Suasana hangat menyelimuti kunjungan Studi Tiru Kader Lingkungan Desa Krebet ke Rumah Inspiratif Bank Sampah “Eltari M-230” yang dilakukan oleh rombongan kader dan sejumlah perangkat Desa Krebet pada Selasa (03/06) lalu.
Di bawah langit yang cerah, langkah kami terhenti sejenak di halaman rumah Efrida Hartini, A.Md., Ketua Bank Sampah Eltari M-230. Di sana, di sebuah lahan kecil yang ditata rapi dan asri bernama Asman TOGA Confrey, beliau menunjukkan kepada rombongan sebuah tanaman yang tak biasa namun sarat khasiat, yaitu purwoceng.
Tanaman ini tumbuh merunduk membentuk roset, dengan daun majemuk menyirip ganjil yang tersusun berhadapan. Akar tunggangnya membesar menyerupai umbi, dan bunganya tersusun dalam rangkaian payung kecil yang memikat. Bukan sekadar tanaman biasa, purwoceng memiliki sejarah panjang sebagai tanaman herbal yang dipercaya mampu meningkatkan vitalitas hingga dijuluki sebagai “Viagra van Java”.
Dengan semangat berbagi pengetahuan, Efrida menjelaskan bahwa purwoceng telah lama dimanfaatkan sebagai obat lemah syahwat. Sampai saat ini masyarakat memanfaatkan akar purwoceng sebagai afrodisiak, tonik, dan diuretik berdasarkan pengalaman empiris dari raja-raja Jawa kuno yang telah lama menggunakannya sebagai obat kuat [
1Kanedi, M., ., S., Busman, H., Nurcahyani, N., & Nurkhasanah, W. (2017). Root Extract of Purwoceng (Pimpinella pruatjan) Enhances Aggressiveness, but Not Libido, in Male Mice. Annual Research & Review in Biology, 20(2), 1–6. https://doi.org/10.9734/ARRB/2017/36975
].![]() |
| Tanaman purwoceng (Pimpinella pruatjan) di Rumah Inspiratif Bank Sampah Eltari M-230 di Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang |
Namanya sendiri berasal dari gabungan kata “purwo” (awal atau mula) dan “ceng” (kenceng atau kencang), yang dalam istilah lokal bisa diartikan “mulai kencang” atau “iso ngadek” - sebuah ungkapan yang tak asing dalam konteks kekuatan pria.
Kini, tanaman langka ini dirawat dengan penuh cinta di sudut inspiratif Kota Malang, menjadi bagian dari upaya pelestarian tanaman obat keluarga. Selain purwoceng, Asman TOGA Confrey juga membudidayakan berbagai tanaman herbal lain, menjadikannya sebagai laboratorium hidup bagi siapa saja yang ingin belajar dari kearifan lokal yang menyatu dengan alam.
Tanaman purwoceng memiliki nama ilmiah Pimpinella pruatjan Molk. Nama genus Pimpinella berasal dari bahasa Latin, kemungkinan berasal dari "bipinella" yang berarti "bersayap dua", mengacu pada bentuk daunnya, atau dari "piper" yang berarti "lada", karena rasa beberapa spesiesnya.
Istilah ini pertama kali digunakan pada abad ke-14 oleh Mattheus Sylvaticus (1280-1342), seorang penulis medis dan ahli botani Italia, dalam ensiklopedia medisnya. Namun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa kata Pimpinella diduga berasal dari kata “bipinula”, yang berarti “berbulu ganda” karena bentuk daunnya [
2Italpepe. (n.d.). Pimpinella. Italpepe. Retrieved July 26, 2025, from https://italpepe.com/en/product/pimpinella/#:~:text=The%20name%20of%20Pimpinella%20Saxifraga,herb%20is%20used%20to%20grow
].![]() |
| Bunga purwoceng (Pimpinella pruatjan) |
Sedangkan, julukan khusus pruatjan ini kurang jelas dari segi etimologinya. Tampaknya ini adalah nama atau istilah lokal Indonesia, mungkin terkait dengan penggunaan atau karakteristik tradisional tanaman tersebut.
Nama ilmiah Pimpinella pruatjan diperkenalkan oleh botanis Belanda Julianus Hendrik Molkenboer (1816-1854) pada tahun 1851, dan dipublikasikan dalam Plantae Junghuhnianae: Enumeratio Plantarum, Quas, In Insulis Java et Sumatra (p. 1), atau Pl. Jungh. [Miquel] 1: 97 (1851).
Selain bersinonim dengan Pimpinella alpine, Pimpinella pruatjan mempunyai nama-nama umum (common names): purwoceng, purwaceng, suripandak abang, gebangan depok, antanan gunung (Indonesia).
Tanaman purwoceng (Pimpinella pruatjan) termasuk dalam famili Apiaceae (suku adas-adasan), dan spesies ini mrupakan tanaman asli dari Pulau Jawa (Indonesia). Dalam publikasinya, Molkenboer menjelaskan bahwa habitan purwoceng berada di dataran berumput Gunung Dieng danlereng barat Gunung Ungaran (Jawa Tengah) dan di lembah Widodaren di Gunung Arjuno (Jawa Timur) [
3Junghuhn, Franz Wilhelm, & Miquel, Friedrich Anton Wilhelm. (1853). Plantae Junghuhnianae: Enumeratio Plantarum, Quas, In Insulis Java et Sumatra (p. 1). Lugduni-Batavorum & Parisiis: A.W. Sythoff & J.B. Baillière. https://www.biodiversitylibrary.org/page/612326
].![]() |
| Daun purwoceng (Pimpinella pruatjan) |
Pimpinella pruatjan (purwoceng) adalah tanaman aromatik tahunan yang menghasilkan gugusan batang yang menanjak atau menyebar hingga sepanjang 50 cm dari akar yang tebal hingga sepanjang 15 cm. Batang yang menyebar dapat membentuk akar baru di ruas daun [
4Tropical Plants Database, Ken Fern. tropical.theferns.info. 2025-06-05.
].Daun purwoceng berbentuk seperti jantung, bersifat majemuk dan tidak memiliki anak daun penumpu dengan panjang kurang lebih 3 cm dan lebar 2,5 cm. Tepi daun bergerigi dengan ujung daun tumpul, serta pangkal. Panjang tangkai daun kurang lebih 5 cm berwarna kecoklatan. Pertulangan daun menyirip dan berwarna coklat kehijauan. Tangkai silindris dengan panjang kurang lebih 2 cm [
5Fathonah, D. (2008). Pengaruh IAA dan GA3 Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Saponin Tanaman Purwaceng (Pimpinella alpine, Molk), Tesis, Universitas Sebelas Maret Surakarta
].Dalam pengobatan tradisional Indonesia, spesies endemik ini dikenal sebagai obat herbal yang memiliki khasiat afrodisiak. Khasiat afrodisiak yang selama ini diyakini secara empiris oleh masyarakat mampu meningkatkan atau mengembalikan potensi seksual pria [
6Rostiana, O. (2014). Pruatjan (Pimpinella pruatjan Molk.): The rooted herbal medicine of Indonesia for aphrodisiac properties. In Natural Products Chemistry & Research (Vol. 2, Issue 5, p. 230). IOMC World. https://www.iomcworld.com/conference-abstracts-files/2329-6836.S1.005-099.pdf
]. Rebusan akarnya purwoceng berguna untuk mengatasi disfungsi ereksi [7BHAGAWAN, W. S., EKASARI, W., & AGIL, M. (2023). Ethnopharmacology of medicinal plants used by the Tenggerese community in Bromo Tengger Semeru National Park, Indonesia. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 24(10). https://doi.org/10.13057/biodiv/d241028
].Sementara itu, Hartanti dan Budipramana dalam Traditional antidiabetic plants from Indonesia (2020) [
8Hartianti, D., & Budipramana, K. (2020). Traditional antidiabetic plants from Indonesia. Ethnobotany Research and Applications, 19. https://doi.org/10.32859/era.19.34.1-24
] melaporkan bahwa seluruh bagian tanaman ini juga digunakan secara tradisional untuk mengobati diabetes mellitus di Indonesia. *** [260725]




Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh .....
BalasHapusAlhamdulillaah ......
Mmmuuuaaannntttaaappp pisan euy .......