Rabu, Juli 09, 2025

Ipomoea pes-caprae, Tanaman Katang-Katang Yang Gemar Menjalar di Pasir Pantai

  Budiarto Eko Kusumo       Rabu, Juli 09, 2025
Tak jauh dari tanaman pandan duri (Pandanus tectorius) yang tumbuh di pasir pantai, saya yang bersama rombongan Tim NIHR UB tengah menikmati senja di Pantai Pulau Merah. Angin laut meniupkan pelan, menggiring aroma garam dan suara ombak yang pelan-pelan menelan jejak kaki di pasir. 
Di antara bentangan pasir putih, perhatian saya tertuju pada tanaman menjalar dengan daun hijau lebar berbentuk seperti hati yang dikenal dengan sebutan katang-katang, si penjelajah pesisir yang nyaris tak pernah absen dari lanskap pantai tropis.
Tumbuhan ini tampak sederhana, menjalar tanpa suara, namun fungsinya begitu vital dalam menjaga stabilitas pasir dan ekosistem pesisir. Di Indonesia, katang-katang dikenal dengan berbagai nama lokal: tangkatan di Madura, katang-katang di Bali, lalere di kalangan masyarakat Bugis, dan batata pantai di Manado. 
Di balik keragaman nama itu, tumbuhan ini menyimpan kesamaan makna: ketangguhan, ketekunan, dan melekat dengan wilayah pesisir yang rapuh namun memesona.

Tanaman katang-katang (Ipomoea pes-caprae) tumbuh subur dengan menjalar di atas pasir putih Pantai Pulau Merah, Banyuwangi

Nama ilmiah dari katang-katang adalah Ipomoea pes-caprae (L.) R.Br. Nama genus Ipomoea brasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata “ips” (cacing) dan “homoios” (menyerupai), mengacu pada pertumbuhan melilit seperti cacing [
1Jones, E. A. L., Contreras, D. J., & Everman, W. J. (2021). Chapter 11 - Ipomoea hederacea, Ipomoea lacunosa, and Ipomoea purpurea. In B. S. Chauhan (Ed.), Biology and Management of Problematic Crop Weed Species (pp. 241–259). Academic Press. https://doi.org/10.1016/C2019-0-04831-5
].
Sedangkan, julukan khusus pes-caprae berasal dari bahasa Latin dari kombinasi kata “pes” (kaki) dan “caprae” (kambing), merujuk pada bentuk daunnya yang kecil seperti tapak kambing [
2Puccio, P., & Beltramini, M. (n.d.). Oxalis pes-caprae. Monaco Nature Encyclopedia: Discover the Biodiversity. Retrieved July 09, 2025, from https://www.monaconatureencyclopedia.com/oxalis-pes-caprae/?lang=en
].
Spesies tanaman ini mula-mula diperkenalkan oleh botaniwan Swedia Carolus Linnaeus (1707-1778) pada tahun 1753 sebagai Convolvulus pes-caprae, dan dipublikasikan dalam Species Plantarum, Exhibentes Plantas Rite Cognitas, Ad Genera Relatas, Cum Differentiis Specificis, Nominibus Trivialibus, Synonymis Selectis, Locis Natalibus, Secundum Systema Sexuale Digestas. (Tomus I), atau Sp. Pl. 1: 159 (1753).
Kemudian pada tahun 1818, botaniwan Inggris Robert Brown (1773-1858) merevisi dan mengklasifikan Convolvulus pes-caprae ke dalam genus Ipomoea menjadi Ipomoea pes-caprae, dan dipublikasikan dalam Observations systematical and geographical on the herbarium collected by Professor Christian Smith, in the vicinity of the Congo: during the expedition to explore that river, under the command of Captain Tuckey in the year 1816, atau Observ. Congo 58 (1818).
Selain nama binomial, Ipomoea pes-caprae mempunyai nama-nama umum (common names): bayhops, goat's foot vine, sea morning glory (Inggris); Geißfußstrichterwinde, Strandtrichterwinde, Strandwinde, Ziegenfußwinde (Jerman); patate bord-de-mer, patate marron (Prancis); batata-de-mar, batateira-do-mar, legação-das-rochas, pé-de-cabra (Portugis); sagarmekhala (Sansekerta); pinlakazum (Myanmar); rau mu[oos]ng bi[eer]n (Vietnam); trakuon kantek, pak bung tale (Kamboja); tapak kuda, batata pantai  (Malaysia); katang-katang (Indonesia); bagasua (Tagalog); ma an teng, ma ti cao (China); gunbaihirugao (Jepang); beach morning glory (Amerika); boniato de playa (Kuba); bejuco de playa (Honduras); salsa-da-praia, pé-de-cabra (Brasil).

Kuncup bunga katang-katang (Ipomoea pes-caprae)

Tanaman katang-katang (Ipomoea pes-caprae) termasuk dalam famili Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan). Tumbuhan ini berasal dari bioma beriklim subtropis di wilayah kawasan tropis dan subtropis daerah pesisir pantai, seperti yang saya jumpai ini ketika ikut jalan-jalan menikmati senja di Pantai Pulau Merah, Banyuwangi.
Ipomoea pes-caprae merupakan tanaman merambat abadi dengan batang panjang yang menjuntai dan berakar di buku-bukunya. Tanaman ini memiliki daun yang halus, tebal, berlobus dua, dan bunga berbentuk corong, berwarna merah muda hingga ungu, biasanya dengan tenggorokan yang lebih gelap. Tanaman ini beradaptasi dengan baik dengan lingkungan pesisir, tumbuh subur di pantai berpasir, dan tahan terhadap kondisi asin.
Secara tradisional, menurut Akinniyi et. al. (2022) [
3Akinniyi, G., Lee, J., Kim, H., Lee, J. G., & Yang, I. (2022). A Medicinal Halophyte Ipomoea pes-caprae (Linn.) R. Br.: A Review of Its Botany, Traditional Uses, Phytochemistry, and Bioactivity. Marine drugs, 20(5), 329. https://doi.org/10.3390/md20050329
], berbagai bagian tanaman, seperti daun, akar, biji, dan getah batang, telah digunakan secara tradisional; namun, bagian yang paling banyak digunakan dari Ipomoea pes-caprae adalah daunnya – baik daun kering maupun yang segar.
Misalnya, daun kering tanaman ini digunakan untuk mengobati radang sendi di Nigeria, sedangkan daun mudanya direbus dalam minyak kelapa untuk mengobati luka di Indonesia. Ada kesamaan mengenai penggunaan tradisional tanaman ini untuk mengobati penyakit/gangguan dari satu negara ke negara lain. 

Kuncup daun katang-katang (Ipomoea pes-caprae)

Untuk mengobati gangguan dan gejala yang berhubungan dengan gastrointestinal, seperti disentri, tukak lambung, nyeri perut, dan kram, masyarakat dari Meksiko dan Indonesia mengonsumsi daun Ipomoea pes-caprae sebagai infus atau rebusan.
Daun Ipomoea pes-caprae digunakan di Thailand, Malaysia, Cina, Mauritius, dan Australia untuk mengobati penyakit kulit dan sendi yang disertai nyeri dan peradangan, seperti dermatitis, bisul, luka baring, dan sengatan ubur-ubur dan ikan batu, radang sendi, dan rematik. 
Aplikasi topikal Ipomoea pes-caprae digunakan dalam hal ini. Mirip dengan metode yang digunakan di Malaysia di mana sari daun diperas dan dioleskan ke area sengatan ikan, daun ditumbuk dan dibuat menjadi bentuk pasta dengan cuka suling di Thailand. Cairan akhirnya diperas dan dioleskan ke area yang terkena. Aplikasi topikal daun Ipomoea pes-caprae serupa di Australia dan Papua Nugini, di mana daun dipanaskan di atas api dan dioleskan ke luka dan sengatan.
Bagian tanaman lainnya, seperti getah batang, juga telah digunakan untuk mengobati kelopak mata yang sakit, bisul, dan sakit telinga. Untuk meredakan ketegangan, kelelahan, dan kelemahan fisik, rebusan tanaman digunakan sebagai mandi herbal, sementara infus daun dalam air panas diminum secara oral di Bimini, Kepulauan Bahama untuk tujuan yang sama.

Daun katang-katang (Ipomoea pes-caprae)

Penggunaan lain dari Ipomoea pes-caprae telah dilaporkan. Misalnya, infus daun digunakan untuk mengobati hipertensi dan penyakit ginjal. Ipomoea pes-caprae sebagai "Vriddhadaru" dalam pengobatan Ayurveda telah dilaporkan efektif dalam mengelola diabetes. 
Di Mauritius, orang yang menderita ambeien mandi dengan rebusan tanaman atau duduk dalam resep yang berisi rebusan panas sehingga uapnya mencapai ambeien. Sebagai mandi ritual, diyakini bahwa penggunaan Ipomoea pes-caprae mengusir roh jahat.
Lebih lanjut, Akinniyi et. al. menjelaskan aktivitas biologis ekstrak Ipomoea pes-caprae meliputi aktivitas antioksidan, antiinflamasi, antinosiseptif, antimikroba, antispasmodik, antikanker, antitumor, antiproliferatif, dan penghambatan resistensi multiobat. Potensi biologis intrinsik dan penggunaan obat Ipomoea pes-caprae dapat dikaitkan dengan banyak fitokimia, seperti alkaloid, norisoprenoid, fenol, terpenoid, steroid, dan glikosida, yang terkandung dalam tanaman tersebut. *** [090725]


logoblog

Thanks for reading Ipomoea pes-caprae, Tanaman Katang-Katang Yang Gemar Menjalar di Pasir Pantai

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog