Jumat, Agustus 06, 2021

Anything is Possible

  Budiarto Eko Kusumo       Jumat, Agustus 06, 2021
"Segalanya adalah mungkin." - Ethan Jordan Bortnick

Anything is Possible
merupakan salah satu lagu yang diciptakan oleh Ethan Bortnick di saat masih belia. Lagu ini begitu kondang setelah menjadi soundtrack film Anything is Possible yang dirilis pada 24 September 2013. Kebetulan antara judul lagu dan filmnya sama.
Dalam film yang disutradarai Demetrius Navaro, Ethan Bortnick selain menggubah lagu tersebut juga sekaligus menjadi pemeran utama dalam film yang bergenre drama sebagai Nathan, seorang laki-laki yang terpisah dari ibunya ketika dia hilang selama perjalanan ke Jepang untuk membantu setelah tsunami.
Ethan Jordan Bortnick lahir di Pembroke Pines, Florida, Amerika Serikat pada 24 Desember 2000. Ia lahir dari pasangan Gene Bortnick dan Hannah Bortnick, imigran Ukrainia. Ethan disebut anak ajaib (a child prodigy), karena dia bisa melakukan sesuatu dengan sangat baik di usia belia dengan usaha yang jauh lebih sedikit ketimbang yang dibutuhkan orang lain. Di usia 11 tahun, dia sudah bisa memainkan sekitar 500 lagu, 200 di antaranya dari ingatan. Dia memainkan semua jenis musik, termasuk klasik, jazz dan rock ‘n roll.
Semuanya dimulai ketika dia berusia 3 tahun. Dia masih memakai popok, tapi dia duduk di depan piano mainan dengan hanya 10 tuts dan mulai memainkan lagu yang dia dengar, “Rondo Ala Turca” gubahan Wolfgang Amadeus Mozart.
Pada usia 5 tahun, dia mulai menggubah musik. Dia bermain dengan telinga dan hafal ribuan karya musik. Pada usia 6 tahun, dia mengalahkan Michael Jackson untuk rekor sebagai pemain termuda yang pernah menjadi headline tur solo, dan pada tahun 2011, dia menjadi entertainer termuda yang menjadi headline di Las Vegas.
Suatu malam dalam Live in Concert: The Power of Music di The Weidner Center for the Performing Arts yang berlokasi di kampus University of Wisconsin-Green Bay pada 2014, Ethan Bortnick berprolog: “This next song that I write, is something that I truly believe. Because if you believing in yourself, anything is possible. And I know this for a fact, because seven years ago, when my brother is born. We were told that he was missing half his heart. He had three hearts surgeries, and he went through some really tough and scarry time. But now he’s happy. He’s healthy, he loves live you know and keep prove to me and the world that anything is possible. So I dedicate this next song to everybody, who want to achieve their dreams. And to my little brother … Anything is Possible.” (Lagu berikut yang kutulis ini, adalah sesuatu yang sangat aku percaya. Karena jika kau mempercayai dirimu sendiri, semuanya adalah mungkin. Dan saya tahu ini nyata, karena tujuh tahun yang lalu, ketika adik saya lahir. Kami diberitahu kalau dia kehilangan setengah jantungnya. Dia mendapatkan tiga kali operasi jantung, dan dia melalui beberapa waktu yang sangat sulit dan menakutkan. Tapi sekarang dia bahagia. Dia sehat, dia mencintai kehidupan dan terus membuktikan kepada saya dan dunia bahwa segalanya mungkin. Jadi saya persembahkan lagu berikut ini untuk semua orang, yang ingin mencapai impian-impian mereka. Dan untuk adik saya … Segalanya adalah mungkin).
Prolog Ethan itu mengundang decak kagum penonton, setelah tahu akan kisah terciptanya lagu Anything is Possible ini. Adiknya yang bernama Nathan Bortnick lahir dengan kelainan jantung dan menjalani beberapa operasi jantung di Nicklaus Children’s Hospital, Miami. 
Pada waktu adiknya menjalani operasi, Ethan sempat melihat banyak anak yang sakit. Dia mengetahui bahwa beberapa dari anak-anak itu tidak mampu membayar operasi sehingga rumah sakit mengumpulkan uang untuk mereka.
Ethan menulis lagu Anything is Possible untuk adiknya dan setiap anak-anak yang mengalami masa sulit dalam hidup, agar mereka percaya pada diri mereka sendiri dan tahu bahwa segalanya adalah mungkin.
Situasi dan kondisi inilah yang membuat Ethan ingin membantu anak-anak tersebut. Emosionalnya kala di rumah sakit, mengilhaminya untuk menggunakan bakat musiknya untuk amal. Karena bagi Ethan, di tengah ketiadaasaan itu sesungguhnya masih ada harapan (hope), selama di dalam hatinya ada keyakinan diri.
Salah satu video YouTube Ethan Bortnick yang paling ditonton, “Anything is Possible”, memancarkan harapannya untuk kesembuhan saudaranya, yang menderita penyakit serius itu, dan juga menginspirasinya menjadi seorang filantropis.
Sejak itu, Ethan membantu mengumpulkan lebih dari $50,000,000 untuk organisasi non-profit di seluruh dunia. Pada acara amalnya, dia berbagi panggung dengan artis seperti Elton John, Andrea Bocelli, BeyoncĂ©, Josh Groban dan Reba McEntire, serta sederetan penyanyi lainnya. Pada tahun 2010, ia bergabung dengan beberapa penyanyi terkenal – termasuk Barbara Streisand, Tony Bennett, Celine Dion, Carlos Santana, sebagai yang termuda dari barisan all-star yang merekam We Are The World 25 For Haiti.
Di luar bakatnya sebagai musisi yang handal (pianis, penyanyi, aktor, penulis lagu maupun komposer), Ethan Bortnick juga memiliki semangat kemanusiaan. Aksi filantropinya diwujudkan dengan perilaku dermawan dan kecintaan pada sesama. Ketika dia tidak sedang tampil atau menulis musik, Ethan akan fokus pada upaya amal untuk pendidikan anak-anak terutama mereka yang tidak mempunyai akses ke program seni maupun kesehatan.
Kendati, Ethan telah mencapai status selebritas dengan segala ketenarannya namun dalam setiap diwawancarai selepas konser, ia acapkali memperlihatkan kerendahan hati dengan mengatakan: “Saya hanya anak biasa. Saya bermain video game. Saya membaca, dan saya bermain piano kecil.”  *** [060821]

logoblog

Thanks for reading Anything is Possible

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog