Nothing looks so like innocence as an indiscretion -Oscar Wilde (Ilustrasi: https://snappa.com/app/templates/fb-post) |
Kabar tak sedap kembali menghiasi media sosial tanah air. Satu minggu setelah Idul Fitri 1442 H, berita perselingkuhan dua aparatur sipil negara (ASN) di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Komering Ilir (OKI), yaitu antara Kepala Subag Protokol Bupati OKI, Provinsi Sumetera Selatan dengan staf protokol Bupati, menyeruak ke permukaan.
Kasus ini menjadi viral, setelah istrinya Briptu Suci Darma mengunggah cuitan di akun Twitter-nya pada Selasa (10/05/2022): “Layangan putus versi ASN protokoler. Perkenalkan nama saya suci, di sini saya ingin meminta keadilan karena saya merasa telah ditipu oleh laki-laki yang menikahi saya.”
Mengutip dari repulika.co.id, laki-laki yang menjadi suaminya itu berinisial DKM, jebolan dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPTDN). Ia seorang pejabat di lingkungan Pemkab OKI, tepatnya adalah Kasubag Protokoler Bupati OKI.
Menurut Suci, saat mengenal calon suaminya, awalnya DKM merupakan orang yang sopan, baik, dan taat agama. Tetapi, nyatanya dia hanyalah laki-laki yang berpura-pura baik untuk menutupi kejahatannya. “DKM menikahi saya hanya untuk menutupi aibnya yang berselingkuh dengan istri orang,” kata Suci yang sekarang sedang hamil.
Pada saat menikah, DKM mengaku sebagai seorang jejaka. Tetapi, kenyataannya DKM sudah memiliki anak dari istri orang berinisial WAG. “Anak mereka sudah berusia empat tahun lebih saat ini,” ucap Suci.
Dari sepenggal ceritera kehidupan Briptu Suci ini, saya jadi ingat kutipan (quote) milik Oscar Wilde, yang berbunyi: “Tidak Ada Yang Terlihat Seperti Tidak Bersalah Sebagai Perselingkuhan” (Nothing looks so like innocence as an indiscretion).
Oscar Wilde, atau lengkapnya Oscar Fingal O'Flahertie Wills Wilde (1854-1900) adalah seorang dramawan Irlandia, penyair, dan penulis banyak cerita pendek, dan satu novel. Dikenal karena kecerdasannya, dan banyak kata-kata mutiara, ia menjadi salah satu penulis naskah paling sukses di era Victoria akhir di London, dan salah satu selebritas terbesar pada zamannya. Beberapa lakonnya terus dipentaskan secara luas, terutama The Importance of Being Earnest. [
1https://www.goodreads.com/book/show/122649.Lady_Windermere_s_Fan
]Dalam karya-karyanya, Oscar Wilde sering menyindir tatanan masyarakat zaman Victoria yang diklasifikasikan ke dalam kelas. Artinya orang berinteraksi, berkumpul atau bahkan menikah berdasarkan kelasnya. Orang-orang didorong untuk menikah dalam kelas yang sama, mereka bisa menikahi seseorang dari kelas sosial yang lebih rendah dari mereka tetapi itu berarti mereka menikah di bawah diri mereka sendiri.
Salah satu di antara karya yang mempersoalkan ketidaksetaraan kelas sosial adalah A Woman of No Importance. A Woman of No Importance adalah salah satu drama populer Oscar Wilde yang diterbitkan pada tahun 1893. Drama ini menceritakan tentang seorang wanita, Arbuthnot, yang harus diusir dari masyarakat karena dia memiliki seorang putra dari perselingkuhannya dengan seorang pria kelas atas, Illingworth. Itu terjadi dua puluh tahun yang lalu, ketika dia masih muda dan tidak tahu apa-apa tentang kehidupan. Dia begitu sederhana untuk mengetahui tentang cinta dan kepercayaan. Sudah terlambat ketika dia menyadari bahwa dia salah, memberikan cintanya kepada seorang pria yang tidak memenuhi janjinya untuk menikahinya. Dia meminta Illingworth untuk menikahinya sebagai janjinya, setelah dia tahu bahwa dia hamil tetapi yang dia dapatkan adalah sebaliknya. Illingworth dan keluarganya menolak untuk menikahinya, bahkan ibu Illingworth menawarkan sejumlah uang agar dia bisa pergi dari kehidupan Illingworth. Keluarga Illingworth tidak menyetujuinya karena dia berasal dari strata kelas sosial yang berbeda. Illingworth adalah pria kelas atas sementara dia adalah wanita pekerja. [
2http://eprints.ums.ac.id/29429/20/Article.pdf
]Dari perspektif Oscar Wilde, DKM di awal kehidupannya mungkin telah menemukan kebenaran penting bahwa tidak ada yang terlihat seperti tidak bersalah sebagai perselingkuhan, dan melalui serangkaian petualangan yang sembrono seakan bisa memperoleh semua hak istimewa dari sebuah kepribadiannya tanpa bahaya.
Akan tetapi setelah diketahui istri sahnya, kehidupan nyatanya menjadi berbeda. Dunia adalah sebuah panggung, tetapi drama kehidupannya dimainkan dengan buruk dan memberikan dampak padanya. Perselingkuhannya yang diperkirakan sudah mulai sejak 2015 itu akhirnya terkuak juga. Bahkan, ASN lainnya sudah pada masuk kerja pada hari Senin (09/05/2022), DKM dan WAG belum tampak masuk kerja di lingkungan Pemkab OKI.
Tak hanya itu saja, “perselingkuhan” DKM dan WAG kini menjadi perbincangan “studi psikologis” bagi mereka yang ingin tahu latar belakang permasalahan. Seorang pejabat yang mengaku perjaka, muda, gagah dan ganteng, yang secara teori bisa memilih gadis idaman malah menyukai istri orang lain, dan sekantor lagi? *** [110522]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar