 |
| Tirtorejo Fair, bazar di Kampung Mutihan, Kota Solo (Malam Minggu/24092022) |
Dua tahun dilanda pandemi, hampir semua kegiatan di Kota Surakarta atau yang beken dengan sebutan Kota Solo sempat mengalami kevakuman. Tahun ini, geliat kegiatan daerah mulai bermunculan di beberapa kampung yang ada di Kota Solo.
Saya yang sedang pulang untuk takziah Kakak Ipar di Sabtu pagi (24/09/2022), malam Minggunya diajak anak wedok nonton bazar d dekat rumah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata bazar adalah pasar yang disengaja diselenggarakan untuk jangka waktu beberapa hari.
Bazar itu dilabeli dengan nama Tirtotejo Fair, yang digelar di sepanjang Jalan Tirtotejo dari tanggal 18 hingga 24 September 2022 yang berada di Kampung Mutihan, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.
Lokasi bazar itu diadakan mulai dari perempatan pohon beringin di bagian barat atau depan Langgar Mutihan ke timur sampai dengan Wedangan Pak Totok dekat Lapangan Sriwaru, sebuah lapangan sepak bola di tengah kampung yang berstandar internasional.
Sementara itu, penggunaan nama Tirtorejo yang dicomot dari Jalan Tirtotejo sesungguhnya merupakan nama motif batik. Di Kampung Mutihan yang merupakan bagian dari Laweyan yang terkenal akan Kampung Batiknya, nama-nama jalan di kampungnya menggunakan nama batik semua, termasuk Jalan Tirtotejo.
Tirto itu artinya air dan tejo adalah cahaya. Jadi, Tirtotejo artinya cahaya yang mengalir. Motif batik Tirtotejo itu melambangkan kemakmuran yang terus mengalir dan optimisme kepada si pemakainya.
Tirtotejo Fair adalah acara bazar tahunan yang diselenggarakan di Kampung Mutihan sebagai event rakyat. Dalam Tirtotejo Fair dimeriahkan dengan musik hiburan, kereta kelinci, wahana permainan anak, buku, alat kesehatan, kosmetika, kuliner (tradisional/modern), produk-produk pakaian, dan lain-lain.
Kegiatan Tirtotejo Fair ini mengenalkan dan mengangkat potensi Kampung Mutihan. Konsep utama dalam bazar berbasis kemasyarakatan ini skalanya lebih kecil, seperti RT maupun RW, namun kegiatannya mampu meghibur masyarakat dengan sejumlah atraksi dan kemeriahan bazarnya.
Potensi usaha masyarakat seperti produk home industry, jasa layanan usaha, dan lainnya bisa dikenalkan dalam kegiatan bazar skala lingkungan masyarakat tingkat bawah tersebut. Untuk penyelenggaraan, konsepnya dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat dengan sistem paguyuban dan gotong-royong.
Kendati kegiatan ini hanya dalam lingkup kampung, hal kecil bisa menjadi sesuatu yang besar jika ditekuni dan digarap dengan serius. Dalam kegiatan seperti ini selain sebagai ajang silaturahmi juga menjadi bursa dagang dan untuk menawarkan kerja sama usaha yang dimiliki setiap warga. *** [240922]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar