Selasa, Oktober 25, 2022

Selamat Jalan Menuju Kelanggengan Om Tus

  Budiarto Eko Kusumo       Selasa, Oktober 25, 2022
Kematian adalah muara akhir dari setiap kehidupan makhluk di dunia. Tidak ada yang tahu pasti mengenai waktu kedatangannya, melainkan hanya Allah Subhanahu wa ta’ala. Ahad malam (16/10/2022), di group WhatsApp (WA) Keluarga Soenarto, sebuah kumpulan keluarga dari Trah Soenarto bin Puspodihadjo, terkirim foto Bambang Suryo Jatmiko masuk RSUD Pamulang.
Selang tiga hari, tersiar kabar telah berpulang ke Rahmatullah pada pukul 17.08 WIB melalui group WA yang sama. Saya pun langsung mengucapkan kalimat istirja, “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali).
Selanjutnya, saya pun berusaha mengabarkan lelayu ini kepada bibi dan paman dari garis ayah, Tante Ira dan Om Tamyiz. Juga kepada keluarga di Solo serta orang yang pernah mengenalnya.

Jenasah alamarhum Bambang Suryo Jatmiko masuk liang lahat

Bambang Suryo Jatmiko adalah paman saya dari garis ibu. Dia adalah adik kandung ibu yang nomor empat. Saya memanggilnya Om Tus sejak saya menikah. Sebelumnya meruah dengan panggilan Mas Kentus.
Semasa masih di bangku SD, saya pernah berkumpul dalam rumah warisan Eyang Yut di Kartopuran, Solo, yang ditinggali oleh Suharti Pusposudiro, kakak kandung Eyang Soenarto, untuk beberapa tahun lamanya. Setelah Om Tus mengakhiri masa lajang dan kembali ke Ciputat, saya pun masih sering jumpa saat liburan sekolah.
Dulu setiap liburan sekolah, mulai dari SMP hingga kuliah sering ke Ciputat. Kala itu, masih ada Eyang Putri. Ketika pulang dari Aceh pada 2000 karena situasi di sana sedang kurang kondusif, saya sempat tinggal di Ciputat.

Tabur bunga oleh keluarga usai pemakaman jasad alamarhum

Ketika berkarya di SurveyMETER, saya pun acapkali mendapat tugas tracking dalam The Work and Iron Status Evaluation (WISE) ke Jabodetabek dari 28 Agustus 2004 hingga 25 Februari 2006. Pada waktu itu, kerap singgah ke rumah Om Tus di Rempoa, Ciputat.
Pulang dari Jabodetabek, saya ditugaskan SurveyMETER ke Aceh dalam penelitian The Study of the Tsunami Aftermath and Recovery (STAR) sejak 21 Mei 2006 hingga 14 Mei 2010. Pada saat itu, intensitas bertemu dengan Om Tus mulai jarang.
Bisa jumpa lagi, saat saya memperoleh tugas ke Jakarta oleh Regional Economic Development Institute (REDI) dari Februari sampai dengan awal Mei 2016 untuk berkantor di Gedung Indonesia Power Lt. 9 yang berada di Jalan Jend. Gatot Subroto Kav. 18 Jakarta Selatan. Kala itu, saya kos di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Kerabat di depan pusara alamarhum

Namun semenjak tugas di Kepanjen, Kabupaten Malang, frekuensi bertemu secara fisik mulai berkurang lagi. Terakhir sua pada 28 September 2019 waktu menghadiri pernikahan Ai dan Acim di Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo yang berada di Jalan Elang Raya No. 1 Sawah Lama, Ciputat, Tangerang Selatan.
Semenjak itu, media silaturahmi hanya lewat group WA hingga mendengar berita meninggalnya Om Tus. Almarhum dikuburkan di pemakaman Rempoa, tak jauh dari rumahnya dan dari bekas tempat kerjanya dulu, pada Kamis (20/10/2022) sekitar pukul 09.00 WIB. 
Selamat jalan Om Tus, dan mohon maaf tidak bisa menghadiri pemakaman. Namun demikian, saya selaku keponakan akan selalu mengenang dan mendoakanmu. “Berbaringlah di ranah jiwa biar kurapal doa-doa, mengantarmu menuju surga.” Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu. *** [251022]


logoblog

Thanks for reading Selamat Jalan Menuju Kelanggengan Om Tus

Previous
« Prev Post

2 komentar:

  1. Innalilahi wa innailaihi rojiun.. semoga sahabat kentus husnul khotimah, diampuni semua dosa dan salahnya.. keluarga yg ditinggal diberi ketabahan dan keiklasan.. Aamiin

    BalasHapus
  2. Innalilahi wa innailaihi rojiun.. semoga om Kentus husnul khotimah, diampuni semua dosa dan salahnya..
    (Suargi Langgeng) keluarga yg ditinggal diberi ketabahan dan keiklasan.. Aamiin

    BalasHapus

Sahabat Blog