Kamis, November 03, 2022

Pas Ngedrop, Dua Teman Bertandang Diam di Kepanjen

  Budiarto Eko Kusumo       Kamis, November 03, 2022
Berpose dengan Tim Enumerator REDI sebelum moving ke Lamongan (Dok. Pribadi)

Lama tak jumpa, tiba-tiba mendapat pesan WhatsApp (WA)  di penghujung Oktober 2022 dari teman yang pernah bergabung dengan Regional Economic Development Institute (REDI) akan berbasecamp di Kepanjen, Kabupaten Malang.
Teman yang menginap itu ada dua orang, Sadirman dan Rahmad Suciyono. Keduanya berasal dari Sumenep yang berada di Pulau Madura. Mereka tiba di Kepanjen pada Ahad (30/10/2022), sehari setelah tetangga sebelah yang suka tanam sengon meninggal dunia.
Sadirman dan Rahmad Suciyono menjadi Tim Enumerator yang salah satunya mendapat tugas pengumpulan data di Malang dalam Studi Awal Pengadaan Buku Untuk Sekolah Di Empat Provinsi Mitra INOVASI.
Selama empat hari, mereka mengunjungi SD/MI yang ada di Malang. Dua SD/MI berada di Kota Malang, dan dua SD/MI lainnya berada di Kabupaten Malang. Keempat SD/MI itu berjarak lebih dari 20 km dari basecamp.
Saya yang berencana ingin ikut di salah satu SD/MI ternyata sampai akhir tugas mereka tidak bisa terwujud, lantaran saya ngedrop. Ngedrop artinya sakit atau kondisi kesehatan menurun. Istilah gaul ini bersumber kata dasar drop yang artinya jatuh, kemudian kata ini berkembang untuk menyebut kondisi kesehatan yang turun secara tiba-tiba karena suatu hal.
Biasanya istilah ngedrop digunakan ketika seseorang tiba-tiba sakit karena tugas yang beruntun. Mulai tanggal 18 hingga 29 Oktober 2022, secara beruturut-turut menghadiri monitoring giat Posbindu PTM yang lokasi pelaksanaannya cukup jauh dari Sekretariat SMARThealth dan saat itu hujan turun tiap hari, entah pagi, entah siangnya.
Ngedropnya terasa ketika menghadiri acara Advokasi dan Sosialisasi Posbindu SMARThealth dalam Pertemuan Lintas Sektor di Puskesmas Tajinan pada Senin (31/10/2022). Badan terasa demam, meriang, tenggorokan terasa pahit, dan hidung mulai tersumbat.
Selesai advokasi, saya diantar salah seorang perawat untuk jumpai dokter Puskesmas Tajinan. Saya diperiksa dokter secara teliti. Kata dokter, saya kecapekan dan efek kehujanan terus. Akhirnya saya diberi enam macam obat, yang salah satunya adalah vitamin.
Tiba di Sekretariat SMARThealth, demam dan meriang semakin terasa. Terus saya minum obat dari Puskesmas Tajinan tadi, dan badan mulai stabil lagi. Saya pun juga bersyukur di kala ngedrop kebetulan ada teman bertandang diam di Sekretariat SMARThealth. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti bertandang diam adalah berkunjung dan bermalam satu dua malam.
Konon katanya, kesehatan itu tidak selalu datang dari obat-obatan. Sebagian besar datang dari ketenangan pikiran, hati, dan jiwa. Kehadiran dua teman di Sekretariat SMARThealth ini yang turut andil dalam memberikan ketenangan di saat saya ngedrop karena ada yang membantu mengawasi kondisi saya.
Terakhir bersua dengan Rahmad Suciyono, ketika ia saya ajak Penelitian Kuantitatif e-MITRA di Jakarta, Depok, dan Bogor (06 – 29 Mei 2014). Sedangkan berjumpa terakhir dengan Sadirman, saat dia bergabung dalam SMARThealth di Tim Cepokomulyo (2018).
Dua tahun pandemi memang membetengi diri dalam kesendirian di Sekretariat SMARThealth, maka ketika sudah longgar dan bisa bersilaturahmi dengan handai tolan rasanya bersemangat lagi. “Kebersamaan itu indah saat dijalani dan indah saat kenangannya diingat.” Penulis Jepang, Haruki Murakami, bilang “Kenangan menghangatkanmu dari dalam” (Memories warm you up from the inside). *** [031122]


logoblog

Thanks for reading Pas Ngedrop, Dua Teman Bertandang Diam di Kepanjen

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog