Permintaan buah mangga di Indonesia terus meningkat sebagai akibat dari peningkatan pendapatan, pertumbuhan penduduk perkotaan yang tinggi, dan perkembangan ritel modern. Pertumbuhan rantai ritel modern di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir telah menarik minat beberapa pakar dan praktisi pembangunan karena diharapkan dapat memberikan peluang lebih besar untuk menghubungkan petani kecil dengan rantai pasar global bernilai tinggi.
Sistem rantai nilai domestik untuk tanaman mangga di Indonesia sedang mengalami transformasi yang cepat. Survey Access Market Assets Mango (AMA Mango) dilaksanakan oleh Indonesian Center for Agricultural Socio-Economic and Policy Studies (ICASEPS) atau Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) yang berkolaborasi dengan Michigan State University, USA, pada tahun 2011.
Trainer dalam pelatihan AMA Mango di Surabaya (Foto: 14/07/2011) |
Tujuan survey ini adalah untuk menggali informasi yang berkaitan dengan rantai pasok mangga dengan menelaah hubungan segitiga antara partisipasi petani dalam memodernisasi pasar, munculnya penggunaan jasa alih daya oleh sprayer-trader serta intensifikasi teknologi.
Keikutsertaan saya dalam survey ini sangat mendadak. Pada waktu itu, teman yang sama-sama pernah berkarya di SurveyMETER, Himawan Setiajid, menelpon saya yang mengatakan bahwa dalam survey ini masih kurang satu personil.
Karena hubungan pertemanan yang sudah lama, akhirnya saya bersedia membantunya untuk mengisinya. Dalam survey ini saya mendapat tugas sebagai Field Supervisor dengan wilayah pencacahan (wilcah) Probolinggo dan Pasuruan.
Restoran Selera Selebritis Ayam Bakar Primarasa di Manyar, Kertoarjo, Surabaya (Foto: 14/07/2011) |
Saya berangkat dari Kota Solo dengan naik bus MIRA menuju ke Surabaya pada hari Rabu (13/07/2011) pagi dalam rangka akan mengikuti training petugas lapangan. Sampai di Terminal Bungurasih Sidoarjo lepas Ashar, dan langsung naik bus kota yang mengarah ke Kota Surabaya. Turun pas di depan Wisma Dewi Sri, tempat menginap para petugas lapangan yang akan mengikuti pelatihan.
Lokasi wisma ini dekat dengan Perum Bulog Divisi Regional Jawa Timur, dan berjarak sekitar 180 meter dari tempat untuk pelatihan esok harinya, yaitu Gedung Pertemuan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur yang beralamatkan di Jalan Ahmad Yani No. 152 Kelurahan Gayungan, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Wawancara dengan aparat desa Brumbungan Lor, Gending, Probolinggo (Foto: 19/07/2011) |
Peserta training ada 9 orang, yaitu saya, Cirama Buari, Deny Ismayanti, Dresta Wijanarko, Eko Febriyanto Hidayat, Fandy Ahmad, Guruh Kartika Wijaya, Hesti Arisanti, dan Zainul Aminin. Sementara, trainernya ada orang dari PSEKP, yaitu Ir. Arief Iswariyadi, M.Sc., Ph.D., Helena Juliani Purba, S.P., M.Si., dan Mohamad Maulana, S.P.
Training diadakan selama dua hari, yaitu dari tanggal 14 hingga 15 Juli 2011. Usai pelatihan hari pertama, malamnya semua personil petugas lapangan diajak oleh trainer makan malam di Ayam Bakar Primarasa, Restoran Selera Selebritis, yang berada di Jalan Manyar Kertoarjo No. 68-70 Kelurahan Manyar Sabrangan, Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya.
Usai wawancara di Sumberkerang, berpose bersama perangkat desa dan fosil kerang (Foto: 22/07/2011) |
Training hari kedua dilaksanakan dari pagi hingga sore, sama persis pada hari pertama. Malamnya digunakan untuk packing logistik lapangan, seperti kuesioner dan ATK. Esok harinya, seluruh personil berangkat menuju ke Kabupaten Probolinggo dengan mobil rental Isuzu 2.8 Turbo Softride warna silver metalik.
Saya dan dua enumerator, yaitu Hesti Santi dan Fandy Ahmad mendapat wilcah di Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Kedatangan kami disambut dengan baik oleh Kepala Desa (Kades) Jatiadi dan PPL. Basecamp kami di rumah Kades Jatiadi.
Wawancara dengan petani mangga di kebunnya di Wonokerto, Sukorejo (Foto: 26/07/2011) |
Dari basecamp itu, kami mengerjakan empat desa yang berada di wilayah adminstratif Kecamatan Gending, yaitu Jatiadi, Brumbungan Lor, Sebaung, dan Sumber Kerang. Kami merampungkan pengumpulan data (data collecting) di empat desa itu selama seminggu, dari tanggal 17 hingga 24 Juli 2011.
Senin (25/07/2011) pagi, kami moving ke Kabupaten Pasuruan memakai mobil rental milik Kades Jatiadi. Tiba di Kabupaten Pasuruan pada pukul 12.00 WIB. Basecamp kami berada di rumah Kepala Desa Wonokerto, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan.
Wawancara dengan pengepul mangga di Sukorejo, Pasuruan (Foto: 29/07/2011) |
Ketika tiba, kami terus berkomunikasi dengan Ketua Gapoktan Rohmatullah dan PPL Ari Permadi. Sama seperti di Probolinggo, saya selalu bekerja sama dengan local partner untuk mengenal spasial wilcah di Pasuruan.
Di Kabupaten Pasuruan ini, kami mendapatkan wilcah di Kecamatan Sukorejo yang terdiri atas empat desa, yaitu Wonokerto, Kenduruan, Sukorame, dan Curahrejo. Untuk mencari responden sprayer-trader memerlukan waktu yang lumayan lama, karena selain mobilitas mereka juga lokasi rumahnya berjauhan dari desa.
Nemui responden di dangau kebunnya di Wonokerto, Sukorejo (Foto: 30/07/2011) |
Kami melakukan pengumpulan data di Kecamatan Sukorejo selama lima hari, dari tanggal 25 sampai dengan tanggal 30 Juli 2011. Esok harinya kedua enumerator kembali ke Surabaya duluan bersama Tim satunya yang berada di Sukorejo. Sementara, saya masih menyelesaikan tracking responden di Banjar Kota, Banjar Kejen, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan.
Saya pulang menuju Surabaya pada tanggal 1 Agustus 2011 setelah dijemput oleh Dresta Wijanarko dari Tim yang satunya lagi. Dijemput pada saat sedang salah Tarawih di masjid depan Kades Wonokerto.
Usai tracking di Banjar Kejen mampir ke rumah PPL Sukorejo (Foto: 31/07/2011) |
Di Surabaya, saya tinggal di kos rumah teman yang dulu sama-sama berkarya di SurveyMETER terus kemudian pindah ke Regional Economic Development Institute (REDI), Wawan Setiawan. Saya numpang di kos teman hingga tanggal 25 Agustus 2011 untuk menunggu kedua enumerator merampungkan editing dan entry data.
Setelah selesai, semua berkas saya kirim ke Kantor PSEKP di Bogor, dan saya juga terus pulang menuju ke Solo dengan naik bus MIRA lagi. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar