Minggu, Oktober 31, 2021

Monitoring Bersama Evaluation Coordinator GRM Ke Pasaman Barat Dalam SKP 2013

  Budiarto Eko Kusumo       Minggu, Oktober 31, 2021
Selang satu minggu pulang dari monitoring ke Tim K dan Tim M di Pulau Flores, saya mendapat tugas dari Kantor REDI untuk mendampingi Evaluation Coordinator GRM, Ingga Danta Vistara, melakukan monitoring ke Tim C yang saat itu sedang berada di Desa Air Jernih, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat.
Selasa (09/07/2013) berangkat dari kos bakda Subuh. Pesawat Lion Air JT 571 yang saya tumpangi, lepas landas dari Bandara Juanda Surabaya pada pukul 06.45 WIB, dan transit di Banda Soekarno Hatta Jakarta pada pukul 08.15 WIB.
Saya menanti di ruang tunggu keberangkatan selama dua jam lebih. Penerbangan ke Padang ganti pesawat dengan kode penerbangan JT 358. Take off dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 10.30 WIB dan landing di Bandara International Minangkabau Padang sekitar pukul 12.30 WIB.

Saat dijemput mobil dan berpamitan untuk lanjut ke Padang, Sumatera Barat (Foto: 10/07/2013)

Sambil menunggu kedatangan Evaluation Coordinator GRM dari Jakarta, saya coba mencari sarapan di luar Bandara. Pada waktu sarapan, terlihat rangkaian kereta api kelas ekonomi melintas di atas Jalan Olo Bangau.
Setelah bertemu dengan Evaluation Coordinator GRM, kami langsung mencari travel ke Pasaman Barat. Jaraknya sekitar 200 kilometer lebih. Travel berangkat pada lepas Ashar, dan turun di Simpang Sayur, Kecamatan Lembah Melintang sekitar pukul 22.30 WIB.
Dari Simpang Sayur, kami naik becak montor (bentor) ke SMP Negeri (SMPN) 5 Air Jernih yang berada di Desa Air Jernih. Jaraknya sekitar 10 kilometer dari Simpang Sayur. Namun karena kondisi sebagian besar jalan beraspal rusak, gelap, dan melintasi perkebunan karet serta sawit rakyat, perjalanan di tempuh dalam waktu sekitar 45 menit.

Dua enumerator cowok, yang satunya ngecek kotak kues dan satunya ngecek perbekalan untuk wawancara (Foto: 10/107/2013)

Tiba di basecamp yang menempati salah satu ruang kelas SMPN 5 Air Jernih yang kebetulan kosong, kami disambut oleh Tim C yang terdiri dari Dian Fitrianto (Field Supervisor), Lilik Umu Habibah (Editor), Tony Haryasepa (Enumerator), Ummu Hasanah (Enumerator), dan Bambang Hendro Prasetyo (Enumerator). Terlihat juga penjaga SMPN 5 Air Jernih.
Sekolah ini dibangun dengan partisipasi masyarakat menggunakan dana hibah Pemerintah Australia melalui Education Sector Support Program Block Grant Pembangunan Unit Sekolah Baru Tahun Anggaran 2012.
Sekolah yang bercat warna biru muda itu memiliki halaman yang cukup luas. Ada empat ruang kelas yang dibangun dengan ukuran yang lumayan besar. Di deretan belakang, terdapat empat kamar mandi dengan dua tandon air warna oranye.

Editor konfirmasi ke enumerator (Foto: 10/07/2013)

Sekolah ini memiliki dua sekolah feeder, yaitu SD Negeri 14 Koto Balingka dan SD Negeri 08 Koto Balingka. Yang dimaksud dengan sekolah feeder (feeder school) adalah sekolah rendah yang muridnya pergi ke sekolah menengah tertentu.
Saat kami tiba di basecamp, langsung ke kamar mandi untuk cuci tangan dan kaki dan bersiap untuk tidur karena hari sudah menjelang dini hari dalam hitungan menit saja. Dari kamar mandi, kami dapat kejutan dari Tim C berupa durian. Pada waktu monitoring ke sana ngepasi (bertepatan) dengn musim durian. 
Kata Field Supervisor, makan durian dulu biar tidurnya tidak kedinginan karena tidurnya nanti di atas meja sekolah yang disusun memanjang sesuai ukuran tinggi badan masing-masing. Kami pun melahap bersama-sama. Akhirnya, kami tidur sudah dini hari. Akan tetapi, karena habis perjalanan jauh maka tidurnya pun cepat terlelap.

Field Supervisor wawancara dengan Kepala SMPN 5 Air Jernih (Foto: 10/07/2013)

Keesokan harinya, Rabu (10/07/2013), kami menjadwalkan ingin melihat wawancara
Field Supervisor maupun enumerator. Sebelum keluar, penjaga SMPN 5 Air Jernih telah mempersiapkan sarapan. Kami sarapan bersama personil Tim C.
Usai sarapan, kami melihat aktivitas personil Tim C di kala pagi itu. Ada yang mengecek di lemari loker yang disulap menjadi kotak kuesioner, dan ada yang sedang melakukan editing. Kemudian kami berusaha memotret bangunan SMPN 5 Air Jernih dari luar halaman sekolah.
Pada waktu kunjungan ke sana, sedang tidak ada aktivitas belajar mengajar. Namun, Kepala Sekolah dan guru hadir dalam sekolah. Kami menyaksikan Field Supervisor melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah, yang lainnya wawancara dengan guru.

Research Coordinator GRM ngobrol dengan guru SMPN 5 Air Jernih (Foto: 10/07/2013)

Selesai Kepala Sekolah dan guru diwawancara, Evaluation Coordinator GRM mencoba ngobrol dengan Kepala Sekolah maupun guru secara informal agar suasananya santai. Bahasan ngobrolnya terkait bantuan pembangunan Unit Sekolah Baru ini.
Setelah itu, kami briefing sebentar dengan Tim C terkait substansi kuesioner, baik kuesioner household maupun SSI. Kemudian baru beredar untuk melihat proses wawancara dengan orangtua murid yang terpilih menjadi sampel dalam Survey Konstruksi Pendidikan (SKP) 2013 atau yang dalam TOR dikenal dengan Performance Oversight & Monitoring Baseline Survey for The Evaluation of The Education Partnership-Component 1 (School Construction).
Di Desa Air Jernih ini, Tim C biasanya mengunjungi orangtua murid yang menjadi responden di siang hari. Permukiman di Desa Air Jernih tidak padat dan tersebar di sepanjang akses jalan di antara kebun-kebun sawit maupun karet milik rakyat.

Briefing Tim C perihal substansi kuesioner SKP 2013 (Foto: 10/07/2013)

Karakteristik demografi dengan tingkat pendidikan orangtua murid yang rata-rata lulusan SD dan SMP ini, mata pencahariannya rata-rata di sektor pertanian komoditas sawit dan karet. Mereka berangkat kerja ke kebun sawit atau karet pada pagi hari, dan pulang sore hari. Bagi yang rumahnya dekat dengan kebunnya, biasanya siang hari pulang.
Jadi pada waktu monitoring ke sana, kami mengikuti personil Tim C melakukan kunjungan ke rumah-rumah responden mulai siang hari. Kami berkesempatan mengikuti dua orang enumerator yang kebetulan ada janjian dengan responden.
Kami berjalan di tengah sinar mentari vertikal ke bumi, namun terhibur dengan semilirnya angin yang dihembuskan dari kebun-kebun sawit. Evaluation Coordinator GRM mengikuti enumerator cewek, sedangkan saya ikut enumerator cowok.

Perjalanan ke rumah orangtua murid yang jadi responden (Foto: 10/07/2013)

Pulangnya kami singgah di sekolah feeder SDN 14 Koto Balingka yang berada di Sukaramai Nagari Parit, dan terus langsung balik ke basecamp. Sampai di basecamp, istirahat sebentar dan mobil rental berjenis Suzuki APV warna merah hati memasuki halaman SMPN 5 Air Jernih untuk menjemput saya dan Research Coordinator GRM yang akan melanjutkan langkah ke Padang.
Perjalanan dari Desa Air Jernih sampai di Padang perlu waktu sekitar tujuh jam. Sampai di Padang menjelang pukul 22.00 WIB. Di Padang, Research Coordinator GRM mengajak menginap di Hotel Savali yang beralamatkan di Jalan Hayam Wuruk No 31 Kelurahan Belakang Tangsi, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang.
Dengan memilih kamar dua bed, saya dan Evaluation Coordinator GRM bermalam di hotel bintang tiga. Yang bayar bill hotelnya adalah Evaluation Coordinator GRM. Malam kemarin tidur di atas bangku milik SMPN 5 Air Jernih, malam ini tidur dengan kasur bintang tiga.

Wawancara dengan salah seorang orangtua murid di Air Jernih (Foto: 10/07/2013)

Fasilitas air panas saya manfaatkan untuk mandi setelah check in biar waktu menunjukkan pukul 22.15 WIB. Setelah itu, dengan badan yang bersih beraroma sabun mandi hotel, saya pun langsung beranjak ke peraduan lebih dulu. Sementara, Evaluation Coordinator GRM masih membuka laptopnya.
Kamis (11/07/2013), kami bangun pagi semua. Kendati check in masih nanti siang mengingat pesawat berangkat sore, saya pun langsung menuju ke resepsionis nanya spot heritage yang dekat dengan hotel ini.
Oleh resepionis, saya ditunjukkan bahwa 350 meter dari hotel ini ke arah utara ada Museum Adityawarman. Naluri blogger saya tidak bisa ditutupi lagi. Saya langsung masuk kamar lagi, dan segera mandi.

Research Coordinator GRM di depan Museum Adityawarman Padang (Foto: 11/07/2013)

Usai mandi, saya ditanya hendak kemana oleh Evaluation Coordinator GRM yang kala itu lagi asyik dengan laptopnya. Saya bilang bahwa saya mau jalan-jalan ke Museum Adityawarwan yang lokasinya dekat dengan hotel. Kontan, Evaluation Coordinator GRM juga mau ikut. Ia pun langsung masuk kamar mandi.
Akhirnya kamu keluar bersama dari kamar, dan menuju ke ruang makan hotel untuk sarapan. Usai sarapan, barulah kami jalan-jalan menuju ke Museum Adityawarwan sambil menikmati pancaran sinar mentari pagi.
Di museum itu, kami berkeliling melihat koleksi-koleksi yang dimiliki museum sekitar setengah jam lamanya. Setelah itu potret dengan latar belakang bangunan museum, dan terus kembali ke hotel untuk beres-beres barang bawaan.

Dengan mengenakan kaos REDI berpose di depan Museum Adityawarman Padang (Foto: 10/07/2013)

Kami check out pada pukul 12.00 WIB, dan langsung naik taxi menuju ke Bandara Internasional Minangkabau yang berjarak sekitar 24 kilometer. Perjalanan sekitar 47 menit pada waktu itu. Setibanya di Bandara, kami berpisah karena pesawat yang ditumpangi berbeda arah. Evaluation Coordinator GRM berangkat duluan dengan pesawat Garuda jurusan Jakarta, sementara saya menggunakan pesawat Lion Air menuju ke Surabaya.
Pesawat yang saya tumpangi dengan kode penerbangan JT 355 lepas landas dari Bandara Internasional Minangkabau pada pukul 15.35 WIB, dan mendarat di Bandara Soekarno Hatta Tangerang pada pukul 17.25 WIB.
Di Bandara Soekarno Hatta, transit sekitar dua jam lebih lima belas menit. Pesawat Lion Air dengan kode penerbangan JT 580 take off pada pukul 19.40 WIB dan landing di Bandara Juanda Surabaya pada pukul 21.10 WIB.
Dari Bandara Juanda, saya langsung naik taxi menuju ke kos yang berada di Jalan Medokan Semampir, Gang Masjid, Kelurahan Semolowaru, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya. Sampai di kos, langsung mandi dan terus bobok. ***


logoblog

Thanks for reading Monitoring Bersama Evaluation Coordinator GRM Ke Pasaman Barat Dalam SKP 2013

Previous
« Prev Post

1 komentar:

Sahabat Blog