Di bawah rindangnya pohon pisang di kebun milik tetangga Toko Azzam Aki yang berada di Jalan Bima, Dusun Tulusayu RT 03 RW 01 Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, tumbuh berbagai tanaman liar.
Di antara semak-semak itu, tampak satu tanaman menjalar. Daunnya menjari seperti pare, menjuntai panjang dengan urat-urat halus yang tegas. Bunganya mungil, berbentuk terompet, dan berwarna lavender pucat, mengingatkan pada bunga kangkung (Ipomoea aquatica).
Itulah tanaman sri pagi. Menyusup di sela batang pohon, merambat tenang namun pasti, sri pagi menjelma jadi penghias liar yang nyaris tak terjamah, menyimpan keindahan di antara bayang-bayang ketidaksengajaan.
![]() |
| Bunga sri pagi (Ipomoea cairica) yang sedang mekar |
Tanaman sri pagi memiliki nama ilmiah Ipomoea cairica (L.) Sweet. Nama genus Ipomoea berasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata “ips” (cacing) dan “hómoios” (mirip), dengan kemungkinan merujuk pada batang yang banyak mengandung air [
1Puccio, P. (n.d.). Ipomoea horsfalliae (M. Beltramini, Ed.). Monaco Nature Encyclopedia: Discover the Biodiversity. Retrieved July 30, 2025, from https://www.monaconatureencyclopedia.com/ipomoea-horsfalliae/?lang=en
].Sedangkan, julukan khusus cairica berasal dari bahasa Latin “cairicus”, yang berarti dari atau dari Kairo, Mesir [
2Friends of Queens Park Bushland (FQPB). (n.d.). Ipomoea cairica. Friends of Queens Park Bushland (FQPB). Retrieved July 31, 2025, from https://www.friendsofqueensparkbushland.org.au/wildlife/ipomoea-cairica/
]. Ini merujuk pada kota Kairo, Mesir, tempat tanaman ini pertama kali dikoleksi. Nama tersebut diberikan karena diyakini berasal dari wilayah tersebut.Spesies tanaman ini mula-mula diperkenalkan oleh botanis Swedia Carolus Linnaeus (1707-1778) pada tahun 1759 sebagai Convolvulus cairicus, dan dipublikasikan dalam Systema Naturae Per Regna Tria Naturae, Secundum Classes, Ordines, Genera, Species, Cum Characteribus, Differentiis, Synonymis, Locis (Tomus II), atau Syst. Nat., ed. 10. 2: 922 (1759).
![]() |
| Pucuk sri pagi (Ipomoea cairica) yang juga berperan sebagai sulur untuk mencari pijakan merambat di tanaman lain |
Kemudian pada tahun 1826, botanis Inggris Robert Sweet (1783-1835) merevisi dan mengklasifikasikan Convolvulus cairicus ke dalam genus Ipomoea menjadi Ipomoea cairica, dan dipublikasikan dalam Sweet’s Hortus Britannicus: or A Catalogue of Plants Cultivated in the Gardens of Great Britain, Arranged in Natural Orders: with the Addition of the Linnean Classes and Orders to which which they belong, Reference to the Books where they are described, their Native Places of Growth, when introduced, Time of Fkiwering, Duration, & Reference to Figures; with numerous Synonyms. (Part II), atau Sweet, Hort. Brit. [Sweet] 287 (1826).
Selain nama binomial, Ipomoea cairica mempunyai nama-nama umum (common names): five-fingered morning glory, five-leaf morning glory, mile-a-minute, railway creeper (Inggris); kairoer Trichterwinde, Kairowinde (Jerman); aurora (Spanyol); gloria-da-manhã-do-cairo, legação-das-cabras (Portugis); neeli bel (Hindi); bunga seri pagi, seri pagi jalar (Malaysia); sri pagi (Indonesia); wǔ zhuǎ jīn lóng (China); momijipa-hirugao, taiwan-asagao (Jepang); coast morning glory (Australia); Cairo morning glory (Amerika).
![]() |
| Kuncup bunga sri pagi (Ipomoea cairica) |
Tanaman sri pagi (Ipomoea cairica) termasuk dalam famili Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan) yang memiliki kebiasaan membentuk umbi di bawah tanah (geofit) dan berpola tumbuh memanjat. Habitat asli spesies ini adalah Afrika Tropis & Selatan, Samudra Hindia Barat, Semenanjung Arab, India hingga Taiwan.
Ipomoea cairica (sri pagi) adalah tanaman merambat abadi, herba, dan kuat. Ciri khasnya adalah batangnya yang melilit dan panjangnya dapat mencapai 5 meter, biasanya halus, meskipun terkadang berbonggol.
Tanaman ini memiliki akar umbi, berwarna cokelat di bagian luar dan putih di bagian dalam. Daunnya menjari, terbagi menjadi 5-7 anak daun, berwarna hijau, berseling, dan tidak beraroma ketika diremas.
Bunganya besar, berbentuk corong, dan hadir dalam nuansa ungu, lembayung muda, atau putih, dengan bagian tengah yang lebih gelap. Bunga-bunga ini sering ditemukan dalam 1-3 bunga majemuk. Tanaman ini berbunga dan berbuah sepanjang tahun.
![]() |
| Tanaman sri pagi (Ipomoea cairica) yang merambat di batang pisang kepok di depan Toko Azzam Aki di Dusun Tulusayu, Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang |
Buahnya berbentuk kapsul, berdiameter 8-12 mm, berbentuk bulat, berwarna hijau, dan matang menjadi cokelat ketika pecah, mengeluarkan biji-biji kecil berwarna cokelat dan berbulu. Tanaman ini tumbuh cepat dan sangat agresif [
3Maimela, C. (2019, February). Ipomoea cairica (L.) Sweet var. cairica. South African National Biodiversity Institute. https://pza.sanbi.org/ipomoea-cairica-var-cairica#:~:text=Ipomoea%20cairica%20is%20a%20vigorous,crushed%20leaves%20are%20not%20aromatic.
].Sri pagi (Ipomoea cairica) tersebar luas di hampir semua wilayah tropis dan juga digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia. Di Brasil, spesies ini biasanya ditemukan di padang rumput yang awalnya vegetatif. Cachaça, minuman beralkohol khas Brasil yang diperoleh melalui fermentasi dan kemudian distilasi nira tebu, digunakan untuk melunakkan bagian aerial. Melunakkan sering digunakan secara oral sebagai antiinflamasi, antirematik, untuk pengobatan sifilis dan diare [
4Ferreira, A. A., Amaral, F. A., Duarte, I. D. G., Oliveira, P. M., Alves, R. B., Silveira, D., Azevedo, A. O., Raslan, D. S., & Castro, M. S. A. (2006). Antinociceptive effect from Ipomoea cairica extract. Journal of Ethnopharmacology, 105(1–2), 148–153. https://doi.org/10.1016/j.jep.2005.10.012
].Di Uganda, tanaman ini dikenal sebagai akarandarugo, dan daun serta batangnya digunakan dalam pengobatan infeksi mikroba, kanker serviks, penyakit rahim, dan nyeri kolik. Di Kenya, bubuk daun dan akar dioleskan untuk pengobatan kanker payudara, serviks, dan kulit [
5Gumula, I., Kyarimpa, C., Nanyonga, S. K., Kwesiga, G., Busulwa, G., Opio, B., Heydenreich, M., & Omara, T. (2024). Antibacterial Properties of Phytochemicals Isolated from Leaves of Alstonia boonei and Aerial Parts of Ipomoea cairica. Natural Product Communications, 19(9). https://doi.org/10.1177/1934578x241286425
].Sementara itu, penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ilesanmi & Inala (2021) [
6Ilesanmi, O. B., & Inala, E. R. (2021). Hepatoprotective effect of Ipomoea cairica (Convolvulaceae) leaf extract against cadmium chloride induced liver damage. Annales De Toxicologie Analytique, 34(1), 30–37. https://doi.org/10.1016/j.toxac.2021.12.001
], melaporkan bahwa efek hepatoprotektif ekstrak daun Ipomoea cairica yang teramati menegaskan penggunaan etnobotani tanaman ini dalam penanganan gangguan terkait hati atau kerusakan hati. *** [310725]





Tidak ada komentar:
Posting Komentar