Senin, Januari 08, 2024

Clitoria ternatea, Kembang Telang Dari Ternate

  Budiarto Eko Kusumo       Senin, Januari 08, 2024
Di timur paving berbentuk lingkaran di tengah Taman Lalu Lintas Polres Malang yang berada di Kompleks Stadion Kanjuruhan Kepanjen, ada tanaman kembang telang yang tumbuh berdampingan dengan tanaman alamanda (Allamanda cathartica).
Tanaman tersebut menjalar di antara tanaman alamanda, dan mengeluarkan bunga atau kembang berwarna biru/ungu yang cukup menawan yang bermunculan di sela-sela ketiak tangkai daunnya, seringkali dalam bentuk ras pendek.
Nama ilmiah dari tanaman kembang telang adalah Clitoria ternatea L. Nama genus Clitoria berasal dari bahasa Latin “clitoris” (klitoris), mengacu pada kemiripan bentuk bunganya dengan organ kewanitaan [
1Theo, Jake. (2018-12-20). Clitoria ternatea L. Singapore: Urban Forest. Retrieved from https://uforest.org/Species/C/Clitoria_ternatea.php
].
Clitoria sendiri, konon, merupakan terjemahan langsung dari nama lokal tumbuhan tersebut dalam bahasa Ternate, yakni “telang”, yang secara harfiah berarti “klitoris”. Disebut demikian oleh masyarakat setempat di Ternate karena bentuk bunga pada tumbuhan ini yang menyerupai bentuk alat kelamin perempuan.

Kembang telang (Clitoria ternatea)

Sedangkan, julukan khusus ternatea berarti “Pulau Ternate”, salah satu pulau yang berada di Maluku Utara, Indonesia, yang menjadi asal spesimen yang dijadikan deskripsi spesifik dari spesies tanaman tersebut [
2Oguis, G. K., Gilding, E. K., Jackson, M. A., & Craik, D. J. (2019). Butterfly Pea (Clitoria ternatea), a Cyclotide-Bearing Plant With Applications in Agriculture and Medicine. Frontiers in plant science, 10, 645. https://doi.org/10.3389/fpls.2019.00645
].
Spesies Clitoria ternatea dideskripsikan oleh botaniwan Swedia Carolus Linnaeus (1707-1778) pada tahun 1753, dan dipublikasikan dalam Species plantarum: exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus trivialibus, synonymis selectis, locis natalibus, secundum systema sexuale digestas, Tomus II [
3Linnaei, Caroli. (1753). Species plantarum: exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus trivialibus, synonymis selectis, locis natalibus, secundum systema sexuale digestas, Tomus II. Holmiae: Impensis Laurentii Salvii. Retrived from https://www.biodiversitylibrary.org/item/13830
], atau Sp. Pl. 2: 753 (1753).
Namun sebenarnya, sebelum Linnaeus, botaniwan Polandia Jacob Breyne (1637-1697) pernah mengilustrasikan kultivar biru eksotis (kembang telang) yang ditemukan di Pulau Ternate dan ia menyebutnya Flos clitoridis ternatensibus  (bunga klitoris dari Ternate) dan dipublikasikan dalam Exoticarum aliarumque minus cognitarum plantarum centuria prima, cum figuris aeneis summo studio elaborates [
4Breyne, Jakob. (1678). Exoticarum aliarumque minus cognitarum plantarum centuria prima, cum figuris aeneis summo studio elaboratis. Gedani : Typis, sumptibus & in aedibus autoris (imprimebat David-Fridericus Rhetius). Accesed in: https://bibdigital.rjb.csic.es/idurl/1/10814
], atau Exot. Pl. Cent.
Kemudian Georg Everhard Rumphius dalam Herbarium Amboinense (1741) juga menggambarkan kembang telang dengan sebutan Flos coeruleus (bunga biru tua) untuk memperhalus nama dalam bahasa Belanda De blaauwe Clitoris-bloem (bunga klitoris biru) [
5Da Costa and the Venus dione: The Obscenity of Shell Description. Accessed in: https://penelope.uchicago.edu/~grout/encyclopaedia_romana/aconite/dacosta.html
].
Meskipun deskripsi Breyne dan Rumphius sudah ada sebelum deskripsi Linnaeus, deskripsi tersebut bukanlah binominal, standar ilmiah yang diterima, sehingga tidak dapat digunakan untuk taksonomi bunga. Dia juga tidak menyusun tanamannya dalam kelompok taksonomi tetapi berdasarkan deskripsi botani (pohon, semak, dan tumbuhan), mendeskripsikan tanaman serupa secara bersamaan.

Daun kembang telang (Clitoria ternatea)

Selain nama ilmiah, Clitoria ternatea mempunyai nama-nama umum lainnya: Asian pigeonwings, blue clitoria, blue pe vine, butterfly pea, cordofan fea, cordofan-pea, pigeon wings (Inggris); siniherne (Finlandia); Blaue Schmetterlingswicke (Jerman); kittelbloem (Belanda); pois-savane (Prancis); azulejo, conchitas, papito (Spanyol); klitoria ternateńska (Polandia); bisalat alzuhur (Arab); aparaajita (Sansekerta); aaung mell nyo (Myanmar); 'ang s'an dambang s'an dam (Laos); chi dậu biếc (Vietnam); rum’choan (Kamboja); anchan (Thailand); bunga telang, kacang telang (Malaysia); bunga biru, kembang telang, telang ternate (Indonesia); kolokanting (Filipina); húdié huā dòu (China); choumame (Jepang) [
6Clitoria ternatea L. in GBIF Secretariat (2023). GBIF Backbone Taxonomy. Checklist dataset https://doi.org/10.15468/39omei accessed via GBIF.org on 2024-01-03.
,
7cabicompendium.55416, CABI Compendium, doi:10.1079/cabicompendium.55416, CABI International, Clitoria ternatea (butterfly-pea), (2022)
,
8EOL. Asian Pigeonwings: Clitoria ternatea L. Retrieved from https://eol.org/pages/643360/names
].
Clitoria ternatea (kembang telang) termasuk dalam famili Fabaceae, dan merupakan tumbuhan endemik Indonesia yang berasal dari Pulau Ternate, Maluku Utara. Ia adalah tanaman tahunan atau subsemak yang memanjat dan tumbuh terutama di bioma tropis yang kering secara musiman.
Tanaman kembang telang (Clitoria ternatea) memiliki daun majemuk, menyirip, lonjong, tepi rata, ujung tumpul, pangkal meruncing, pertulangan menyirip dan berwarna hijau. Batang membelit, masif, permukaan beralur, berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun, kelopak bentuk corong, warna hjau kekuningan, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna ungu. Buah berbentuk polong, bertangkai pendek, masih muda berwarna hijau setelah tua berwarna hitam. Biji berbentuk ginjal, masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna tua cokelat.
Dalam kajian etnobotani, bunga, polong muda dan daun muda dapat dikonsumsi. Di Asia Tenggara, bunganya memberikan warna biru alami yang mencolok untuk berbagai hidangan termasuk pudding, gelato, minuman, smoothie, pasta, nasi, dan campuran cokelat putih. Sementara daunnya bisa digunakan untuk mewarnai makanan menjadi hijau.
Selain itu, seluruh bagian tanaman  (daun, akar, pucuk) digunakan sebagai obat [
9Lijon, M. B., Meghia, N.S., Jahedi, E., Rahman, M. A., Hossain, I. (2017). Phytochemistry and pharmacological activities of Clitoria ternatea. International Journal of Natural and Social Sciences 4(1): 01-10.
]. Daun Clitoria ternatea memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, steroid, dan glikosida yang berfungsi untuk mencegah penyakit neurodegenerative dan diabetes mellitus serta efektif dalam mengontrol keringat berlebih.

Tanaman kembang telang (Clitoria ternatea)

Bunga/kembang telang mengandung saponin, tannin, alkaloid, glikosida, fitosterol dan kabrohidrat yang berkhasiat sebagai antiinflamasi, analgesik, dan ekstrak etanol biasanya digunakan sebagai antidiabetik.
Akar kembang telang mengadung 1,1-diphenyl-2 picrylhydrazyl (DPPH) yang berfungsi sebagai antioksidan, kulit akar sebagai diuretik dan agen laksatif, rebusan dari kulit akar digunakan untuk meredakan iritasi pada kantung kemih dan uretra.
Biji kembang telang mengandung nucleoprotein dengan urutan asam amino yang sama dengan insulin, delphinidin-3,3,5-troglukosida, asam amino esensial, pentosan, adenosin, alkaloid etil D galaktopiranosida yang berfungsi sebagai pencahar dan obat pereda nyeri serta dapat digunakan pada sendi yang bengkak.
Dalam pengobatan Ayurveda tradisional dari India, tanaman kembang telang (Clitoria ternatea) telah digunakan selama berabad-abad sebagai penambah memori, nootropik, antistress, anxiolytic, antidepresan, antikonvulsan, obat penenang dan digunakan juga dalam gangguan neurologis. *** [080124]


logoblog

Thanks for reading Clitoria ternatea, Kembang Telang Dari Ternate

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog