Minggu, Agustus 12, 2012

Tindihan Bukan Karena Makhluk Halus

  Budiarto Eko Kusumo       Minggu, Agustus 12, 2012
Pernahkah Anda merasakan badan sulit digerakkan dan sesak napas seperti dicekik? Mungkin Anda mengalami yang disebut dengan fenomena “tindihan”. Fenomena ini acap dianggap sebagai ulah makhluk halus. Anggapan itu timbul karena orang yang mengalami tindihan sering melihat bayangan hitam.
Dari sudut medis, fenomena tindihan disebut sleep paralysis alias tidur lumpuh (karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh). Hampir setiap orang pernah mengalaminya. Setidaknya sekali atau dua kali dalam hidupnya. Tindihan bisa terjadi pada lelaki atau perempuan. Usia rata-rata orang pertama kali mengalami gangguan tidur ini adalah 14-17 tahun. Sleep paralysis berlangsung dalam hitungan detik hingga menit.
Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep paralysis merupakan halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap Rapid Eye Movement (REM). Berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam enam tahapan. Tahapan itu adalah tahap tidur paling ringan (masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam, dan tahap REM (pada tahap inilah mimpi terjadi).
Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM). Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM, tetapi tubuh belum bangun, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tetapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya merupakan ciri khas dari mimpi.
Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan atau depresi.
Jika Anda sering mengalami gangguan tidur ini, sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini akan membantu Anda mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu. Tindihan umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu sering mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur ini.
Bila tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak beristirahat. Lakukan relaksasi beberapa menit sebelum tidur dan pemilihan kasur yang tepat juga mempengaruhi kenyamanan saat tidur. Pilihlah kasur yang bisa membuat nyaman pada titik-titik tekanan normal, tetapi tetap memberikan dukungan yang baik untuk tubuh. Tidur dengan kondisi dan posisi yang tepat dapat mengurangi kemungkinan terkena tindihan atau sleep paralysis. [NNA]

Sumber:
-KOMPAS edisi Sabtu, 11 Agustus 2012 hal. 40
logoblog

Thanks for reading Tindihan Bukan Karena Makhluk Halus

Previous
« Prev Post

1 komentar:

Sahabat Blog