Rabu, November 03, 2021

Melayat Ke Rumah Teman Sewaktu Tugas Di Aceh

  Budiarto Eko Kusumo       Rabu, November 03, 2021
Berita meninggalnya ibunda teman sewaktu tugas dalam The Study of the Tsunami Aftermath and Recovery in Aceh (STAR), Hendrik Nugroho, baru saya ketahui setelah membuka whatsapp group Trah Survey Meter Jokdja sekitar pukul 12.14 WIB hari ini. Dari pagi baru buka whatsapp siang itu, karena sedang membuat laporan aktivitas pendampingan dalam bentuk Gantt Chart.
Begitu membaca, saya langsung berganti pakaian dan meluncur pergi melayat ke rumah Hendrik Nugroho yang beralamatkan di Jalan Kresno No. 446 Dusun Jengglong RT 17 RW 02 Desa Sukorejo, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Jaraknya sekitar 7 kilometer dari Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen.
Berangkat melalui Jalan Ketanen Penarukan, setelah lewat jembatan di atas Kali Brantas langsung belok kiri. Setelah itu lurus ke utara sekitar 1 kilometer, ada gapura warna biru muda. Di situ, saya tanya kepada orang yang ada di dekat gapura di mana rumah Hendrik yang pernah tugas di Aceh.

Takziah ke rumah Hendrik Nugroho di Sukorejo, Gondanglegi, Kabupaten Malang

Kontan langsung ditunjukkan arahnya. Kata orang itu, nanti di depan rumahnya masih ada terop dan bendera warna putih dengan tanda palang warna hitam. Setelah mengikuti ancer-ancer dari orang yang ditanya, ketemulah rumah Hendrik Nugroho.
Kebetulan pada saat melayat, juga sedang ada orang, suami istri, yang juga berkunjung ke rumah Hendrik dan dijumpai kakak perempuannya yang rumahnya berada di depan. Saya pun kemudian masuk ke halaman dan mengucapkan “Assalamualaikum?” Dijawab kakaknya, “Waalaikumsalam”. 
Leres punika daleme Mas Hendrik ingkang saking Aceh?” sambung saya. Kakaknya pun menjawab “Nggih?” dan terus dipanggilkan Hendrik yang sedang berada di belakang. Saya kemudian berjumpa dengan Hendrik dan mengucapkan “nderek belasungkawa”.
Lalu, diajak masuk ke dalam rumah untuk gabung dengan suami istri yang sudah ada di situ terlebih dahulu bersama kakaknya. Setelah duduk lesehan, saya pun minta maaf kalau kedatangan ke sini setelah membaca di group whatsapp.

Rumah duka

Akhirnya, saya mengobrol dengan Hendrik selama dua jam lebih hingga hujan lebat reda. Dalam obrolan itu, saya mendengarkan ceritera dari Hendrik. Diawali dirinya mendapat telepon sekitar pukul 01.00 WIB pada Ahad (31/10/2021) dari kakak iparnya yang berada di depan rumah perihal kondisi kesehatan ibunya yang mulai melemah, dan Hendrik disuruh segera pulang. Kala itu, Hendrik sedang tugas lapangan di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Pada waktu ibunya sudah ngedrop, keluarganya sudah berusaha menghubungi dokter yang berada di Desa Bulupitu yang berjarak 1 kilometer, namun dokternya kurang berkenan memeriksa di saat dini hari.
Akhirnya, diputuskan dibawa ke RSUD Kanjuruhan besok pagi. Akan tetapi pukul 05.30 WIB dapat kabar dari keponakannya, bahwa ibunya sudah menghembuskan napas terakhirnya sebelum dibawa ke rumah sakit pada usia 84 tahun. “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”, “Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali.”
Sesuai kebiasaan di desa itu, bila ada orang yang meninggal maka harus disegerakan pemakamannya. Jenazah almarhumah ibunya Hendrik dikebumikan pada Ahad (31/10/2021) pukul 07.00 WIB di kuburan desa setempat, tepatnya di Dusun Medali, sekitar 100 meter timur Kantor Desa Sukorejo. Almarhumah meninggalkan tiga putra/putri dan 4 cucu.
Hendrik Nugroho tidak sempat melihat wajah terakhir ibunya. Karena Hendrik baru mendapat angkutan kereta api dari Stasiun Tasikmalaya pada pukul 10.54 WIB. Nama kereta apinya adalah Argo Wilis jurusan Stasiun Gubeng Surabaya, dan tiba di Surabaya pada pukul 18.10 WIB.
Di Stasiun Gubeng, Hendrik sempat bertemu dengan teman dan ditraktir makan di Ayam Bakar Wong Solo. Setelah balik lagi ke Stasiun Gubeng, dan akan melanjutkan perjalanan dengan kereta api Tumapel jurusan Stasiun Malang Kota.
Berangkat dari Stasiun Gubeng hampir pukul 21.00 WIB dan tiba di Stasiun Malang Kota pada pukul 23.30 WIB. Terus lanjut dengan naik Grab menuju ke Desa Sukorejo. Tiba di rumah pada Senin (01/11/2021) pukul 00.30 WIB.
Selama tujuh hari ini, di rumahnya masih diadakan tahlilan setelah Isya’. Semoga amal baik almarhumah diterima oleh Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan keikhlasan, kesabaran, dan ketabahan. *** [031121]


logoblog

Thanks for reading Melayat Ke Rumah Teman Sewaktu Tugas Di Aceh

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog