Awan gelap menggantung di Desa Peuteuycondong, Kec. Cibeber, pada sore di bulan Desember (12/12/2022) |
Enam hari yang lalu, paman saya dari garis ibu, memposting awan gelap dari depan rumahnya. Paman, yang kini bermukim di Desa Peuteuycondong, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat itu, upload foto di group WhatsApp (WA) Keluarga Soenarto pada pukul 16.44 WIB. Bunyi WAnya, “hari ini, saat di sini ........”
Paman sengaja memakai titik-titik berjumlah delapan, agar pembaca group WA langsung melihat fotonya, yang memperlihatkan kondisi cuaca di daerah rumahnya dalam keadaan mendung. Awan gelap menggantung di desanya.
Awan yang dipotret paman sebenarnya menunjukkan fenomena alam dalam kondisi alamiah, memperlihatkan suasana mendung, biasanya sebagai pertanda bakal turun hujan. Meski sebenarnya tidak selalu.
Awan mendung terjadi karena uap air yang dibawa tidak hanya dari air laut, sungat, atau sumber air lainnya. Terdapat partikel lain, seperti asap knalpot, polusi udara, debu, dan sumber lainnya yang ikut naik.
Selain sebagai fenomena alam, langit mendung kerap diartikan sebagai perasaan galau, suram, dan sedih. Karena ketika mendung, seseorang akan merasa cemas jika mengerjakan pekerjaan di luar rumah karena takut tiba-tiba hujan.
Dalam dunia sastra, mendung acapkali mewakili perasaan sedang tidak enak atau kurang nyaman. Sastrawan biasanya memiliki kepiawaian khusus dalam merangkai kata-kata. Penggunaan kata awan yang mendung bisa menjadi ungkapan hati yang sedang galau. Mendung seringkali identik dengan kegalauan dan kemuraman karena warnanya yang hitam.
Sama seperti awan mendung, hati yang galau harus ditumpahkan. Jika dipendam sendiri, bisa menjadi stress dan beban pikiran. Oleh karena, tak jarang juga dijumpai dalam sejumlah kutipan yang menggunakan ungkapan mendung dibarengi juga dengan negasinya. Artinya, dibalik kemuraman itu pasti ada jalan keluar atau solusinya.
Seperti apa yang diujarkan oleh Bruce Beresford secara cekak aos ini, “Ada titik terang di setiap awan gelap” (There’s a bright spot in every dark cloud). [
1https://www.walkmyworld.com/posts/cloud-quotes
] Kutipan Beresford ini membawa pesan bahwa dibalik kesedihan tentu ada hikmahnya. Hikmah yang dipahami dalam arti pengetahuan tentang baik dan buruk.Melalui ujarannya itu, Bereford mungkin ingin mengingatkan kepada kita bahwa setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Jadi tidak ada alasan bagi seseorang untuk berputus asa. Hidup harus optimis!
Dalam masyarakat Barat, dikenal ada idiom yang mengisyaratkan itu, yaitu setiap awan memiliki lapisan perak (every cloud has a silver lining). [
2https://www.ecenglish.com/learnenglish/lessons/why-do-we-say-every-cloud-has-a-silver-lining
] Idiom adalah serangkaian kata yang artinya tidak bisa diartikan secara harafiah, namun mewakili ekspresi tertentu yang tersirat di dalamnya. [3https://www.ef.co.id/englishfirst/kids/blog/pengertian-idiom-dan-contohnya/
]Setiap awan memiliki lapisan perak yang berarti Anda tidak boleh merasa putus asa karena masa-masa sulit selalu mengarah ke hari yang lebih baik. Masa-masa sulit seperti awan gelap yang melintas di atas kepala dan menghalangi matahari. Namun jika kita melihat lebih dekat ke ujung setiap awan, kita bisa melihat matahari bersinar di sana seperti lapisan perak.
Terkait WA paman “hari ini, saat di sini ........” yang diupload bersama foto kondisi mendung gelap di sekitar rumahnya itu, saya yakin bukanlah bentuk kegalauan, kemuraman, apalagi kesedihan. Tapi lebih kepada mewartakan bahwa di Desa Peuteuycondong pada Senin (12/12/2022) sedang mengalami mendung tebal karena fenomena alam yang lumrah, alamiah atau natural.
Selain pas memasuki musim penghujan di bulan Desember ini, topografisnya yang berbukit dengan ketinggian sekitar 450 meter di atas permukaan laut, daerah itu tentunya memiliki kelembaban udara yang lebih tinggi ketimbang daerah dataran rendah. *** [171222]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar