Sabtu, Agustus 02, 2025

Menyaksikan Keindahan Koi (Cyprinus rubrofuscus) di Tengah Briefing Kesehatan di Warung Lesehan Yogyakarta Cabang Kepanjen

  Budiarto Eko Kusumo       Sabtu, Agustus 02, 2025
Di tengah agenda menghadiri briefing bersama Penjabat Pengelola Program Penyakit Tidak Menular (Pj PTM) dari empat puskesmas di Kabupaten Malang (Wagir, Ngajum, Gondanglegi, Pakisaji) di Warung Lesehan Yogyakarta Cabang Kepanjen yang beralamat di Jalan Dr. Ir. Soekarni No. 8 - atau yang lebih akrab disebut warga sebagai Jalibar - ada momen menarik yang sempat menyita perhatian penulis. 
Di sela-sela diskusi pembekalan pada Jumat (01/08) siang mengenai peningkatan layanan kesehatan masyarakat, penulis tak bisa menahan diri untuk sejenak menikmati pemandangan yang begitu menyejukkan, tingkah polah ikan koi beraneka warna yang berenang lincah di kolam jernih dengan suara gemericik air yang menenangkan.
Setiap kali penulis mendekat ke tepian kolam, kawanan koi itu seakan menyambut dengan antusias. Mereka berenang mendekat, membuka mulut lebar-lebar seperti ingin menyapa. Warna-warni tubuh mereka - merah, putih, oranye, keemasan - terlihat berkilauan di bawah pantulan cahaya.
Ikan-ikan koi itu bukan sekadar hiasan. Bagi sebagian orang, koi adalah simbol keberuntungan, ketekunan, dan kemakmuran. Tak heran jika ikan ini dijual dengan harga yang cukup mahal dan banyak dipelihara sebagai bagian dari feng shui atau elemen penyeimbang energi di rumah maupun tempat usaha.

Ikan mas koi (Cyprinus rubrofuscus) menyapa pengunjung Warung Lesehan Yogyakarta Cabang Kepanjen yang mendekat ke kolam

Ikan koi yang kini begitu populer di Indonesia sejatinya berasal dari dataran Tiongkok. Namun, pamornya melejit ketika Jepang mulai membudidayakannya pada abad ke-17 sebagai sumber pangan, lalu berkembang menjadi ikan hias karena keindahan corak tubuhnya. 
Kata "koi" sendiri dalam bahasa Jepang berarti nishikigoi, atau karper bersulam emas dan perak. Di Negeri Sakura, koi melambangkan cinta, ketekunan, dan persahabatan. Filosofi ini seolah ikut mengalir bersama setiap gerakan lembut mereka di dalam kolam.
Di Indonesia, sejarah kedatangan koi memiliki dua versi menarik. Versi pertama menyebutkan bahwa ikan ini mulai dikenal luas sekitar tahun 1991 ketika Kaisar Jepang, Akihito, menghadiahkan koi kepada Presiden Soeharto saat kunjungannya ke Indonesia. 
Hadiah itu bukan sembarangan. Kaisar terinspirasi dari kunjungannya ke Bogor pada tahun 1962, di mana ia melihat ikan emas lokal dan kemudian bermimpi mengawinkannya dengan koi Jepang. Hasilnya adalah koi dengan corak yang memukau, hasil silangan antara dua budaya dan dua spesies.

Ikan mas koi (Cyprinus rubrofuscus)  bertingkah polah di kolam yang bergemericik di Warung Lesehan Yogyakarta Cabang Kepanjen

Sementara versi lain menyebutkan bahwa bibit koi pertama dibawa oleh seorang penghobi bernama Hani Moniaga pada tahun 1981–1982. Siapa pun pelopornya, yang jelas, kini koi telah menjadi bagian dari kekayaan hobi dan budaya Indonesia. Meski koi lokal masih kalah saing dari koi Jepang dalam ajang kontes, keindahannya tetap memikat banyak pencinta ikan hias di tanah air [
1FAO. (2021). Budidaya Ikan Koi (Cyprinus Carpio) di Kabupaten Blitar: Sejarah, Perkembangan, dan Potensi Bisnis. In Budidaya Ikan Koi (Cyprinus Carpio) Di Kabupaten Blitar: Sejarah, Perkembangan, Dan Potensi Bisnis [Book]. https://dpmptsp.blitarkab.go.id/wp-content/uploads/2019/05/1-Ikan-Koi.pdf
].
Ikan koi memiliki nama ilmiah Cyprinus rubrofuscus Lacepède, 1803. Nama genus Cyprinus berasal dari bahasa Yunani kyprínos, yang berarti "ikan mas", sedangkan julukan khusus rubrofuscus berasal dari bahasa Latin dari gabungan kata "rubro" (merah) dan "fuscus" (gelap, kusam, atau kecokelatan), yang menggambarkan warna ikan tersebut. Jadi, nama ilmiah ikan ini adalah "ikan mas cokelat tua kemerahan, versi koi" [
2Cybele, C. (2024, May 27). Koi Fish: Cyprinus rubrofuscus “koi.” A-Z-Animals.Com. https://a-z-animals.com/animals/koi-fish/
].
Spesies ikan Cyprinus rubrofuscus dideskripsikan oleh naturalis Prancis Bernard Germain de Lacépède (1756-1825) pada tahun 1803, dan dipublikasikan dalam Histoire Naturelle, Des Poissons (Tome Cinquieme).
Selain bersinonim dengan Cyprinus carpio Linnaeus, 1758, Cyprinus rubrofuscus mempunyai nama-nama umum (common names): koi carp; amur carp; east invasive carp (Inggris); koi, ikan mas koi (Indonesia);  nishikigoi (Jepang).

Aneka warna-warni ikan mas koi (Cyprinus rubrofuscus) di kolam Warung Lesehan Yogyakarta Cabang Kepanjen

Ikan koi (Cyprinus rubrofuscus) temasuk dalam famili Cyprinidae atau keluarga ikan mas, dan asalnya tersebar di Laos, Vietnam, dan Tiongkok, yaitu daerah aliran Sungai Amur dan Sungai Merah [
3FishBase. (n.d.). Cyprinus rubrofuscus Lacepède, 1803. FishBase. Retrieved August 02, 2025, from https://www.fishbase.se/summary/Cyprinus-rubrofuscus
]. Kemudian menyebar ke belahan dunia lainnya.
Cyprinus rubrofuscus (koi) adalah taksa ikan mas hias yang telah didomestikasi dan memiliki warna yang sangat bervariasi, dengan kombinasi pola warna emas cerah, oranye, perak, putih, dan hitam. Koi dicirikan oleh tubuhnya yang lebar, dua sungut di setiap sisi rahang atasnya, dan duri punggung yang bergerigi.
Ia sering keliru diidentifikasi sebagai Ikan Mas Eropa (Cyprinus carpio). Cyprinus rubrofuscus liar dapat dibedakan dari Cyprinus carpio liar dengan memiliki 29-33 sisik + 2-3 sisik gurat sisi (vs. 33-37 + 2-3 sisik), 18-22,5 jari-jari punggung bercabang (vs. 17-20,5 sisik), dan tubuh berwarna keperakan dengan lobus pelvis, anal, dan kaudal bawah berwarna merah (vs. abu-abu hingga perunggu) [
4Daniel, W. M., Morningstar, C.R., and Procopio, J., 2025, Cyprinus rubrofuscus Lacepède, 1803: U.S. Geological Survey, Nonindigenous Aquatic Species Database, Gainesville, FL, https://nas.er.usgs.gov/queries/FactSheet.aspx?speciesID=3294, Revision Date: 7/24/2024, Access Date: 8/2/2025
].
Kembali ke Warung Lesehan Yogyakarta Cabang Kepanjen, tempat berlangsungnya briefing kesehatan itu, kehadiran ikan koi seakan menjadi penyeimbang antara suasana diskusi yang serius dan kebutuhan akan relaksasi batin. 
Di sela-sela pembahasan health coaching hipertensi yang target program PTM, keberadaan koi ini mengajak siapa pun yang melihatnya untuk sejenak merenung, mengendurkan ketegangan, dan menghargai keindahan kecil yang mungkin terlewatkan. *** [020825]


logoblog

Thanks for reading Menyaksikan Keindahan Koi (Cyprinus rubrofuscus) di Tengah Briefing Kesehatan di Warung Lesehan Yogyakarta Cabang Kepanjen

Previous
« Prev Post

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh .....

    Alhamdulillaah ......

    Mmmuuuaaannntttaaappp pisan euy ......

    BalasHapus

Sahabat Blog