Bertahun-tahun, selokan di Jalan Sidoluhur, Dilem, digunakan untuk menyalurkan air pembuangan atau air hujan. Di musim kemarau, selokan itu hanya akan ditumbuhi rerumputan di area yang lembab.
Namun dua minggu ini, perlahan pemandangan mulai berbeda di ruas tengah dari Jalan Sidoluhur. Selokan sisi selatan jalan, dari depan Langgar Waqof Amar Ma’ruf Nahi Mungkar hingga Mushola Al Fatah, berubah wajah.
Pasalnya, warga Dilem melakukan kerja bakti secara bertahap untuk mengubah selokan menjadi kolam budidaya ikan air tawar. Seperti Ahad sore ini, warga RT 07 RW 01 Dusun Lemah Duwur, Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, kembali bergotong-royong melanjutkan pembuatan kolam di selokan yang panjangnya sekitar 200 meter tersebut.
Warga RT 07 RW 01 Lemah Duwur, Desa Dilem, kerja bakti ubah selokan jadi kolam budidaya ikan air tawar |
Pembuatan kolam itu dimulai dari arah barat menuju ke timur, dan dibagi dengan beberapa pembatas. Sudah ada dua pembatas yang digenangi air dari saluran irigasi kuarter yang berada di samping Langgar Waqof Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Pembatas pertama diisi dengan ikan nila dan koi, sedangkan pembatas kedua dicemplungi ikan lele.
Hari ini, warga berkumpul lagi untuk membuat pembatas berikutnya ke arah timur. Ada dua pembatas yang dikerjakan, dan berakhir tepat di sebelah barat Kong Mebel. Setiap pembatas dibuatkan pintu airnya dari peralon berdiameter 3 inchi.
Ada yang menarik dari pengerjaan ini, yaitu munculnya ide mengubah selokan yang umumnya dipenuhi ilalang menjadi kolam budidaya ikan yang produktif. Ide dari warga RT 07 RW 01 itu terus langsung diakomodir oleh Ketua RT 07 RW 01 Bonari, dan ditindaklanjuti secara nyata, sehingga menjadi langkah inovatif.
Buat pembatas dan pintu air di sebelah barat Kong Mebel |
“Orang-orang mengira inovasi hanya memiliki ide yang bagus, tetapi banyak di antaranya yang bergerak cepat dan mencoba banyak hal”, kutipan dari pendiri Facebook Mark Zuckerberg ini, mungkin yang mengilustrasikan tekad warga Dilem tersebut.
Tak sekadar wacana tapi langsung diimplementasikan melalui kerja bakti. Warga RT 07 RW 01 bergotong-royong guna mewujudkan kolam budidaya ikan tersebut. Ada yang memberikan batu bata, peralon, bibit ikan, dan ada yang bertugas untuk menukang. Warga memainkan peran masing-masing dalam gotong-royong itu, dan suasananya pun guyup.
Diperkirakan bibit ikan yang telah ditabur itu, akan bisa dipanen menjelang Idul Fitri. “Umumnya 3 bulan, sudah bisa dipanen,” kata Ketua RT 07 RW 01 ketika melihat warga sedang memberi makan ikan tersebut.
Ikan nila merah dan koi menjadi penghuni kolam selokan |
Harapannya, nantinya bila sudah bisa dipanen, hasilnya sebagian bisa dikonsumsi, dan kemudian ada yang dijual. Uangnya bisa untuk membeli bibit dan pakan ikan. Hal ini tentunya akan berkesinambungan.
Pengalihfungsian sebagai kolam ikan ini bisa dikatakan sudah tepat dan inovatif. Ke depannya, kolam ikan ini akan memiliki dampak yang positif bagi lingkungan karena bisa menginspirasi masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran agar mendayagunakan selokan menjadi produktif ketimbang ditumbuhi ilalang dan menjadi sarang nyamuk.
Seperti kata Matshona Dhliwayo, seorang penulis buku yang berbasis di Kanada, “Kolam yang penuh dengan ikan lebih baik daripada sungai yang penuh dengan batu” (A pond full of fish is better than a river full of stones). *** [120223]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar