Wangwung betina yang terdampar di Sekretariat SMARThealth Kepanjen pada malam hari |
Semalam, seekor kumbang kelapa tergeletak mlumah di serambi Sekretariat SMARThealth Kepanjen. Orang Jawa menyebutnya dengan wangwung. Kebetulan di belakang rumah maupun depan rumah, tetangga memiliki beberapa tanaman kelapa menjulang, dan beberapa hari ini hujan turun di Kepanjen.
Wangwung ini tertarik pada cahaya, dan terbang terdampar di serambi dengan nyala lampu yang terang. Ia jatuh tertelentang (mlumah) ketika terbang terbentur kaca jendela. Ketika jatuh mlumah itu, wangwung sulit untuk menelangkup.
Wangwung adalah jenis hama yang menyerang tanaman kelapa berwarna cokelat kehitaman dan memiliki tanduk pada bagian kepala yang bentuknya menyerupai tanduk badak (cula). Dilihat sepintas, perbedaan antara wangwung jantan dan betina dilihat dari ukuran panjang tanduknya. Wawung jantan akan memiliki cula yang lebih panjang daripada wangwung betina.
Semasa saya duduk di bangku SD, wangwung jantan ini serang diadu atau sabung wangwung. Siapa yang bisa melemparkan lawannya yang sudah terkunci dengan culanya, wangwung itulah yang dianggap pemenangnya.
Dikutip dari CABI Digital Library, hewan ini mempunyai nama ilmiah Oryctes rhinoceros (Linnaeus) dan sebarannya berada di Asia Selatan dan Tenggara, Oseania. Samoa Amerika, Fiji, Hawaii, Papua Nugini, Samoa, Kepulauan Solomon, Tokelau, Tonga, Tuvalu, dan Wallis & Futuna serta kepulauan yang ada di Pasifik lainnya.
Hewan ini tak hanya disebut kumbang badak karena mempunyai tanduk yang menyerupai cula badak yang biasanya dimiliki oleh kumbang jantan, di Jerman wangwung dikenal dengan Indischer nashornkaefer dan di Belanda disebut klappertor.
Kumbang ini mempunyai punggung yang bulat, cembung, dan warnanya juga bervariasi dari mulai hitam hingga abu kehijauan. Beberapa di antaranya memiliki warna yang berkilau dan metalik serta mudah dikenali.
Makanan wangwung umumnya adalah empulur. Dalam anatomi tumbuhan, empulur adalah bagian terdalam dari batang tumbuhan berpembuluh. Mereka mendapatkan makanan dengan menempel pada pucuk daun, menyerap cairan, dan merusak jaringan daun yang masih muda.
Kumbang itu aktif di malam hari, terbang ke pucuk kelapa di mana mereka menggunakan rahang bawah, tanduk, dan kaki depan yang kuat untuk membuat terowongan ke dalah mahkota. Mereka tidak memakan kotoran dari terowongan, sebaliknya, mereka meminum getah yang berasal dari terowongan atau lobang yang telah dibuatnya [
1https://apps.lucidcentral.org/pppw_v10/text/web_full/entities/coconut_rhinoceros_beetle__oryctes_108.htm
, 2http://coconutpests.org/pests-and-diseases-of-coconut/coconut-rhinoceros-beetle-oryctes
].Oleh sebab itu, wangwung kemudian dianggap sebagai salah satu hama yang dapat mengakibatkan kerusakan pada tanaman kelapa. Setiap wangwung dapat makan hingga enam kali selama masa dewasanya dengan membuat lubang baru setiap kali [
3R. K. Vander Meer, J. A. McLean, Indirect Methods of Determining the Emergent Weight of Oryctes rhinoceros (L.), Annals of the Entomological Society of America, Volume 68, Issue 5, 15 September 1975, Pages 867–868, https://doi.org/10.1093/aesa/68.5.867
].Kerusakan yang disebabkan oleh kumbang menyebabkan hilangnya luas daun, bunga mati, gugurnya tangkai mayang kelapa (manggar) lebih awal, dan akhirnya menurunkan hasil panen. Kadang-kadang, kumbang menembus pelepah daun, yang tertiup angin.
Kelapa adalah inang yang paling penting, tetapi wangwung juga menyerang spesies palem lainnya seperti pinang, sagu, dan kelapa sawit. Bahkan pelepah pisang, pandan, tebu, dan pakis juga bisa dijadikan inang baginya.
Bila wangwung si kumbang kelapa ini tidak dikendalikan, akan menyebabkan kerusakan ekonomi dan lingkungan yang parah setelah invasi wangwung tersebut. Petani pemilik tanaman akan nestapa. Moore & Sidehurst [
4Moore A, Siderhurst M (2022) Proposal for detecting coconut rhinoceros beetle breeding sites using harmonic radar. Research Ideas and Outcomes 8: e86422. https://doi.org/10.3897/rio.8.e86422
] menyarankan bahwa penekanan populasi dan pemberantasan hama ini, membutuhkan lokasi dan penghancuran tempat perkembangbiakan aktif dan potensial di mana semua tahapan kehidupan berkumpul. *** [040423]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar