Sabtu, September 18, 2021

Pilot Test Survey Sekolah AIBEP 2014 Di Pulau Lombok

  Budiarto Eko Kusumo       Sabtu, September 18, 2021
Sehari di Surabaya pasca Pilot Test Survey Sekolah AIBEP 2014 di Jember, saya mendapat tugas dari Kantor Regional Economic Development Institute (REDI) untuk melakukan pilot test ke Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Kali ini pilot test dilakukan bersama antara REDI dan Australia’s Education Partnership with Indonesia Performance Oversight and Monitoring (EP-POM). Dari REDI, saya dan Team Leader serta mengajak 3 enumerator asli Lombok sebagai partner local. Sementara itu, dari EP-POM ada Paskal Kleden (EP-POM Research Coordinator) dan Phillip King, seorang Technical Specialist yang bermukim di Australia.

Berpose bersama kepala sekolah dan beberapa guru serta Technical Specialist EP-POM (Foto: 19/08/2014)

Saya dan Team Leader berangkat dari Bandara Juanda Surabaya dengan pesawat Lion Air pada hari Ahad (17/08/2014), bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-69. Pesawat lepas landas pada pukul 07.20 WIB, dan mendarat di Bandara Internasional Lombok (BIL) pada pukul 09.20 WITA. Dari BIL, kami langsung menuju tempat penginapan yang telah dibookingkan Kantor REDI di Hotel Queen yang beralamatkan di Jalan Pahlawan, Kelurahan Praya, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Lokasi hotel ini tidak begitu jauh dengan basecamp enumerator yang akan terlibat dalam pilot test di Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur. Basecamp enumerator menempati rumah Nurmatha Dinata, salah seorang enumerator, yang berada di BTN PEPABRI Renteng. Sedangkan, Tim EP-POM menginap di D’Praya Hotel yang jaraknya sekitar 10 kilometer dari basecamp enumerator.

Enumerator melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah (Foto: 18/08/2014)

Setelah istirahat sejenak di hotel, saya diajak makan dulu sebelum briefing di basecamp enumerator. Cari makannya dengan jalan kaki. Kebetulan sekitar 100 meter dari hotel, ada SS Foudcourt. Tempatnya cukup luas dan bernuansa etnik dengan aneka menu, seperti ikan bakar, ayam geprek, steak, aneka roti serta minuman.
Setelah makan, kami dijemput oleh 2 enumerator dengan sepeda motor di Hotel Queen. Di basecamp, kami berusaha melatih 3 orang enumerator, yaitu Mardi, Tamrin Taba, dan Nurmatha Dinata, untuk melakukan pilot test Survey Sekolah AIBEP atau 2014 AIBEP Schools Survey: Data Collection & Cleaning.

Melakukan observasi dan wawancara di kelas untuk melihat disabilitas siswa (Foto: 18/08/2014)

Dalam pelatihan itu, kemudian Tim EP-POM bergabung dengan kami di berugak (gazebo) rumah Nurmatha Dinata yang menjadi tempat untuk memahami kuesioner dan sekaligus tempat untuk mengatur agenda pilot test serta menjadi tempat diskusi temuan lapangan antara enumerator, Tim REDI dan Tim EP-POM.
Setelah selesai materi, saya kemudian membagi tugas pilot test. Ada 6 sekolah yang akan dikunjungi dalam pilot test ini. Saya dan Nurmatha mengambil lokasi sekolah yang cukup jauh dari basecamp, yaitu SMPN 4 Praya Barat Daya, SMPN 7 SATAP Emboan Praya Barat, dan SMPN 4 Selong Lombok Timur.
 
Siswa SMPN 4 Praya Barat banyak yang jalan ke kaki menuju/pulang sekolah (Foto: 1908/2014)

Sementara itu, dua enumerator lainnya bersama Team Leader Erlyn Yuly Astuti, saya pilihkan lokasi yang dekat dengan basecamp seperti MIN Leneng, SMPN 6 Praya, dan SD-SMP SATAP Kumbak. Sedangkan untuk Tim EP-POM dipersilakan untuk mendampingi pilot test yang di mana saja.

Senin, 18 Agustus 2014
Kami berpencar sesuai dengan pembagian tugas kemarin. Saya dan Nurmatha melakukan kunjungan ke SMPN 4 Praya Barat yang berada di Desa Ranggagapata, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah.
Di sekolah ini, kami mengunjungi selama 2 hari. Karena pada hari pertama, masih ada dokumen yang belum diperoleh. Hal ini karena orang yang diserahi atas dokumen tersebut sedang tidak masuk.

Pilot test di SD SMPN SATAP Emboan (Foto: 20/08/2014)

Hari pertama di sekolah itu, enumerator melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru, sementara saya berkeliling melihat fasilitas sekolah serta melakukan observasi dan wawancara dengan semua siswa kelas 7 dan kelas 9 untuk melihat siswa dengan disabilitas.
Hari kedua ke sekolah ini, Phillip King ikut dengan kami untuk melanjutkan pilot test di SMPN 4 Praya Barat Daya. Phillip King, saya ajak berkeliling melihat fasilitas sekolah. Saya kenalkan kepada siswa kelas 7 yang ruang kelasnya menempati ruang laboratorium. Kehadiran Phillip King di sekolah ini membuat senang guru dan siswa, karena ada bule berkunjung ke sekolahnya.
Pulang dari pilot test, kami langsung menuju ke basecamp untuk melakukan diskusi dengan Tim EP-POM terkait substansi kuesioner dan temuan di lapangan.

Letak SD SMPN SATAP Emboan di perbukitan (Foto: 20/08/2014)

Rabu, 20 Agustus 2014
Lokasi sekolah yang kedua saya dan Nurmatha kunjungi adalah SD SMPN Satu Atap Emboan. Pada kunjungan ke lokasi yang kedua ini, gantian Tim EP-POM ikut dengan kami.
SD SMPN Satu Atap Emboan ini terletak di Dusun Patre, Desa Mangkung, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah. Lokasinya di perbukitan, dan berjarak sekitar 20 kilometer dari Pantai Selong Belanak.
Di sekolah ini, kami juga perlu 2 hari untuk merampungkan pilot test. Hari pertama kami bisa melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan sejumlah guru dan melakukan observasi fasilitas sekolah.
Phillip King yang tertarik dengan gaya wawancara saya, menyimak terus dengan seksama. Sesekali menanyakan bila tidak mengerti maksudnya. Temuan menarik bagi Phillip King adalah ketika saya sedang mewawancarai kepala sekolah dengan pertanyaan H.99.

Pilot test di SMPN 4 Selong (Foto: 23/08/2014)

“Berapa rata-rata SPP atau biaya Pendidikan lain per bulan (jika ada) yang harus dibayarkan siswa?” Kepala sekolah menjawab bahwa di sekolah ini masih ada orangtua siswa yang membayar untuk keperluan sekolahnya dengan hasil komoditas pertanian yang dimilikinya.
Hasilnya komoditas itu saya minta kepada kepala sekolah seandainya dikonversi dengan harga di sana berapa, dan hasilnya saya tuliskan dalam kuesionernya. Begitu melihat saya melakukan probing konversi kepada kepala sekolah, Phillip menepuk bahu saya sambil bilang “Good”.
Pulang dari pilot test hari pertama di lokasi kedua, kami terus main ke Pantai Selong Belanak. Dari Pantai Selong Belanak, kami kembali ke basecamp dan briefing lagi hingga malam. Karena esok harinya, salah seorang Tim EP-POM Paskal Kleden akan kembali ke Jakarta, setelah kemarin saya antar mengganti jadwal penerbangan di BIL.
Esok harinya, saya dan Nurmatha masih harus mengambil sejumlah dokumen untuk  mengisi kuesioner yang kemarin pemegang datanya sedang tidak masuk ke sekolah.

Sasak Traditional Village of Sade in Lombok Island (Foto: 23/08/2014)

Jumat (22/08/2014), Team Leader kembali ke Surabaya. Sementara hari itu, saya longgar karena Phillip King mengajak pilot test ke SMPN 4 Selong masih keesokan harinya. Jadi, waktu kosong saya pergunakan main ke ibu kota Provinsi NTB, Mataram.
Perjalanan ke sana, saya membonceng Tamrin Taba yang juga akan menengok kosnya di Mataram. Saya diantar ke rumah Destra, karyawan REDI yang berkantor di Lombok. Di rumahnya Destra, saya dimasakan oleh istrinya untuk makan siang.
Setelah makan siang, saya diajak berkeliling di Kota Mataram. Di Mataram, saya berkesempatan mengunjungi Museum Negeri NTB, Klenteng Po Hwa Kong, dan Taman Mayura.
Usai berkeliling Kota Mataram, saya pun kembali ke Praya. Esok harinya dengan rental mobil diajak pilot test sama Phillip King ke Kabupaten Lombok Timur, yang jaraknya sekitar 40 kilometer dari basecamp. Enumertor yang ikut adalah Mardi dan Tamrin Taba.
Di sekolah itu, kami melakukan pilot test seperti di sekolah-sekolah sebelumnya. Pulang dari pilot test, kami diajak Phillip King main ke Sasak Traditional Village of Sade (Dusun Tradional Sade). Dusun ini berada di tepi jalan dari Praya menuju Pantai Kuta Lombok.
Dari Dusun Sade, kami langsung balik menuju Praya. Kami turun di D’Praya Hotel, dan langsung mengambil motor yang sedari pagi diparkir di hotel karena terus naik mobil rental ke Lombok Timur.
Hari itu sekaligus perpisahan dengan Phillip King yang selama 5 hari sudah bersama berkelana di Pulau Lombok. Saya dan enumerator balik ke basecamp. Kemudian selang beberapa saat, dua enumerator (Mardi dan Tamrin Taba) berpamitan untuk kembali ke rumah masing-masing.
Sementara saya masih tinggal di basecamp. Karena baru esok harinya jadwal penerbangan saya kembali ke Surabaya. ***


logoblog

Thanks for reading Pilot Test Survey Sekolah AIBEP 2014 Di Pulau Lombok

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog