Jumat, November 07, 2025

Columba livia domestica, Jinak-Jinak Merpati Peliharaan Orang

  Budiarto Eko Kusumo       Jumat, November 07, 2025
Empat ekor merpati (Columba livia f. domestica) sedang makan sisa butiran padi di basecamp Tim Enumerator GHG STAND di Dusun Gunung Gebang RT 22 RW 04 Desa Karangsari, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang

Ahad (12/10) siang di Dusun Gebang RT 22 RW 04 Desa Karangsari, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Di halaman rumah Bapak Imam Wahyudi, keindahan kembang sadariyah (Dahlia pinnata) yang merekah sempurna menjadi daya tarik bagi yang bertandang.
Namun, tatkala asyiknya menatap bunga mekar tersebut di bawah teriknya mentari tiba-tiba dipecahkan oleh kehadiran empat sosok penjelajah langit. Dari atas genteng Masjid Baitul Fattah, mereka berseliweran, dan mendarat dengan licah di halaman yang juga menjadi basecamp Tim Enumerator GHG STAND dari UI.
Mereka adalah burung merpati peliharaan yang menghadirkan fenomena “jinak-jinak merpati” dalam keseharian warga. Sifatnya persis seperti pepatah lama: terlihat lulut (jinak) dan dekat, namun segera mengibaskan sayapnya untuk terbang menjauh begitu seseorang mendekat, meski telah lama dipelihara.
Keempatnya bagai palet warna hidup yang melengkapi pesona bunga di halaman. Satu ekor berwarna megan, yang lain hitam, dan yang satunya lagi menghiasi bulu dengan kombinasi megan, putih, dan hitam. Mereka adalah akesori hidup yang memperindah siang, menghadirkan dinamikan yang akrab sekaligus elusif di perbatasan antara liar dan jinak.
Burung merpati peliharaan tersebut memiliki nama ilmiah Columba livia f. domestica. Nama genus Columba berasal dari istilah eponim yang secara tepat berarti merpati atau dara, nama tersebut berasal dari bahasa Yunani Kuno “kólumbos” (penyelam), yang diperkirakan berasal dari gerakan burung yang seperti berenang di udara, hanya untuk perilaku khusus yang dilakukan burung ini saat terbang selama masa pacaran [
1Colombo, Dr. G. (n.d.). Columba guinea . Monaco Nature Encyclopedia: Discover the Biodiversity. Retrieved November 07, 2025, from https://www.monaconatureencyclopedia.com/columba-guinea/?lang=en
].
Julukan khusus livia berasal dari bahasa Latin “livor” (perubahan warna atau kebiruan) [
2QJURE. (n.d.). Columba livia. QJURE.Com. Retrieved November 07, 2025, from https://qjure.com/remedy/columba-livia-2/
]. Ini mungkin merujuk pada bulu khas merpati karang (rock pigeon atau feral pegion) liar. 
Sedangkan, huruf “f.” berarti “forma” (bentuk) dan “domestica” berasal dari bahasa Latin “domesticus” (milik rumah tangga) [
3Harper, D. (n.d.). Origin and history of domestic. Etymonline. Retrieved November 07, 2025, from https://www.etymonline.com/word/domestic
]. Sebutan ini lebih lanjut untuk bentuk domestikasi dari merpati karang liar (Columba livia). Pengertian ini mengacu pada hubungan dekatnya dengan tempat tinggal manusia, atau hewan peliharaan.
Spesies Columba livia diperkenalkan oleh naturalis Jerman Johann Friedrich Gmelin (1748-1804) pada tahun 1789, dan dipublikasikan dalam Systema Naturae Per Regna Tria Naturae, Secundum Classes, Ordines, Genera, Species, Cum Characteribus, Differentiis, Synonymis, Locis (Tom. I Pars II), atau Syst. Nat. 1 pt 2 p. 769 (1789).
Kemudian untuk membedakan dengan yang liar, trinomial Columba livia f. domestica (atau terkadang Columba livia domestica) ditetapkan untuk memisahkan secara jelas bentuk liar dari varietas domestikasi yang tak terhitung jumlahnya. Tokoh kunci dalam memformalkan klasifikasi ini adalah Erwin Friedrich Theodor Stresemann (1889-1972), salah satu naturalis dan ahli ornitologi Jerman paling berpengaruh di abad ke-20.
Stresemann membuat sebutan ini dalam karyanya yang sangat berpengaruh, Aves, yang merupakan bagian dari buku pegangan Jerman Hadbuch der Zoologie (1927-1934). Ia menganjurkan penggunaan kategori "forma" (f.) untuk menangani secara tepat bentuk domestikasi burung yang secara biologis merupakan spesies yang sama dengan nenek moyang liarnya.
Selain nama trinomial, Columba livia f. domestica mempunyai nama-nama umum (common names): feral pigeon (Inggris); kesykyyhky (Finlandia); Hausdauf (Luksemburg); stadsduif (Belanda); merpati, dara (Indonesia).
Merpati peliharaan atau domestik (Columba livia f. domestica) termasuk dalam famili Columbidae, dan banyak tersebar di beberapa wilayah dunia. Asal usul pasti merpati ini tidak diketahui, tetapi biasanya ditelusuri ke Afrika Utara, sebagian pesisir Eropa, anak benua India, dan Asia Tengah. 
Habitat alami burung ini umumnya di antara tebing dan batu, gua, dan lahan terbuka - bukan di antara hutan dan semak belukar. Karena secara alami merupakan pemakan tanah, merpati berbondong-bondong ke pemukiman manusia sejak pertanian ditemukan untuk makan dari tanah yang subur hasil karya manusia. Beradaptasi dengan lingkungan perkotaan, baik di daerah tanpa pohon maupun di tepian, terbukti tidak menjadi masalah. Ia merupakan salah satu dari sedikit burung domestifikasi dengan nilai ekonomi penting [
4Chen, X., Wang, J., Wei, Q., Hanif, M., Li, E., & Zhang, S. (2019). Morphology and cytochemical patterns of peripheral blood cells in domestic pigeon (Columba livia). Tissue and Cell, 59, 10–17. https://doi.org/10.1016/j.tice.2019.05.003
].
Pemuliaan merpati memiliki sejarah lebih dari ribuan tahun. Columba livia f. domestica (merpati domestik) telah memenuhi beragam peran, mulai dari simbolisme keagamaan hingga produksi daging [
5Balog, K., Kusza, Sz., & Bagi, Z. (2025). Large-bodied squab pigeons (Columba livia domestica) as a genetic treasure from Central Europe. Poultry Science, 104(12), 105905. https://doi.org/10.1016/j.psj.2025.105905
].
Menurut Colin Jerolmack (2007) [
6Jerolmack, C. (2007). Animal archeology: Domestic pigeons and the nature-culture dialectic. Qualitative Sociology Review, 3(1), 74–95. https://doi.org/10.18778/1733-8077.3.1.06
], bukti sejarah menunjukkan bahwa merpati termasuk hewan pertama, dan burung pertama, yang didomestikasi. Dalam catatan arkeologis seperti figur terakota yang ditemukan di Turki masa kini - berasal dari abad ke-5 SM - dan batu nisan Yunani yang menggambarkan seorang pria dengan penuh kasih sayang memegang dua merpati - berasal dari 500 SM - sebagai bukti domestikasi awal, dan penghormatan tinggi terhadap burung ini. 
Merpati muncul pada relief Mesir dari setidaknya 2700 SM. Dari Homer (sekitar abad ke-9 SM) hingga Sokrates (469-400 SM) hingga Aristoteles (384-322 SM), bangsa Yunani menunjukkan pengetahuan tentang kebiasaan dan kemampuan merpati serta menulis tentang isu-isu pembiakan selektif dan domestikasi. Catatan Romawi dari tahun 200 SM mendokumentasikan pemberian makan paksa merpati untuk tujuan menggemukkan mereka dan dikonsumsi. Merpati juga memiliki tempat dalam sastra dan mitologi.
Kajian etnozoologi memperlihatkan fungsi historis merpati, seperti merpati sebagai makanan dan pupuk, merpati sebagai metafora, dan merpati sebagai pembawa pesan. Dagingnya bisa dikonsumsi dan kotorannya bisa digunakan sebagai pupuk.
Metafora merpati berhubungan dengan karakteristiknya sekali merpati berjodoh dan berpasangan maka akan seumur hidup. Karakteristik ini melahirkan istilah ‘merpati tak pernah ingkar janji’, kesetiaannya tak diragukan lagi.
Sementara, merpati sebagai pembawa pesan terkenal pada saat perang dunia 1 dan 2. Merpati digunakan sebagai pembawa pesan penting dalam memberikan informasi penting. Dari sinilah muncul istilah merpati pos.
Levi dalam The Pigeon (1963) [
7Levi, Wendell Mitchell ([1941] 1963) The Pigeon. Sumter, S.C.: Levi Publishing Co., Inc.
] melaporkan bahwa "penghormatan terhadap merpati ini berlanjut hingga hari ini di negara-negara Muslim"; pada tahun 1925, sebuah "hampir kerusuhan" terjadi ketika dua anak laki-laki Eropa membunuh beberapa merpati jalanan di Bombay, yang memicu penutupan pasar umum dan bursa saham. 
Masih terdapat "Masjid Merpati" di Istanbul, Turki, tempat sarang merpati tidak boleh diganggu. Saat ini, merpati masih digunakan untuk melambangkan cinta. Melepaskan merpati putih (hampir selalu disebut "merpati") pada acara pernikahan, serta pemakaman, merupakan tradisi yang populer untuk melambangkan kedamaian dan keabadian jiwa. *** [071125]


logoblog

Thanks for reading Columba livia domestica, Jinak-Jinak Merpati Peliharaan Orang

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog