"When the heart hurts, tears find their way." -Debasish Mridha |
Kutipan yang menjadi judul di atas merupakan ujaran (quote) dari Debasish Mridha tentang kesedihan. Debasish Mridha adalah seorang ahli saraf terkenal, filsuf dan penulis kutipan. Lebih dari 100+ situs web mewakili kutipannya setiap hari.
Tidak seperti dalam dua bukunya, Verses of Happiness dan Verses of Peace, yang berisi kutipan tentang kebahagiaan dan menginspirasi Anda untuk kembali ke kehidupan normal Anda dan kehidupan yang selalu Anda impikan.
“Ketika hati terluka, air mata menemukan jalannya” (When the heart hurts, tears find their way) menampakkan sebuah kutipan kesedihan. Kutipan ini banyak muncul di berbagai situs yang mengangkat tema perihal kata-kata bijak patah hati.
Patah hati memang menyakitkan dan tentunya membawa luka yang mendalam bagi seseorang yang mengalaminya. “A broken heart bleeds tears” kata Steve Maraboli. “Saat kau patah hati, hatimu terluka tapi matamulah yang berdarah dengan air mata.”
Vingerhoets, dkk., dari Tilburg University, The Netherlands, dalam The social impact of emotional tears di Jurnal Motivation and Emotion (Published: 08 February 2016) menyebutkan bahwa selama berabad-abad, dari filsuf abad ketujuh belas Thomas Hobbes hingga psikolog emosi Frijda (1986) dan ahli biologi evolusi Hasson (2009), para sarjana telah menekankan bahwa ketidakberdayaan serta kehilangan dan perpisahan merupakan anteseden utama dari air mata di seluruh rentang hidup.
Manusia mempunyai tiga jenis air mata yang berbeda: air mata basal (basal tears), air mata iritasi (irritant tears), dan air mata emosional (emotional tears). Air mata emosional ini yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya, karena air mata emosional adalah tipikal dan unik bagi manusia. Hanya manusia yang meneteskan air mata ketika mereka sedih, bahagia, atau tergerak secara emosional.
Mengapa sakit hati dikaitkan dengan kesedihan? Mariko Shirai dan Takahiro Soshi dalam Jurnal Plos One terbit 1 Mei 2019 (https://doi.org/10.1371/journal.pone.0216331) menjelaskan bahwa orang menggambarkan kesedihan sebagai “sakit hati.” Hubungan antara kesedihan dan rasa sakit fisik seperti sakit hati telah terbukti secara empiris. Kesedihan dan rasa sakit fisik tertentu dapat direpresentasikan sebagai kata emosional yang unik. Setiap kata sedih-sakit secara selektif terkait dengan situasi kesedihan tertentu dan bagian tubuh tertentu. Konsep kesedihan-sakit, oleh karena itu, membangun pengetahuan tentang emosi berdasarkan fitur yang mewakili interaksi antara tubuh/pikiran dan lingkungan eksternal, memberikan informasi yang menguntungkan untuk beradaptasi dengan tuntutan situasional yang dihadapi sepanjang hidup.
Selain itu, dalam TIME edisi 16 Maret 2016, Mandy Oaklander mengulas masalah The Science of Crying. Dalam ulasan itu disebutkan bahwa para ilmuwan juga menemukan beberapa bukti bahwa air mata emosional secara kimiawi berbeda dari air mata yang ditumpahkan orang saat memotong bawang – yang dapat menjelaskan mengapa menangis mengirimkan sinyal emosional yang begitu kuat kepada orang lain.
Selain enzim, lipid, metabolit, dan elektrolit yang membentuk air mata, air mata emosional mengandung lebih banyak protein. Salah satu hipotesis adalah bahwa kandungan protein yang lebih tinggi ini membuat air mata emosional lebih kental, sehingga mereka lebih kuat menempel di kulit dan mengalir ke wajah lebih lambat, membuatnya lebih mungkin terlihat oleh orang lain.
Oleh karena itu, bila Anda menjumpai teman yang sedang patah hati, biarkanlah ia menangis. Hal ini agar supaya rasa kecewanya terlampiaskan, atau paling tidak dengan menangis rasa sakitnya kian berkurang. Di sinilah air mata emosional memfasilitasi pengakuan kesedihan dan kebutuhan yang dirasakan akan dukungan sosial.
Dengan begitu apa yang diujarkan oleh dr. Debasish Mridha ini memperlihatkan relevansinya bagi orang yang sedang patah hati. “Ketika hati terluka, air mata menemukan jalannya.” Karena sesungguhnya, air mata itu keluar sebagai bagian integral dari ‘memudarnya’ ikatan sosial di antara kekasih. Menangis memang bisa menjadi hal yang normal dalam situasi tersebut. *** [150122]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar