Exemplary persons would feel shame if their words were better than their deeds -Confucius (Ilustrasi image: Photo via Unsplash By Daniels Joffe) |
Dua hari ini, kita disuguhi berita yang bisa bikin kita mengelus dada. Banyak media sosial di tanah air lagi menurunkan berita mengenai penangkapan operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK terhadap Bupati Bogor.
Berita itu menjadi trending topic, dan ada dua media sosial yang membuat judul cukup menggelitik. Misalnya di Kompas.com terbitan Rabu (27/04/2022) pukul 13:13 WIB tertulis “OTT Bupati Bogor Ade Yasin, Senin Larang ASN Terima Gratifikasi, Rabu Ditangkap KPK” dan Detik.com edisi Rabu (27/04/2022) pukul 20:11 WIB menyebutkan “Ironi Bupati Bogor Kena OTT KPK Usai Larang ASN Terima Gratifikasi.”
OTT ini tentunya bukan hanya masalah hukum saja, tetapi ada hal yang membuat kita geleng-geleng kepala. Pasalnya yang tertangkap itu adalah seorang Bupati yang diberi amanah oleh masyarakat, dan sekaligus mantan seorang pengacara yang notabene mengerti masalah hukum.
Jauh sebelum Nusantara berdiri sebuah kerajaan Kutai, Konfusius (551-479 SM) telah berujar “Orang bijak akan merasa malu jika kata-katanya lebih baik daripada tindakannya” (Exemplary persons would feel shame if their words were better than their deeds).
Konfusius adalah salah satu filsuf kuno terbesar dan bisa dibilang pemikir paling berpengaruh dalam sejarah Tiongkok. Dia hidup lebih dari 500 tahun sebelum Nabi Isa ‘alaihissalam lahir. Kutipan (quote) tersebut diambil dari The Analects of Confucius yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Roger T. Ames dan Henry Rosemont, Jr [
1Ames. R. T., & Rosemont, H. (1998). (Trans.) The Analects of Confucius: A philosophical translation. New York: Ballantine Books
].Kutipan Konfusius itu menekankan pentingnya tindakan daripada kata-kata. Semuanya sangat baik mengatakan bahwa Anda adalah orang yang baik, tetapi Anda harus mewujudkan kebaikan itu dalam setiap tindakannya. Tindakan harus klop dengan ucapannya, terlebih bagi seorang public figure, seorang sosok yang menjadi panutan masyarakat.
Terkait dengan kasus OTT, menurut kutipan tersebut, perbuatan Bupati Bogor itu sangatlah disesalkan. Perbuatannya akan membuat malu bagi dirinya yang menjadi seorang yang mendapat amanah saat ini. Apalagi sebelumnya, ia telah mewanti-wanti kepada ASN di jajarannya untuk melarang menerima gratifikasi dari siapa pun. Intinya ia menganjurkan kebaikan setiap dalam ucapannya kepada bawahannya, tapi ia malah mempertontonkan kebalikan dari ucapannya sendiri, dan kejadiannya pun bertepatan di bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan maghfirah.
Tidak disangsikan lagi bahwa adanya perbedaan antara kata dan realita adalah salah satu hal yang sangat berbahaya. Antara kata dan perbuatan yang berselisih diabadikan dalam QS. As-Shaff: 2-3 dan QS. Al-Baqarah: 44. Kemudian banyak juga hadis yang membahas perbuatan tersebut, yang terus diikuti oleh “orang bijak” lainnya.
Jundud bin Abdilah Al-Bajali mengatakan. “gambaran yang tepat untuk orang yang menasihati orang lain namun melupakan dirinya sendiri adalah laksana lilin yang membakar dirinya sendiri untuk menerangi sekelilingnya.” (Jami’ Bayan Ilmi wa Fadhlih, 1/195).
Dalam konteks ini, kutipan “Orang bijak akan merasa malu jika kata-katanya lebih baik daripada tindakannya” mengingatkan kepada kita tentang pentingnya keselarasan kata dengan perbuatan, siapa pun itu orangnya. Entah itu orang awam, hartawan, ilmuwan, agamawan maupun negarawan. Terlebih bagi orang yang dianggap bijak sebagai teladan bagi masyarakat luas, kutipan ini harus meresap di dalam sanubarinya. *** [280422]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar