Di pematang sawah belakang Sekretariat SMARThealth Kepanjen terlihat banyak tumbuhan gulma. Salah satu di antaranya adalah tanaman karpet madras yang diterjemahkan dari bahasa Inggris, madras carpet.
Dikutip dari A Guide book to invasive alien plant species in Indonesia, tanaman karpet madras ini di Indonesia memiliki sebutan nama: marcella, kembang paku konde, dan serawan hutan [
1Setyawati, T. (2015). A Guide book to invasive alien plant species in Indonesia. Research Development and Innovation Agency. Ministry of Environment and Forest. Retrieved from https://ksdae.menlhk.go.id/assets/publikasi/A_Guide_Book_of_Invasive_Plant_Species_in_Indonesia.pdf
]. Nama umum (common names) di negara lain diketahui madras carpet (Inggris), afsantin (Arab), baranjasiif kowhi (Persia), leibungou, mashipatri, mashipattriri, mastaru, mukhatari, mustaru, namuti, zinki-mundi (India), tian ji huang (China), cải dồng, cúc dại, rau cóc, chân cua bồ cóc (Vietnam), pha-yaa mutti, yaa chaam luang (Thailand), nelam-pata, nelampala (Malaysia), dan pakopatoli-alog (Filipina) [2https://uses.plantnet-project.org/en/Grangea_maderaspatana_(PROSEA)
, 3http://www.stuartxchange.com/Pakopatoti-alog.html
, 4https://globinmed.com/medicinal_herbs/grangea-maderaspatana-l-poir-r/
].Nama ilmiah dari tanaman karpet madras dalam botani adalah Grangea maderaspatana (L.) Poir. Nama genus Grangea didirikan pada tahun 1763 oleh Michel Adanson, seorang naturalis Prancis, dalam Families des Plantes, Vol. 1, tanpa informasi mengenai turunan istilah yang pasti sehingga menjadi misteri [
5https://www.calflora.net/southafrica/1G-K.html
].Bunga karpet madras (Grangea maderaspatana) berwarna kuning |
Diperkirakan pemberian nama Grangea untuk memberikan penghormatan kepada Nicholas Tourtechot-Granger (1680–1734), dokter Perancis dan ahli botani yang bekerja di rumah sakit di Tunis selama beberapa tahun dan memiliki minat pada sejarah alam.
Ia kembali ke Prancis pada tahun 1728, kemudian pada tahun 1731 menemani temannya Jean Pierre Pignon ke Mesir, di mana ia menjadi konsul Prancis di Kairo. Dia melakukan perjalanan menyusuri Sungai Nil ke Aswan dan mendokumentasikan monumen, tumbuhan, hewan, dan mineral.
Pada tahun 1732 ia ditugaskan oleh Raja Louis XV untuk melakukan perjalanan keliling Timur Tengah untuk mendapatkan informasi sejarah alam. Dia mengunjungi Kreta, Mesir lagi, Siprus, Palestina dan Suriah tetapi meninggal dalam perjalanan dua hari perjalanan dari Basra, baik pada tahun 1734 atau 1737. Dia adalah penulis Relation du Voyage Fait en Egypte, par le Sieur Granger, en L'année 1730, diterbitkan pada tahun 1745 [
6https://casabio.org/taxa/grangea-maderaspatana
].Sedangkan julukan khusus spesiesnya, maderaspatana, berasal dari bahasa Latin “maderaspatanus -a -um, maderaspatensis”, yang berarti dari Madras, sebuah daerah di India selatan [
7Gledhill, D. (2002). The Names of Plants (3rd ed.). Cambridge: Cambridge University Press. doi:10.1017/CBO9780511754951.
].Tanaman karepet madras (Grangea maderaspatana) |
Spesies Grangea maderaspatana mula-mula dideskripsikan oleh Carolus Linnaeus (1707-1778), seorang ahli botani Swedia, dan diperkenalkan dengan nama Artemisia maderaspatana, pada tahun 1753 dalam Species plantarum: exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus trivialibus, synonymis selectis, locis natalibus, secundum systema sexuale digestas. Tomus II [
8Linnaei, Caroli. (1753). Species plantarum :exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus trivialibus, synonymis selectis, locis natalibus, secundum systema sexuale digestas. Tomus II. Holmiae: Impensis Laurentii Salvii. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/13830
], atau Sp. Pl. 2: 849 (1753).Kemudian pada tahun 1811/1812, spesies Artemisia maderaspatana direvisi dan dimasukkan ke dalam genus Grangea menjadi Grangea maderaspatana oleh Jean Louis Marie Poiret (1755-1834), seorang ahli botani Prancis, dalam Encyclopédie méthodique. Botanique. Supplement, Tome II [
9Lamarck, Jean-Baptiste Pierre Antoine de Monet de & Poiret, Jean-Louis-Marie. (1812). Encyclopédie méthodique. Botanique. Supplement, Tome II. Paris: Agasse. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/15276
], atau Encycl., Suppl. 2(2): 825-826 (1812).Grangea maderaspatana yang termasuk dalam famili Asteraceae ini merupakan gulma umum yang biasanya tumbuh di tempat lembab, tepi sungai, pematang sawah, genangan air, hingga tanah berpasir maupun tempat pembuangan sampah di Asia dan Afrika tropis dan subtropis.
Tanaman liar (gulma) yang berbulu bercabang ini menyebar dari akar, dan bisa tumbuh mencapai 70 cm. Daunnya bersilangan, tidak bercabang, bentuknya menyirip, berwarna hijau, dan terbagi menjadi lobus bergerigi. Bunganya kecil, banyak yang berwarna kuning atau kuning kehijauan, ada rambut dan kelenjar di bagian luar. Buahnya berbentuk bagian atas dan bergelombang serta memiliki bulu dan kelenjar yang halus.
Tumbuh di pematang sawah, mepet dengan tanaman padi |
Daun maupun rantingnya yang lunak bisa digunakan sebagai sayuran. Selain itu, tanaman karpet madras (madras carpet) juga dikenal sebagai tanaman obat yang banyak dimanfaatkan dalam sistem pengobatan tradisional India untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Di India, daunnya dipakai sebagai obat perut yang berharga yang memiliki sifat deobstruen dan antispasmodik, dan diresepkan sebagai infus dan elektoral dalam mengatasi gangguan menstruasi dan histeria.
Di Pasar obat Kaili, Prefektur Otonomi Qiandongnan Miao dan Dong, Provinsi Guizhou, Tiongkok, tanaman karpet madras masih diperdagangkan untuk obat-obatan tradisional [
10Liu, S., Zhang, B., Zhou, J. et al. Herbal plants traded at the Kaili medicinal market, Guizhou, China. J Ethnobiology Ethnomedicine 17, 67 (2021). https://doi.org/10.1186/s13002-021-00495-4
]. Di sana, tanaman ini digunakan untuk membersihkan panas dan meningkatkan diuresis, obat-obatan yang mendinginkan darah dan melancarkan aliran darah, serta menghilangkan toksisitas untuk detumescence (pembengkakan). *** [170923]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar