Ilustrasi gambar: Photo via Unsplash By Mockup Graphics |
Setiap tanggal 17 Mei, warga dunia memperingati Hari Hipertensi Sedunia (Word Hypertension Day). Hari Hipertensi Sedunia adalah hari yang ditetapkan dan diprakarsai oleh The World Hypertension League (WHL), sebuah organisasi nirlaba non-pemerintah yang sebagian besar terdiri dari sukarelawan yang berdedikasi untuk pencegahan dan pengendalian hipertensi secara global untuk memasukkan kesadaran akan penyakit tidak menular (PTM) sejak 17 tahun silam.
Hari ini, Selasa (17/05/2022), peringatan Hari Hipertensi Sedunia mengangkat tema global “Measure Your Blood Pressure Accurately, Control It, Live Longer.” Tema global ini kemudian diterjemahkan menjadi tema nasional “Cegah dan Kendalikan Hipertensi Untuk Hidup Sehat Lebih Lama.” [
1Surat Edaran Dirjen P2P Kemenkes RI HK.02.01/V/2358/2022 tentang Peringatan Hari Hipertensi Sedunia dan Gerakan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular Tahun 2022.
]Peringatan Hari Hipertensi Sedunia tahun 2022 merupakan momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melakukan pencegahan terjadinya hipertensi serta memberikan edukasi tentang pentingnya deteksi dini dan pengobatan hipertensi serta komplikasinya.
Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya. [
2https://www.kemkes.go.id/article/view/19051700002/hipertensi-penyakit-paling-banyak-diidap-masyarakat.html
]Sementara itu, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1%. Ini mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada Riskesdas Tahun 2013 sebesar 25,8%. Diperkirakan hanya 1/3 kasus hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis, sisanya tidak terdiagnosis. [
3https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210506/3137700/hipertensi-penyebab-utama-penyakit-jantung-gagal-ginjal-dan-stroke/
]Dalam konteks kesehatan, saat ini Indonesia memasuki transisi epidemiologi. Transisi tersebut diakibatkan peningkatan jumlah kasus PTM yang melebihi angka jumlah penyakit menular. Salah satu PTM yang berpotensi menjadi penyebab penyakit-penyakit lainnya adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Sedangkan, penyakit-penyakit lainnya yang juga disebabkan oleh hipertensi adalah jantung, stroke, gagal ginjal, hingga demensia.
Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan menyebutkan bahwa biaya pelayanan hipertensi mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu pada tahun 2016 sebesar 2,8 triliun rupiah, tahun 2017 dan tahun 2018 sebesar 3 triliun rupiah. [
2https://www.kemkes.go.id/article/view/19051700002/hipertensi-penyakit-paling-banyak-diidap-masyarakat.html
]Apabila Pemerintah masih menekankan pada layanan kesehatan yang bersifat kuratif tanpa diimbangi dengan upaya preventif, maka diperkirakan APBN akan terkuras. Beban biaya ekonomi akan semakin besar.
Indonesia bisa mengurangi beban perekonomian yang diakibatkan PTM seperti hipertensi dan komplikasinya (penyakit jantung, stoke, gagal ginjal, dan demensia) hingga triliunan rupiah. Peneliti University of Manchester, Gindo Tampubolon, dalam seminar Non-Communicable and Lifestyle Disease di Hotel J.W. Marriott, Jakarta (19/05/2015), mengatakan bahwa penghematan dapat dilakukan apabila Pemerintah berfokus kepada pengurangan kematian PTM, seperti hipertensi, jantung, stroke, dan diabetes mellitus. Sebaliknya, apabila Pemerintah tidak melakukan apapun hingga 2035, total beban perekonomian mencapai US$ 5,4 triliun, atau sekitar Rp 70.200 triliun. [
4http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/pencegahan-sakit-kurangi-beban-ekonomi-rp-16900-triliun
]Dari uraian itu, ada kebutuhan mendesak untuk mengurangi beban PTM, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, terkait pencegahan dan pengendalian hipertensi, termasuk Indonesia. Pengukuran tekanan darah adalah bidang yang berkembang pesat, pentingnya semakin diakui mengingat meningkatnya kesadaran dan dampak hipertensi pada kesehatan masyarakat. Selama lebih dari satu abad, teknik pengukuran tekanan darah yang dikembangkan oleh Riva-Rocci dan Korotkoff telah menyediakan sebagian besar data tentang diagnosis dan pengobatan hipertensi. [
5Parati, G., Bilo, G., & Mancia, G. (2004). Blood pressure measurement in research and in clinical practice: recent evidence. Current opinion in nephrology and hypertension, 13(3), 343–357. https://doi.org/10.1097/00041552-200405000-00013
]Mengapa mengetahui tekanan darah itu penting?
Tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan global terbesar. Pengukuran tekanan darah yang akurat diperlukan untuk diagnosis medis, dan pencegahan serta pengobatan penyakit. Tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Mencatat tekanan darah juga merupakan bagian penting dari studi epidemiologi jangka panjang, yang telah mengkonfirmasi pentingnya tekanan darah tinggi sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Selain mengunjungi fasilitas kesehatan adalah cara yang sangat efektif untuk meningkatkan kesadaran akan hipertensi di antara pasien hipertensi, Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menyelenggarakan promosi kesehatan melalui program pelibatan masyarakat yang disebut Pos Pelayanan Terpadu (Posbindu). Posbindu berfokus pada peningkatan kesadaran masyarakat, skrining dan deteksi dini pada PTM.
Di Kabupaten Malang, kader Posbindu mendapat pelatihan khusus untuk melakukan skrining dengan SMARThealth, seperi melakukan pengukuran tinggi/berat badan yang benar, pengukuran tekanan darah yang akurat, dan cek gula darah/kolesterol oleh para dokter, serta mendapat pelatihan aplikasi eKader. Aplikasi tersebut bisa untuk menginput data hasil skrining warga, seperti riwayat pasien dan faktor risiko, riwayat kesehatan seluruh anggota keluarga pasien, gaya hidup, riwayat pengobatan, pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kadar kolesterol, dan tinggi/berat badan. Setiap yang diinput oleh kader kesehatan terlatih melalui handphone yang berisi aplikasi eKader, datanya langsung akan bridging atau terintegrasi dengan ePuskesmas.
Dalam giat Posbindu PTM, kader kesehatan terlatih mampu membantu perawat desa melakukan pengukuran tekanan darah maupun cek gula darah serta memberikan edukasi ringan terkait hipertensi maupun gula darah. Giat Posbindu yang aktif dan rutin ini dapat meningkatkan kontrol tekanan darah dan merupakan bagian yang semakin umum dari manajemen hipertensi. Pemantaun tersebut disertai dengan dukungan tambahan, seperti dari dokter puskesmas, perawat desa, maupun aparat pemerintah desa/kelurahan.
Giat Posbindu ini sangat membantu, karena mendekatkan layanan pemeriksaan atau skrining kesehatan PTM di tengah-tengah masyarakat. Lambat laun, giat ini akan memberikan kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala di Posbindu. Dengan mengetahui hasil pengukuran tekanan darah secara dini, akan membantu masyarakat dalam mengantisipasinya. Bila ternyata tidak berisiko tinggi, warga akan tetap disuruh menjaga pola hidup sehat. Sementara bagi warga yang terindikasi memiliki faktor risiko tinggi (highrisk), dokter Puskesmas atau perawat desa yang hadir dalam giat Posbindu tersebut akan memberikan obat antihipertensi dan mengedukasi warga agar pola hidup sehat dijalankan.
Jadi selaras dengan tema Hari Hipertensi Sedunia ini, pengukuran tekanan darah yang akurat sangat penting untuk diagnosis dan pengelolaan hipertensi. Pengukuran tekanan darah yang akurat secara rutin dan berkala tersebut berguna untuk pencegahan, deteksi, evaluasi, dan manajemen hipertensi.
Happy World Hypertension Day 2022! Measure Your Blood Pressure Accurately, Control It, Live Longer. Cegah dan Kendalikan Hipertensi Untuk Hidup Sehat Lebih Lama. *** [170522]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar