Mula-mula motret buah jeruk di dahan pohon depan rumah kader Posyandu Lansia, Minarsih, yang ketempatan untuk giat Posbindu PTM di Dusun Krajan RT 16 RW 04 Desa Ternyang, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang.
Pohon jeruk Siam itu kira-kira setinggi 2 meter namun dengan batangnya yang ramping mampu berbuah banyak. Ini yang membuat saya mendekati dan memotretnya. Kertertarikan melihat tanaman jeruk Siam itu, memberikan kesempatan saya untuk diajak menengok kebun jeruk miliknya ke arah selatan dusun.
Hamparan kebun jeruk di Desa Ternyang, Sumberpucung |
Usai giat Posbindu PTM ditutup, saya langsung meluncur ke kebun jeruk bersamanya. Tiba di areal kebun, ternyata tak ada orang dan kuncinya dibawa saudaranya. Akhirnya, saya diajak ke kebun jeruk milik saudaranya yang berada di belakang pemakaman umum Dusun Krajan Ternyang.
Dari galengan samping makam, pintu masuk ke kebun terlihat jelas. Setelah memasuki lahan kebun, barulah bisa memandang hamparan pohon jeruk yang ditanam berjajar secara rapi dan teratur. Mereka memiliki daun hijau mengkilap yang cantik, bunga-bunga indah yang harum, dan buah pemberi kesehatan yang luar biasa karena mengandung vitamin C dan antioksidan
Jeruk Siam merupakan anggota jeruk keprok dengan nama ilmiah Citrus nobilis. Dinamakan jeruk Siam karena muasalnya dari Siam (Thailand). Sementara di Thailand sendiri, jeruk ini dikenal dengan nama som kin wan.
Buah jeruk ditopang dengan bambu |
Genus Citrus berasal dari Asia Tenggara, tumbuh di India utara sekitar Himalaya. Kemudian dibawa ke China terus menuju ke Indochina (Asia Tenggara Daratan) dan Asia Tenggara Kepulauan, yang diperkirakan pembiakannya berkisar 500 SM.
Di Desa Ternyang, budidaya tanaman jeruk Siam boleh dibilang cukup masif hingga dikenal sebagai salah desa penghasil jeruk di daerah Malang selatan. “Selain padi dan tebu, Desa Ternyang juga penghasil jeruk,” ujar Minarsih.
Pagi-pagi umumnya petani jeruk sudah berangkat ke kebun mereka. Di kebun jeruk yang saya kunjungi ini, di tengah-tengahnya terdapat gubuk untuk beristirahat. Mereka umumnya membawa perbekalan. Saat mentari sudah terik, mereka akan beristirahat di gubuk itu, dan saat istirahat mereka akan menikmati bekal yang dibawa/diantar dari rumah.
Perawatan batang pohon agar terhindar dari jamur |
Dari gubuk itu, sejauh mata memandang ke segala arah terlihat hijau dan teduh. Semua pohon terlihat berbunga dan berbuah, namun tidak semuanya masak. Buahnya mewakili semua siklus. Ada yang kecil, sedang, dan ranum.
Di kebun itu, saya menikmati panorama yang indah, hijau mata memandang, dan sejuk. Pemilik kebun mempersilakan saya untuk memetik buahnya. Setiap petikan jeruk terasa menyatu dengan alam (natural).
Lucy Larcom (1824 – 1893), seorang guru, penyair, dan penulis Amerika, pernah bilang “Many kinds of fruit grow upon the tree of life, but none so sweet as friendship; as with the orange tree its blossoms and fruit appear at the same time, full of refreshment for sense and for soul” (Banyak jenis buah yang tumbuh di atas pohon kehidupan, tetapi tidak ada yang semanis persahabatan; seperti halnya pohon jeruk, bunga dan buahnya muncul bersamaan, penuh penyegaran bagi indra dan jiwa).
Dari gubuk, mata memandang lepas |
Jaraknya yang hanya 12 km dari ibu kota Kabupaten Malang, Kepanjen, pasti akan menjadi perjalanan yang menyenangkan dan bisa menjadi tempat liburan sekaligus healing yang tepat bagi masyarakat Kabupaten Malang dan sekitarnya.
Selain bisa melihat kebun jeruk, Anda juga bisa menikmati pemandangan dan sekaligus merasakan sensasi tersendiri. Dari situ juga tak jauh bila ingin melanjutkan perjalanan ke Waduk Karangkates untuk melihat warung apungnya. *** [140223]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar