Sabtu, Maret 02, 2024

Percik Institute’s Zoom Meeting: Photovoice & Circle Conversation

  Budiarto Eko Kusumo       Sabtu, Maret 02, 2024
Online discussion in Percik Institute’s Zoom Meeting (Jumat, 01/03/2024)

Pulang dari menghadiri giat Posbindu dalam Pertemuan Dasawisma di Desa Sepanjang, mandi dan terus maghriban, saya langsung mengikuti online discussion dalam Percik Institute’s Zoom Meeting dalam kerangka kerja National Institute for Health and Care Research-Global Health Research Centre (NIHR-GHRC) on Non-Communicable Diseases (NCDs) and Enviromental Change di Kabupaten Malang, Indonesia.
NIHR-GHRC NCDs and Enviromental Change merupakan kolaborasi multi-lembaga dari empat negara (Inggris, India, Bangladesh, dan Indonesia) yang dimulai pada bulan Oktober 2022 untuk menghasilkan bukti terbaik yang dapat ditindaklanjuti guna memerangi tantangan ganda, yaitu perubahan lingkungan global dan penyakit tidak menular.
Dalam kiprahnya, penelitian ini bersifat muli-disiplin (multi-disciplinary). Oleh karena itu, dalam implementasinya banyak melibatkan lembaga/institusi yang berkecimpung di dalamnya. Di Indonesia, ada Universitas Brawijaya (UB), Yayasan Percik Salatiga, dan Ecological Observation and Wetland Conservation (ECOTON).
Sebagai fasilitator Theme 2C – Identifying & implementing solutions to reduce the impact of plastics burning on NCDs in Indonesia, saya terlibat dalam pelaksanaan di lapangan (field activities) terkait penelitian ini.
Pada 10 dan 13 Februari 2024, saya mengikuti pemasangan UB-Aqal Air Quality Measurement System Tipe PB 02241, PurpleAir PA-II-Flex Air Quality Sensor, dan Cascade imfactors di Desa Sumberejo yang banyak aktivitas pembakaran gamping (limestone burning), yang dilakukan oleh Bagian Fisika Lingkungan UB.
Jumat malam (01/03), giliran saya mengikuti online discussion yang perdana dengan Yayasan Percik Salatiga (YPS) dengan titel Percik Institute’s Zoom Meeting. Diskusi tersebut langsung dipimpin oleh Direktur YPS Haryani Saptaningtyas, S.P., M.Sc., Ph.D yang diikuti oleh Wakil Direktur 2 YPS Damar Waskitojati, S.Kom, M.Si dan staf peneliti dan Advokasi YPS Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K.
Jadi, jumlah individu yang online discussion ada empat orang. Ketiga personil dari YPS dalam dua hingga tiga bulan ke depan akan segera melakukan CEI (Community engagement and involvement). CEI dalam penelitian adalah kunci keberhasilan proyek penelitian karena anggota masyarakat dapat memandu proyek melalui pengalaman hidup mereka dan membuat keluarannya lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat [
1MaatHRI collaboration India. (18 August 2021). Community Engagement and Involvement (CEI) Charter. Retrieved from https://www.npeu.ox.ac.uk/assets/downloads/maathri/MaatHRI_CEI_charter_v10_18-08-2021.pdf
].
Visi NIHR untuk CEI adalah bahwa semua penelitian kesehatan global dilakukan melalui kerja sama dengan komunitas yang paling mungkin terkena dampak dari hasil penelitian tersebut [
2NIHR. Community engagement and involvement. Retrieved from https://www.nihr.ac.uk/researchers/i-need-help-funding-my-research/tips-for-making-your-application/community-engagement-and-involvement
].
Dalam implementasi CEI itu, Direktur YPS memberikan pembekalan keilmuan berupa Procedure for Photovoice in CEI for research dan Procedure for Circle Conversation. Pembekalan ini sifatnya introduction, oleh karena peserta online discussion diminta untuk mempelajari terlebih dahulu, dan dalam pertemuan berikutnya akan dimatangkan.
Photovoice adalah salah satu bentuk penelitian tindakan partisipatif dan penelitian partisipatif berbasis komunitas dan sering digunakan dalam ilmu sosial untuk memahami kebutuhan orang lain dan mengungkap tantangan dan aset yang mungkin ada. Photovoice melibatkan peserta dalam proses penelitian dengan mengajak mereka berbagi pengalaman melalui foto dan narasi pribadi. Tindakan bercerita dan diskusi kelompok ini memberikan hubungan emosional di antara kelompok peserta. Melalui diskusi pengalaman bersama, tema-tema umum mungkin muncul. Kolom ini memberikan gambaran umum tentang metodologi photovoice dan menyoroti beberapa manfaat dan keterbatasan yang mungkin dialami seseorang ketika memimpin proyek berbasis photovoice. Photovoice adalah alat canggih yang terbukti berguna bagi peneliti dan praktisi desain saat mereka berusaha memahami tantangan yang dihadapi orang lain. Melalui pemahaman inilah transformasi untuk memperbaiki situasi dapat terjadi [
3Kile M. Uncovering Social Issues Through Photovoice: A Comprehensive Methodology. HERD: Health Environments Research & Design Journal. 2022;15(1):29-35. doi:10.1177/19375867211055101 https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/19375867211055101
].
Sedangkan, circle conversation, menurut Direktur YPS, pada awalnya dianggap sebagai dialog yang mendorong akuntabilitas bersama dari mereka yang terlibat dalam proses terkait kesadaran akan praktik pembakaran sampah.
Dialog merupakan syarat dasar bagi konstruksi pengetahuan dalam praktik, dari komunikasi antar individu, yang akibatnya akan menghasilkan transformasi individu dan sosial. Perlu digarisbawahi bahwa dalam hal ini mendengarkan dan berbicara merupakan syarat terjadinya komunikasi dialogis antara individu-individu sosial yang berbeda pendapat.
Online discussion yang dimulai pada pukul 18.37 WIB itu berakhir pada pukul 19.21 WIB. Usai pembekalan dua konsep yang akan dijalankan dalam CEI tersebut, peserta online discussion mendapat tugas. Damar Waskitojati bertanggung jawab dalam CEI research, Christina Arief akan berkutat pada gender analysis, dan saya kebagian memetakan social and geographical characteristics di lapangan. *** [020324]


logoblog

Thanks for reading Percik Institute’s Zoom Meeting: Photovoice & Circle Conversation

Previous
« Prev Post

1 komentar:

Sahabat Blog