"The beauty of empowering others is that your own power is not diminished in the process." -Barbara Coloroso (Ilustrasi gambar: Photo via Unsplash By Wamanizer Toys) |
Pada 22 April 2022 selepas salat Jumat, saya mendapat undangan webinar dari DIPI (Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) untuk adanya proses evaluasi atas jalannya riset di tahun pertama (2021-2022) dengan judul “SMARThealth COVID-19: an innovative multifaceted mobile technology for community mitigation management of COVID-19 pandemic in rural Indonesia.”
Dalam webinar itu ada hal menarik yang masih saya ingat sampai saat ini tatkala Prof. Delvac Oceandy, MD, Ph.D, seorang ahli stem cell di Departemen Kardiovaskular Fakultas Kedokteran University of Machester, Inggris, diberi kesempatan untuk berbicara dalam webinar tersebut.
Pada kesempatan itu, Prof. Delvac menceriterakan perihal program SMARThealth yang dilaksanakan di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Keunggulan SMARThealth di Kabupaten Malang, Indonesia, dibandingkan dengan India yang berbarengan mengimplementasikan program SMARThealth saat itu, terletak pada pemberdayaan kader (cadre empowerment).
Kegiatan kader SMARThealth di Kabupaten Malang bisa berjalan hingga kini ketimbang kader dari India. Mengapa? Konon, kader di Kabupaten Malang berperilaku aktif. Perilaku aktif disebut respon eksternal atau bersifat terbuka. Perilaku ini bisa diamati secara langsung karena tindakan nyata berdasarkan keterlibatan mereka dalam program SMARThealth yang sedang berlangsung tentang intervensi berbasis masyarakat yang didukung aplikasi mobile health untuk mengoptimalkan perawatan pencegahan dan pengobatan penyakit kardiovaskular (cardiovascular disease/CVD) dan dukungan yang ada dari Kepala Puskesmas, perawat dan bidan desa, maupun perangkat pamong yang ada di tiap desa.
Kader yang telah mendapat pelatihan dengan kurikulum Posbindu PTM itu, mampu melakukan promosi kesehatan, antropometri dan pengukuran tekanan darah maupun glukosa. Selain itu, kader juga diminta menindaklanjuti pasien berisiko tinggi (highrisk) CVD setidaknya sebulan sekali untuk memberikan panduan tentang gaya hidup sehat, memantau dan mempromosikan kepatuhan terhadap obat yang diresepkan serta mendorong kepatuhan minum obat.
Sejumlah peneliti dari berbagai belahan dunia, kini melirik pada kegiatan kader SMARThealth yang ada di Kabupaten Malang. Mereka umumnya tertarik pada motivasi kader sebagai relawan berbasis desa mampu memberdayakan kesehatan masyarakatnya.
Sejumlah peneliti dari The George Institute for Global Health, The University of Sydney School of Public Health, Australia, dan Universitas Brawijaya, Malang, dalam penelitian “Assessing the feasibility and acceptability of a financial versus behavioural incentive-based intervention for community health workers in rural Indonesia” (terbit di Pilot and Feasibility Studies, BMC, 2021) dijelaskan bahwa faktor motivasi terpenting bagi kader adalah kesempatan untuk diakui dan dipelajari. Dengan menjadi kader, mereka mendapat banyak manfaat. Interaksi sosial yang meluas, pemahaman kesehatan akan baik, mampu membedakan obat berlisensi dengan obat bebas, memiliki keterampilan dalam skrining, dan sebagainya. [
1Gadsden, T., Jan, S., Sujarwoto, S. et al. Assessing the feasibility and acceptability of a financial versus behavioural incentive-based intervention for community health workers in rural Indonesia. Pilot Feasibility Stud 7, 132 (2021). https://doi.org/10.1186/s40814-021-00871-7
]Mereka umumnya senang menjadi kader. Mungkin tidak ada materi atau uang yang didapat dengan menjadi kader, akan tetapi mereka beranggapan semakin bertambah pengetahuannya, adanya pengakuan baru dari masyarakat sekitar serta mendapatkan pahala karena kerja sosialnya.
Saya suka nasihat Barbara Coloroso, penulis buku international bestselling (dari Colorado, Amerika) yang membagikan kutipan ini, “Keindahan dari memberdayakan orang lain adalah bahwa kekuatan Anda sendiri tidak berkurang dalam prosesnya” (The beauty of empowering others is that your own power is not diminished in the process). [
2https://azsayings.com/barbara-coloroso/kata-mutiara/130771
]Kutipan (quote) ini cukup mengemuka dalam dunia volunteer (sukarelawan) karena kutipan itu mengingatkan kita semua untuk bekerja dengan rasa percaya diri, harga diri, dan keamanan, kendati kita bukan siapa-siapa melainkan seorang relawan.
Umumnya, kader-kader di Kabupaten Malang yang saya kenal selama enam tahun ini, merasa senang karena kekaderannya bisa membantu orang lain dan bermanfaat bagi masyarakat dan komunitas di sekitarnya.
Tenaga dan waktu yang dikeluarkan seorang kader untuk kemaslahatan umum dalam memberdayakan kesehatan masyarakat, merupakan sedekahnya. Sedekah merupakan amalan yang dicintai Allah Subhanahu wa ta’ala, dan sedekah itu tidaklah mengurangi harta (bahkan mendapat pahala berlipat!). Seperti yang ditegaskan dalam kutipan Barbara Coloroso di atas, “Keindahan dari memberdayakan orang lain adalah bahwa kekuatan Anda sendiri tidak berkurang dalam prosesnya.” *** [010822]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar