Selasa, Desember 01, 2009

INDAHNYA KEDERMAWANAN

  Budiarto Eko Kusumo       Selasa, Desember 01, 2009
Abu Said Abul Khayr dikenal sebagai sufi yang pertama kali mendirikan tarekat sufi. Ketika salah seorang pengikutnya menceritakan seorang suci yang dapat berjalan di atas air, ia berkata, “Sejak dahulu katak dapat melakukannya!” Ketika muridnya kemudian menyebut orang yang dapat terbang, ia menjawab singkat, “Lalat dapat melakukannya lebih baik.” Muridnya bertanya, “Guru, gerangan apakah ciri kesucian itu?” Ia menjawab, “Cara terbaik untuk mendekati Tuhan adalah melakukan perkhidmatan sebaik-baiknya kepada sesama manusia, memasukkannya kebahagiaan ke dalam hatinya.” Itulah salah satu cara yang efektif untuk melakukan taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah SWT. Yaitu dengan cara membantu para hamba Allah dan peduli terhadap sesama.
Ada kisah lain yang penuh dengan hikmah. Kaum Bani Israil satu kali mendatangi Musa, “Wahai Musa, kami ingin mengundang Tuhan untuk menghadiri jamuan makan kami. Bicaralah kepada Tuhan supaya Dia berkenan menerima undangan kami.” Dengan marah Musa menjawab, “Tidakkah kamu tahu bahwa Tuhan tidak memerlukan makanan?” Tetapi, ketika Musa menaiki bukit Sinai, Tuhan berkata kepadanya, “Kenapa tidak engkau sampaikan kepada-Ku undangan itu? Para hamba-Ku telah mengundang Aku. Katakan kepada mereka, Aku akan datang pada pesta mereka Jumat petang.”
Musa menyampaikan firman Tuhan itu kepada umatnya. Berhari-hari mereka sibuk mempersiapkan pesta itu. Pada Jumat sore, seorang tua tiba dalam keadaan lelah dari perjalanan jauh. “Saya lapar sekali”, katanya kepada Musa. “Berilah aku makanan.” Musa berkata, “Sabarlah, Tuhan Rabbul Alamin akan datang. Ambillah ember ini dan bawalah air ke sini. Kamu juga harus memberikan bantuan.” Orang tua itu membawa air dan sekali lagi meminta makanan. Tapi tak seorang pun memberikan makanan sebelum Tuhan datang. Hari makin larut, dan akhirnya orang-orang mulai mengecam Musa yang mereka anggap telah memperdayakan mereka.
Kemudian Musa menaiki bukit Sinai dan berkata, “Tuhanku, saya sudah dipermalukan dihadapan setiap orang karena Engkau tidak datang seperti yang Engkau janjikan.” Tuhan menjawab, “Aku sudah datang. Aku telah menemui kamu langsung, bahkan ketika Aku bicara kepadamu bahwa Aku lapar, kau menyuruh Aku mengambil air. Sekali lagi Aku minta, dan sekali engkau menyuruh-Ku pergi. Baik kamu maupun umatmu tidak ada yang menyambut-Ku dengan penghormatan.”
“Tuhanku, seorang tua memang pernah datang dan meminta makanan, tapi ia hanyalah manusia biasa,” kata Musa. “Aku bersama hamba-Ku itu. Sekiranya kamu memuliakan dia, kamu memuliakan Aku juga. Berkhidmat kepadanya berarti berkhidmat kepada-Ku. Seluruh langit terlalu kecil untuk meliputi-Ku, tetapi hanya hati hamba-Ku yang dapat meliputi-Ku. Aku tidak makan dan minum, tetapi menghormati hamba-Ku berarti menghormati Aku. Melayani mereka berarti melayani Aku.”

Source: Tazkirah (Buletin Dakwah Jum’atan) Edisi: 04 Tahun 2009, IKADI Aceh
logoblog

Thanks for reading INDAHNYA KEDERMAWANAN

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog