Minggu, Agustus 03, 2025

Dracaena trifasciata 'Moonshine', Tanaman Lidah Mertua Berdaun Polos Hijau Keperakan

  Budiarto Eko Kusumo       Minggu, Agustus 03, 2025
Di tengah koleksi tanaman hias yang tertata apik di halaman Swara Alam Cafe Kepanjen, satu spesimen mengundang mata pengunjung untuk melihatnya, yaitu tanaman lidah mertua ‘Moonshine’. Berbeda dari lidah mertua pada umumnya yang berpola belang, varietas 'Moonshine' ini justru tampil anggun dengan daun polos berwarna hijau pucat yang memantulkan cahaya seperti satin. 
Keindahannya makin lengkap saat tanaman ini tengah berbunga - kelopak mungil berwarna putih kekuningan muncul dari sela-sela daunnya yang panjang dan menyerupai pedang, dengan bagian tengah daun yang mblenduk, memberikan dimensi unik dan eksotis. Tak heran jika para pengunjung yang lewat kerap berhenti sejenak, terpesona oleh pesonanya yang tenang namun mencolok.
Tanaman lidah mertua seperti itu memiliki nama ilmiah Dracaena trifasciata (Prain) Mabb namun yang berjenis ‘Moonshine’. Nama genus Dracaena berasal dari bahasa Yunani Kuno drakàina (δράκαινα) yang merupakan bentuk feminin dari naga atau “naga betina”. Banyak yang menyamakan batang merah Dracaena dengan warna darah naga [
1Ambius. (n.d.). All about the dracaena plant. Ambius. Retrieved August 03, 2025, from https://www.ambius.com/resources/blog/plant-profile/the-origins-of-dracaena-plant
].

Bunga lidah mertua 'Moonshine' (Dracaena trifasciata ‘Moonshine’)

Sedangkan, julukan khusus trifasciata berasal dari bahasa Latin dari gabungan kata “tri” (tiga) dan “fasciatus” (berpita tau ditandai dengan pita), mengacu pada tumbuhan yang memiliki tiga pita atau garis yang berbeda pada daunnya [
2World of Succulents. (n.d.). Browsing: trifasciata. World of Succulents. Retrieved August 03, 2025, from https://worldofsucculents.com/epithets/trifasciata/
].
Spesies tanaman ini mula-mula diperkenalkan oleh botanis Inggris David Prain (1857-1944) pada tahun 1903 sebagai Sansevieria trifasciata, dan dipublikasikan dalam Bengal Plants: a list of the phanerogams, ferns and fern-allies indigenous to, or commonly cultivated in, the Lower provinces and Chittagong, with definitions of the natural orders and genera, and keys to the genera and species. (Vol. 2), atau Bengal Pl. 2: 1054 (1903).
Kemudian pada tahun 2017, spesies Sansevieria trifasciata diklasifikasikan ulang oleh botanis  Inggris David John Mabberley (1948-) ke dalam genus Dracaena menjadi Dracaena trifasciata, dan dipublikasikan dalam Mabberley’s Plant-Book. In Mabberley’s Plant-book: A Portable Dictionary of Plants, their Classification and Uses, atau Mabberley's Pl.-Book 1101 (2017).
Selain nama binomial, Dracaena trifasciata mempunyai nama-nama umum (common names): mother-in-law's tongue, snake plant, viper's bowstring hemp (Inggris); svigermorstunge (Norwegia); svärmorstunga, svärmors tunga (Swedia); isoanopinkieli (Finlandia); Bajonettpflanze, Bogen-Hanf (Jerman); vrouwentong (Belanda); chanvre d'Afrique, couteaux, langue de belle-mère, langue du diable (Prancis); espadas-de-são-jorge, lingua-de-sogra (Portugis); skoonma-se-tong (Afrika); pasa kilici (Turki); maha-niyanda (Sinhala); waan hang suea, waam chakhe, lin naakkharaat (Thailand); lidah jin, lidah biawak (Malaysia); lidah mertua, sanseviera (Indonesia); tigre (Tagalog); h[ood] v[ix], l[uw][owx]i c[oj]p s[oj]c, ho vi mep la vang (Vietnam); qian sui lan, hu wei lan (China); atsubachitoseran, sanseberia, sanseberia torifashiata (Jepang).

Daun lidah mertua 'Moonshine' (Dracaena trifasciata ‘Moonshine’)

Lidah mertua ‘Moonshine’ (Dracaena trifasciata ‘Moonshine’) termasuk dalam famili Asparagaceae (suku asparagus-asparagusan), dan daerah asal spesies ini adalah Nigeria Selatan hingga Afrika Tropis Tengah Barat, Tanzania. Ia gemar tumbuh di bioma beriklim tropis kering.
Dracaena trifasciata ‘Moonshine’ (lidah mertua ‘Moonshine’) memiliki kebiasaan membentuk akar rimpang. Daunnya berwarna hijau keperakan, panjang, menggelembung di tengah. Bunganya berwarna putih kekuningan. Tanaman ini dan merupakan pilihan populer untuk tanaman hias karena perawatannya yang mudah dan kemampuannya untuk mentolerir berbagai kondisi cahaya.
Lidah mertua ‘Moonshine’ (Dracaena trifasciata ‘Moonshine’) dikenal karena kemampuannya menyerap polutan baik di dalam maupun di luar ruangan, berfungsi sebagai pembersih udara, dan secara efektif menyerap gas-gas berbahaya termasuk formaldehida, xilena, dan senyawa organik volatil total. 
Timbuhan ini menunjukkan kemampuan untuk mengakumulasi logam berat dan dapat meningkatkan kualitas udara dalam ruangan dan sangat efektif dalam mengurangi radiasi komputer yang ada di dalam rumah.

Tanaman lidah mertua 'Moonshine' (Dracaena trifasciata ‘Moonshine’)

Selain itu, ungkap Dewatisari & To’bungan (2024) [
3Dewatisari, W. F., & To’bungan, N. (2024). Review: Phytochemistry and ethnopharmacology of Dracaena trifasciata. Nusantara Bioscience, 16(2). https://doi.org/10.13057/nusbiosci/n160203
], Dracaena trifasciata juga telah digunakan sebagai obat tradisional di berbagai komunitas di Asia dan Afrika dengan mengonsumsi sari atau rebusan daunnya untuk mengobati gonore, sakit telinga, sakit gigi, radang saluran pernapasan, flu, diare, batuk, wasir, dan influenza. 
Getah daun tanaman ini digunakan secara eksternal untuk mengobati memar, keseleo, luka, abses, koreng, gatal, dan penyakit telinga, selain juga digunakan sebagai antibiotik alami, tonik rambut, dan pereda nyeri. 
Di Afrika, lateks dari tanaman ini dapat digunakan sebagai pengusir ular dan serangga. Agen antibakteri juga berasal dari Dracaena trifasciata. Di negara-negara tropis, Dracaena trifasciata digunakan untuk mengobati penyakit inflamasi dan dijual di pasaran sebagai minyak mentah untuk mengobati gigitan ular, sakit telinga, bengkak, bisul, dan demam. *** [030825]


logoblog

Thanks for reading Dracaena trifasciata 'Moonshine', Tanaman Lidah Mertua Berdaun Polos Hijau Keperakan

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog