Mendengar berita persiapan perang ini, Belanda lalu mengirim suatu ekspedisi tentara dari Ende ke Manggarai. Setelah ekspedisi ini tiba di Manggarai maka perangpun meletus dipimpin oleh Motang Rua. Perang ini terjadi pada tahun 1907. Dalam perang ini pasukan Belanda dikalahkan.
Baru pada tahun berikutnya, Belanda mengirim ekspedisi lain untuk langsung menyerang pusat pertahanan Motang Rua di Copu. Maka terjadilah perang hidup-mati di Copu di bawah pimpinan Motang Rua. Korban berjatuhan di kedua belah pihak. Tetapi, dengan persenjataan modern maka akhirnya Motang Rua makin terdesak dan kalah. Ia ditangkap lalu dibawa ke Kupang untuk diadili. Dari Kupang ia dibuang ke Bima kemudian dipindahkan ke Nusa Kambangan dan pada tahun 1923 ia dibuang ke Aceh.
Motang Rua mengakhiri hidupnya dalam pembuangan di Aceh. Tetapi semangat kepahlawanannya tidak pernah terbuang dari hati rakyat Manggarai hingga sekarang.
Menyusul pembuangan Motang Rua, banyak rakyat Manggarai diangkut ke Jakarta untuk dijadikan kuli di sana. Para kuli ini terus menetap di suatu tempat di Jakarta dan diberi nama Manggarai hingga sekarang.
Daerah Manggarai kini termasuk wilayah Jakarta Selatan.***
Sumber:
• FanggidaE & KoEhuan. 2002, Himpunan Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur, Kupang: CV. Pengharapan Karya Abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar