggris, yang berbunyi “Kita tidak pernah tahu nilai dari sebuah air hingga sumur mengering” (We never know the worth of water till the well is dry).

Pipa diangkat ke atas semua untuk mengambil mesin pompa air Shimizu

Dalam bukunya, History of the Worthies of England, yang diterbitkan secara anumerta pada tahun 1662, Fuller menuliskan ujarannya yang kerap dinukil dalam quote. Fuller berbicara tentang kebenaran universal, yang masih relevan saat ini. Ada begitu banyak hal dalam hidup yang kita anggap remeh. Saat kita menyalakan pancuran, kita mengira air panas akan keluar dari nosel. Saat kita menekan tombol, kita mengira lampu akan menyala.
Kami tidak memikirkan hal-hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Kami tidak memikirkan inovator yang mengembangkan proses pemanfaatan listrik untuk dinikmati. Kami tidak memikirkan teknisi listrik atau insinyur yang memasang peralatan listrik kami. Kami menerima begitu saja; kita mengira sumur itu akan penuh dengan air, tanpa memikirkannya [
2https://medium.com/@nickydromey60/we-never-know-the-worth-of-water-till-the-well-is-dry-the-origins-of-zero-and-why-we-would-be-9cb422361a3b
].
Ujaran Fuller ini memang bermula dari sejarah nilai-nilai Inggris yang sebagian besar dan pembelajarannya telah terkemuka di beberapa wilayah, bersama dengan narasi sejarah tentang komoditas dan kelangkaan di setiap wilayah. Mulai abad ke-17, kota London sudah mulai mengalami kekurangan debit air dalam teropong analisa Fuller kala itu.
Ujaran Fuller yang sederhana ini memaknakan kita tidak akan menghargai apa yang kita miliki sampai kita kehilangan, dan ini memang dirasakan oleh penghuni Sekretariat SMARThealth selama empat hari yang lalu.

Pengecekan kedua sumur Sekretariat SMARThealth oleh tukang mesin pompa air, dan terlihat ada korsleting pada kumparan akibat tumpukan karatan

Jauh sebelum pandemi COVID-19, panjang pipa air sudah ditambah hingga kedalaman sekitar 20 meter, dan mesin pompa air tinggalan penghuni lama diganti dengan mesin pompa air Shimizu. Setelah bermukim selama 7 tahun, baru mengalami permasalahan air yang bikin kalang kabut.
Mengatasi itu semua, saya dibantu oleh suami salah seorang kader SMARThealth Kepanjen dengan dua tetangganya untuk mengecek persoalan air sumur Sekretariat SMARThealth tidak mau mengangkat air selepas shalat Jumat. Keringkah sumber airnya? Atau ada hal-hal lain yang mengganggunya?
Setelah dicek, kecukupan air untuk satu penghuni Sekretariat SMARThealth dirasa cukup, tapi dari hasil pengecekan mesin pompa airnya yang diangkat ke permukaan, ternyata ada permasalahan pada pompa air yang terindikasi dengan suara bunyinya yang tidak normal, dan saat dibuka baling-balingnya berputar tidak normal.
Dari temuan ini, saya pun akhirnya minta bantuan pemilik bangunan yang dijadikan Sekretariat SMARThealth. Alhasil, pemiliknya langsung mengutus tukang spesialis mesin pompa air untuk menindaklanjutinya.

Pembersihan mesin pompa air Shimizu dan sekaligus reparasi

Dan, benar! Setelah dibongkar ternyata ada korslet pada kumparan yang berada di dalam mesin pompa air Shimizu, karena banyaknya timbunan kerak néyéng (berkarat). Kerak itu kemudian dibersihkan dengan ampelas dan cutter, termasuk rotornya juga dibersihkan.
Setelah dibersihkan semuanya, mesin pompa air tersebut kembali beraktivitas normal, dan saya pun bergembira seraya mengucap alhamdulillah! Pengalaman ini memberikan hikmah agar kita semua bijak dalam penggunaan air terlebih memasuki musim kemarau seperti ini.
Kalau kita tidak menghargai apa pun yang ada dalam sumur tersebut, kita akan kehilangan. Saya pun masih beruntung, setelah mesin pompa air diservis, air bisa kembali mengalir. Coba kita bayangkan di suatu daerah tandus yang senantiasa mengalami kekeringan. Kendati mesin airnya bagus, tapi kalau sumber airnya kering juga tiada guna. *** [100923]


logoblog

Thanks for reading Kita Tidak Pernah Tahu Nilai Dari Sebuah Air Hingga Sumur Mengering

Previous
« Prev Post

1 komentar:

Sahabat Blog