“Penerbitan buku di iTunes tidak mudah karena harus melalui dewan redaksi yang ketat. Dewan tersebut menyeleksi apakah isi sebuah buku menarik dan asli,” kata Kepala Sekolah Sinarmas World Academy tempat Keily belajar, John McBryde, di Jakarta, Jumat (11/5).
Buku tersebut diterbitkan secara online oleh produsen komputer Apple dan didistribusikan di 32 toko iTunes seluruh dunia pada 28 April 2012. Buku tersebut sekarang bertengger di ranking 200 Top Rated untuk kategori buku gratis di Amerika Serikat dan Australia.
Buku Chen-Chen Goes to Space bercerita tentang seorang kelinci yang ingin menjadi astronot. Buku ini ditulis Keily dalam dua bahasa yaitu, Mandarin dan Inggris serta dilengkapi dengan gambar ilustrasi yang dibuat oleh Keily sendiri.
Keily sendiri, dengan bahasa Inggris yang lancar, menuturkan kepada wartawan bahwa buku ciptaannya ia tulis sebagai hadiah kepada adiknya yang baru lahir. Karakter kelinci dia pilih karena shio adiknya dilambangkan oleh binatang itu.
“Saya senang karena buku ini mendapat banyak komentar bagus. Salah satunya seorang ibu di Amerika yang mengatakan bahwa dia mengunduh Chen-Chen Goes to Space untuk dibacakan kepada anaknya, ibu tersebut juga merekomendasikan buku ini,” kata Keily.
Pada mulanya Apple menolak buku Keily karena berbahasa Mandarin. Keily, atas saran dari gurunya, kemudian menambahkan bahasa Inggris.
McBryde mengatakan bahwa penulis kecil seperti Keily bisa menerbitkan buku karena teknologi internet yang semakin maju dan merevolusi cara orang menulis dan membagi informasi.
“Dulu, hanya orang dewasa yang dapat menerbitkan buku karena proses penerbitan yang begitu rumit, namun sekarang dengan bantuan teknologi, anak-anak seperti Keily juga bisa menulis buku,” kata dia.
McBryde, mengatakan bahwa sekolah-sekolah tidak perlu takut untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam pendidikan yang diajarkan kepada anak.
“Keily mendemonstrasikan kemampuan analisis, daya imajinasi, dan pemikiran kritis dalam buku ini, meskipun dia belajar di sekolah yang sangat terintegrasi dengan teknologi,” kata dia.
Oleh karena itu, McBryde menyarankan agar sekolah-sekolah di Indonesia untuk mengajarkan penggunan teknologi internet pada para siswanya, agar budaya menulis di kalangan anak muda dapat tumbuh berkembang. (Antara)
*) JOGLOSEMAR Edisi Sabtu, 12 Mei 2012 hal. 20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar