Raden Saleh Syarif Bustaman (1807 – 23 April 1880) adalah salah satu pelukis paling terkenal dari Indonesia dan pelopor seni Indonesia modern.
Ia dianggap sebagai seniman modern pertama dari Hindia Belanda (sekarang Indonesia), dan lukisannya disamakan dengan abad kesembilan belas romantisme yang populer di Eropa pada saat itu. Dia juga mengungkapkan akar budaya dan cipta dalam karyanya. Raden Saleh, dilahirkan oleh keluarga bangsawan Jawa. Dia cucu dari Sayyid Abdullah Bustaman dari sisi ibunya. Ayahnya Sayyid Alwi bin Husen bin Yahya bi Awal, seorang Indonesia keturunan Arab.
Raden Saleh muda pertama kali diajarkan di Bogor oleh seniman AJ Belgia Payen. Payen mengakui bakat mudanya, dan membujuk pemerintah kolonial Belanda untuk mengirim Raden Saleh ke Belanda untuk belajar seni. Ia tiba di Eropa pada 1829 dan mulai belajar di bawah bimbingan Cornelius Kruseman dan Andries Schelfhout.
Dari Kruseman-lah, Raden Saleh mempelajari keterampilan dalam melukis potret, dan kemudian diterima di berbagai istana di Eropa untuk ditugaskan melukis potret. Dari 1839, ia menghabiskan lima tahun di Istana Ernst, Grand Duke of Saxe-Coburg-Gotha, yang menjadi pelanggan tetapnya.
Dari Schelfhout, Raden Saleh melanjutkan keterampilannya sebagai seorang pelukis pemandangan. Raden Saleh mengunjungi beberapa kota di Eropa serta Aljazair. Di Den Haag, penjinak singa memperbolehkan Raden Saleh untuk mempelajari singanya, dan dari kunjungan tersebut dibuatnya lukisan yang paling terkenal tentang perkelahian binatang membawa ketenarannya sebagai seniman.
Banyak lukisannya dipamerkan di Rijksmuseum di Amsterdam. Beberapa lukisannya hancur di saat paviliun Kolonial Belanda dibakar pada tahun 1931.
Sang seniman kembali ke Indonesia pada tahun 1851 setelah tinggal di Eropa selama 20 tahun. Di sini, ia bekerja sebagai konservator untuk koleksi seni kolonial pemerintah. Dia melanjutkan melukis potret raja-raja di Jawa, dan juga lebih banyak lagi lukisan pemandangan. Dia meninggal pada tahun 1880, setelah kembali dari perjalanan keduanya di Eropa. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar