Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengantin adalah orang yang sedang melangsungkan pernikahan. Pemaknaan yang dekat dengan pengantin adalah pernikahan, perkawinan dan pesta. Dan perasaan yang selalu tergambarkan dalam situasi tersebut adalah keriangan, kegembiraan dan kebahagiaan.
Suasana ini memang terasa di pernikahan Ai dan Acim. Ai, yang memiliki nama lengkap Arifah Sundari Putri, putri dari Bapak Suryanto dan Ibu Nining Yuningsih, dan Acim yang bernama lengkap Amin Kasyim Azuz Putra, putra dari Bapak Ahmad Azuz dan Ibu Siti Undaya.
Akad nikah berlangsung pada pukul 15.30 WIB dan walimatul ‘ursy (resepsi pernikahan) dimulai pada pukul 19.00 WIB pada hari Sabtu, 28 September 2019 dengan wedding venue di Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo di Jalan Elang Raya No. 1 Sawah Lama, Ciputat, Tangerang Selatan.
Mengutip dari laman arsip-indonesia.org, Rumah Puspo Budoyo ini didirikan pada 6 Agustus 2003 oleh H. Luluk Sumiarso, dengan tujuan pendirian sanggar budaya sebagai wujud rasa cinta Sumiarso sendiri terhadap budaya lokal sekaligus sebagai refleksi keprihatinan terhadap pupusnya kecintaan masyarakat terhadap kebudayaan mereka sendiri di tengah derasnya arus modernisasi.
Pasangan pengantin memilih lokasi ini untuk mengusung prosesi pernikahannya dengan konsep pesta kebun (garden wedding party). Konsep pernikahan outdoor dengan tema garden party ini memang lagi banyak diminati. Kebosanan terhadap acara yang formal atau dalam bahasa Jawa berdasarkan pakem, memunculkan ide dengan membuat konsep pernikahan yang lebih intimate dan penuh keceriaan.
Di situ, terlihat interaksi sosial yang bersifat dinamis. Saudara trah Sukisman Sastro Kusumo, keluarga besar dari mempelai pria, dan para tamu undangan lainnya melebur jadi satu dalam sebuah keceriaan bersama mempelai pengantin.
Pada ijab qobul, mempelai pengantin menggunakan pakaian berwarna putih, termasuk yang mendapat tugas dalam menyelenggarakan pernikahan itu juga memakai busana serba putih, mulai dari yang among tamu hingga saritilawah. Kemudian pada walimatul ‘ursy, mempelai pria menggunakan jas warna hitam dan mempelai wanita mengenakan pakaian dengan warna pink soft dipadu dengan jilbab warna putih bersih. Kendati menggunakan tradisi Sunda, kori Majapahit dengan lambang Surya Majapahit menjadi latar dalam resepsi tersebut. Benar-benar kental dengan etnisitas dalam semesta Indonesia.
Suasana acara pernikahan yang santai di antara rerimbunan pepohonan memberikan kenyamanan tersendiri bagi yang hadir dalam perhelatan ini. Banyak dari hasil penelitian yang menjelaskan bahwa kedekatan dengan alam terbuka ternyata memberikan dampak positif bagi kesehatan seseorang, di antaranya penelitian yang melibatkan 2.479 orang di daerah Wiconsin, Amerika Serikat, membandingkan kesehatan mental orang yang tinggal dekat dengan alam dan hidup di perkotaan. Hasilnya orang yang lebih sering berinteraksi dengan tanaman bunga, dan pernik alam lainnya memiliki perasaan lebih positif dalam kehidupan mereka.
Selamat dan barakallah ya sepupuku, Ai. Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah: damai tenteram, cinta dan harapan, serta penuh kasih sayang. *** [280919]
Suasana ini memang terasa di pernikahan Ai dan Acim. Ai, yang memiliki nama lengkap Arifah Sundari Putri, putri dari Bapak Suryanto dan Ibu Nining Yuningsih, dan Acim yang bernama lengkap Amin Kasyim Azuz Putra, putra dari Bapak Ahmad Azuz dan Ibu Siti Undaya.
Akad nikah berlangsung pada pukul 15.30 WIB dan walimatul ‘ursy (resepsi pernikahan) dimulai pada pukul 19.00 WIB pada hari Sabtu, 28 September 2019 dengan wedding venue di Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo di Jalan Elang Raya No. 1 Sawah Lama, Ciputat, Tangerang Selatan.
Mengutip dari laman arsip-indonesia.org, Rumah Puspo Budoyo ini didirikan pada 6 Agustus 2003 oleh H. Luluk Sumiarso, dengan tujuan pendirian sanggar budaya sebagai wujud rasa cinta Sumiarso sendiri terhadap budaya lokal sekaligus sebagai refleksi keprihatinan terhadap pupusnya kecintaan masyarakat terhadap kebudayaan mereka sendiri di tengah derasnya arus modernisasi.
Pasangan pengantin memilih lokasi ini untuk mengusung prosesi pernikahannya dengan konsep pesta kebun (garden wedding party). Konsep pernikahan outdoor dengan tema garden party ini memang lagi banyak diminati. Kebosanan terhadap acara yang formal atau dalam bahasa Jawa berdasarkan pakem, memunculkan ide dengan membuat konsep pernikahan yang lebih intimate dan penuh keceriaan.
Di situ, terlihat interaksi sosial yang bersifat dinamis. Saudara trah Sukisman Sastro Kusumo, keluarga besar dari mempelai pria, dan para tamu undangan lainnya melebur jadi satu dalam sebuah keceriaan bersama mempelai pengantin.
Pada ijab qobul, mempelai pengantin menggunakan pakaian berwarna putih, termasuk yang mendapat tugas dalam menyelenggarakan pernikahan itu juga memakai busana serba putih, mulai dari yang among tamu hingga saritilawah. Kemudian pada walimatul ‘ursy, mempelai pria menggunakan jas warna hitam dan mempelai wanita mengenakan pakaian dengan warna pink soft dipadu dengan jilbab warna putih bersih. Kendati menggunakan tradisi Sunda, kori Majapahit dengan lambang Surya Majapahit menjadi latar dalam resepsi tersebut. Benar-benar kental dengan etnisitas dalam semesta Indonesia.
Suasana acara pernikahan yang santai di antara rerimbunan pepohonan memberikan kenyamanan tersendiri bagi yang hadir dalam perhelatan ini. Banyak dari hasil penelitian yang menjelaskan bahwa kedekatan dengan alam terbuka ternyata memberikan dampak positif bagi kesehatan seseorang, di antaranya penelitian yang melibatkan 2.479 orang di daerah Wiconsin, Amerika Serikat, membandingkan kesehatan mental orang yang tinggal dekat dengan alam dan hidup di perkotaan. Hasilnya orang yang lebih sering berinteraksi dengan tanaman bunga, dan pernik alam lainnya memiliki perasaan lebih positif dalam kehidupan mereka.
Selamat dan barakallah ya sepupuku, Ai. Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah: damai tenteram, cinta dan harapan, serta penuh kasih sayang. *** [280919]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar