Sabtu, September 02, 2023

Basilicum polystachyon, Tanaman Sangket Dengan Banyak Bulir di Ketiak Daun

  Budiarto Eko Kusumo       Sabtu, September 02, 2023
Tanaman sangket mudah hidup. Habitatnya terutama di daerah yang sering tergenang air, seperti di sepanjang kanal, sungai, padang rumput yang basah maupun di daerah pemukiman. Saya melihat tanaman ini tumbuh subur  di selokan depan Sekretariat SMARThealth, Kepanjen.
Sepintas tanaman ini mirip dengan tanaman kemangi (Ocimum basilicum), namun setelah dilihat dengan seksama ternyata berbeda. Batang tanaman sangket lebih basah dan bunganya dengan ditopang paku terminal muncul dari setiap ketiak daunnya.
Tanaman sangket memiliki nama ilmiah Basilicum polystachyon (L.) Moench dalam dunia botani, yang bersinonim dengan Moschosma polystachyon (L.) Benth. Nama genus Basilicum berasal dari bahasa Latin “basilicus” atau dari bahasa Yunani “basilikos” yang berarti “pangeran” atau “kerajaan”. Ini mengacu pada kualitas penyembuhan “sweet basil” (kemangi manis) atau Ocimum [
1https://casabio.org/taxa/basilicum-polystachyon
].

Tanaman sangket (Basilicum polystachyon) tumbuh di selokan, Desa Dilem, Kepanjen

Sedangkan, nama spesiesnya, polystachyon, berasal dari bahasa Yunani kuno “stákhus” yang berarti bulir [
2Merriam-Webster. (n.d.). Polystachyous. In Merriam-Webster.com dictionary. Retrieved August 27, 2023, from https://www.merriam-webster.com/dictionary/polystachyous
] atau “telinga gandum” [
3https://en.wiktionary.org/wiki/polystachyon
]. Pengertian ini mengacu kepada banyaknya “stákhus” yang muncul di setiap ketiak daunnya.
Tanaman sangket (Basilicum polystachyon) mula-mula dianggap sebagai Ocimum polystachyon oleh Carolus Linnaeus (1707-1778), seorang ahli botani Swedia, dalam deskripsinya pada tahun 1771 di Mantissa plantarum: Generum editionis VI. et Specierum editionis II (Mant. Pl. 2: 567 (1771) [
4https://www.ipni.org/n/453071-1
].
Kemudian pada tahun 1802, spesies Ocimum polystachyon dari Linnaeus direvisi dan direklasifikasi menjadi Basilicum polystachyon oleh Conrad Moench (1744-1805), seorang ahli botani Jerman, dalam penjelasannya di Supplementum ad Methodum Plantas: a staminum situ describendi  atau Suppl. Meth.: 143 (1802) [
5https://apps.lucidcentral.org/rainforest/text/entities/basilicum_polystachyon.htm
].

Bunga sangket (Basilicum polystachyon) berbentuk bulir dalam tangkai paku terminal

Spesies Basilicum polystachyon mempunyai nama umum (common names atau vernacular names) di sejumlah negara atau daerah. Musk basil (Inggris), basilic musqué (Prancis), xiao guan xun (China), é giả, é sạ, mộc ma (Vietnam), tapua jatten (Malaysia), dan pansi-pansi, bauing, lodokong (Filipina).
Sementara itu, di Indonesia, orang Jawa menamainya dengan sangket atau sangketan. Orang Sunda menyebutnya dengan surawung gunung.
Tanaman sangket (musk basil) merupakan tumbuhan herba tahunan yang tegak, bercabang dengan batang berbentuk segi empat. Daun sederhana berbentuk lonjong, bergerigi tidak beraturan. Bunga kecil berwarna putih tersusun di ketiak daun dan paku terminal.

Penampakan tumbuhan sangket (Basilicum polystachyon) secara utuh

Kendati tanaman sangket umumnya tumbuh liar (gulma), namun dalam literatur juga dikenal sebagai tanaman yang memiliki khasiat obat dari spesies famili Lamiaceae dalam pengobatan tradisional [
6Das, S., Sultana, K. W., & Chandra, I. (2023). In vitro propagation, phytochemistry and pharmacology properties of Basilicum polystachyon (L.) Moench (Lamiaceae): A short review. South African Journal of Botany, 155, 178-186.
]. Di Jawa, daun yang dihaluskan digunakan sebagai obat penenang, dan meredakan nyeri keseleo dan anggota badan [
7http://www.stuartxchange.org/Loktokong.html
]. Ramuannya digunakan untuk epilepsi, jantung berdebar, neuralgia, sakit kepala saraf, kegelisahan setelah melahirkan, rematik dan kejang [
8Wardani, Marfu’ah. Basilicum polystachyon (PROSEA). Retrieved from https://uses.plantnet-project.org/en/Basilicum_polystachyon_(PROSEA)
]. Di Trenggalek, daun yang dihaluskan dioleskan ke tubuh bermanfaat untuk menurunkan demam [
9AGUSTINA, N., HUTAURUK, T. J. W., SULISTYANINGRUM, N., YUDHANTO, S. M., LIZA, N., KUSUMANINGRUM, L., ... & SETYAWAN, A. D. (2022). Diversity of the medicinal plant in homegarden of local communities in the coastal area of Prigi Bay, Trenggalek, East Java, Indonesia. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 23(12).
].
Di Brasil, masyarakat Goianápolis, Negara Bagian Goiás menggunakan daun alfavaca (sebutan lokal untuk Basilicum polystachyon di sana) untuk mengobati flu dan batuk. Air rebusan daunnya diminum 3 kali sehari. Jangan diminum terlalu panas dan jangan sampai dingin [
10Soares, Nayane Peixoto; Neves, Alessandro Camilo; Abreu, Tainá de; Pfrimer, Gabriel de Abreu; Nishijo, Hisao; Aversi-Ferreira, Tales Alexandre Medicinal plants used by the population of Goianápolis, Goiás State, Brazil Acta Scientiarum. Biological Sciences, vol. 35, núm. 2, abril-junio, 2013, pp. 263-271 Universidade Estadual de Maringá .png, Brasil. Available in https://www.redalyc.org/pdf/1871/Resumenes/Abstract_187126298016_2.pdf
].
Lalu, dalam Survey of medicina plants used in the region Notheast of Brazil, Maria de Fátima Agra et. al (2008) [
11Agra, M., Silva, K., Basilio, I., et al. (2008) Survey of medicinal plants used in the region Northeast of Brazil. Brazilian Journal of Pharmacognosy, 18. < Agra, M., Silva, K., Basilio, I., et al. (2008) Survey of medicinal plants used in the region Northeast of Brazil. Brazilian Journal of Pharmacognosy, 18.>
] menyebutkan bahwa rebusan atau infus daun alfavaca (Basilicum polystachyon) digunakan untuk melawan kolesterol dan hipertensi. *** [020923]


logoblog

Thanks for reading Basilicum polystachyon, Tanaman Sangket Dengan Banyak Bulir di Ketiak Daun

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog