Di sekitar tikungan Café Garputala yang terletak di Jalan Banurejo No. 1 RT 05 RW 01, Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, terlihat pepohonan besar yang berfungsi sebagai peneduh jalan.
Di antara pohon peneduh yang menarik perhatian adalah pohon glodokan tiang. Pada bulan ini, pohon tersebut sedang menampakkan bunga yang lagi bermekaran. Ada tiga pohon glodokan tiang yang ada di situ. Satunya berada di depan kantror Markas Cabang LVRI (Legiun Veteran Republik Indonesia) Kabupaten Malang, lalu ada yang di depan Café Garputala, dan satunya lagi berada di tikungan sisi selatan yang berada di sebelah utara Balai RW 01 yang berdampingan dengan parkiran gerobak sampah.
Pohon glodokan tiang memiliki nama ilmiah Polyalthia longifolia (Sonn.) Thwaites. Nama genus Polyalthia berasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata “polys” (banyak) dan “àltheo” (menyembuhkan), yang menunjukkan banyak manfaat kesehatan [
1Jothy, S. L., Choong, Y. S., Saravanan, D., Deivanai, S., Latha, L. Y., Vijayarathna, S., & Sasidharan, S. (2013). Polyalthia longifolia Sonn: An ancient remedy to explore for novel therapeutic agents. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences, 4(1), 714–730.
].Bunga glodokan tiang (Polyalthia longifolia) |
Sedangkan, nama spesiesnya, longifolia, berasal dari bahasa Latin dari kombinasi kata “longus, a, um” (panjang) dan “folium, i” (daun), dengan referensi yang jelas bahwa daunnya berbentuk memanjang [
2Puccio, Pietro (Text) & Beltramini, Mario (English translation). Polyalthia longifolia. Retrieved from https://www.monaconatureencyclopedia.com/polyalthia-longifolia/?lang=en
].Spesies ini mula-mula dinamai Uvaria longifolia oleh Pierre Sonnerat (1748-1814) pada tahun 1782, dan dipublikasikan dalam Voyage aux Indes Orientales et à la Chine, fait par ordre du Roi, depuis 1774 jusqu'en 1781: dans lequel on traite des moeurs [
3https://www.ipni.org/n/75788-1
], atau Voy. Indes Orient. (Sonnerat) iii. 260 (1782).Sonnerat adalah seorang administrator kolonial Prancis, penjelajah dan naturalis. Pada waktu ditugaskan di Departemen Kolonial dan Kelautan Prancis, ia berkesempatan mengunjungi Tanjung Harapan dan Reunion & Mauritius (sekitar tahun 1768). Ia terus melanjutkan perjalanannya ke Maluku, Papua Nugini, Filipina, Sri Lanka, Semenanjung Malaya (sekarang Malaysia), China, dan terus ia sempat tinggal di pemukiman Prancis di Yanan dan Ponduchery, India, sebelum kembali ke Prancis.
Spesies Uvaria longifolia kemudian berganti nama menjadi Polyalthia longifolia pada tahun 1864 setelah George Henry Kendrick Thwaites (1812-1882), seorang ahli botani Inggris, memasukkannya ke dalam genus Polyalthia, dan dipublikasikan dalam Enumeratio plantarum Zeylaniae: An enumeration of Ceylon plants, with descriptions of the new and little known genera and species, observations on their habitats, uses, native names, etc. [
4Thwaites, G.H.K. & Hooker, J.D. (1864). Enumeratio plantarum Zeylaniae: An enumeration of Ceylon plants, with descriptions of the new and little known genera and species, observations on their habitats, uses, native names, etc. London: Dulau & Co. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/10372
], atau Enum. Pl. Zeyl. [Thwaites] 398 (1864).Daun glodokan tiang (Polyalthia longifolia) |
Selain nama ilmiah, Polyalthia longifolia memiliki nama umum (common names). Cemetery-tree, mast-tree, false Ashoka, Buddha tree, green champa, Indian fir tree, telegraph pole tree (Inggris); árvore-mastro (Portugis); putrajiva (Sansekerta); glodokan, glodokan tiang (Indonesia); cháng yè àn luó, chuí zhī àn luó, she-kan (China) [
5Polyalthia longifolia (Sonn.) Thwaites in GBIF Secretariat. GBIF Backbone Taxonomy. Checklist dataset https://doi.org/10.15468/39omei accessed via GBIF.org on 2023-11-05.
,6Jothy, S. L., Choong, Y. S., Saravanan, D., Deivanai, S., Latha, L. Y., Vijayarathna, S., & Sasidharan, S. (2013). Polyalthia longifolia Sonn: An ancient remedy to explore for novel therapeutic agents. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences, 4(1), 714–730.
,7http://www.stuartxchange.org/IndianTree.html#:~:text=%2D%20Polyalthia%20derives%20from%20the%20Greek,and%20altheo%20meaning%20%22cure.%22&text=Polyalthia%20longifolia%20is%20a%20small,the%20end%20of%20the%20trunk.
].Polyalthia longifolia (glodokan tiang) termasuk famili Annonaceae, dan berasal dari Sri Lanka dan India. Ia tumbuh di hutan pada dataran rendah.
Pohon glodokan tiang (Polyalthia longifolia) berdaun tunggal, bentuknya elips sampai lanset, mengkilat dengan tepi berombak dan ujungnya runcing. Bunganya berwarna kuning kehijauan dan tumbuh tersembunyi di antara daun-daunnya.
Batangnya umumnya berkayu dan tegak menjulang. Dari bentuknya inilah, Polyalthia longifolia dikenal dengan sebutan mast-tree (pohon tiang) dan telegraph pole tree (pohon tiang telegraf). Di Indonesia, disebut glodokan tiang.
Pohon glodokan tiang (Polyalthia longifolia) |
Di masa lalu, karena kelenturannya, kayunya digunakan untuk membuat kotak kayu. Batangnya yang tinggi dan lurus, cocok digunakan untuk tiang kapal layar dan tiang telegraf. Di Taiwan, pohon ini umumnya dibudidayakan sebagai pohon lanskap untuk menghindari polusi suara.
Selain cocok sebagai pohon peneduh, pohon glodokan tiang (Polyalthia longifolia) dikenal dalam pengobatan tradisional. Polyalthia longifolia digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, seperti hipertensi, diabetes, demam, penyakit kulit, gangguan perdarahan pireksia, dan helminthiasis. Ekstrak tumbuhan berperan sebagai obat yang efektif untuk berbagai penyakit, seperti rematik, sengatan kalajengking, menoragia, dan berbagai komplikasi sistem pencernaan [
8Dixit, P., Mishra, T., PALa, M. A. H. E. S. H., Rana, T. S., & Upreti, D. K. (2014). Polyalthia longifolia and its pharmacological activities. Int. J. Sci. Innov. Res, 2, 17-25.
].Dalam penelitian lain [
9Yadav, P., Choudhury, S., Barua, S., Khandelwal, N., Kumar, N., Shukla, A., & Garg, S. K. (2020). Polyalthia longifolia leaves methanolic extract targets entry and budding of viruses-an in vitro experimental study against paramyxoviruses. Journal of ethnopharmacology, 248, 112279. https://doi.org/10.1016/j.jep.2019.112279
,10Santhepete N. Manjula, Mruthunjaya Kenganora, Vipan K. Parihar, Suryakant Kumar, Pawan G. Nayak, Nitesh Kumar, Karkala Sreedhara Ranganath Pai & Chamallamudi Mallikarjuna Rao (2010) Antitumor and antioxidant activity of Polyalthia longifolia stem bark ethanol extract, Pharmaceutical Biology, 48:6, 690-696, DOI: 10.3109/13880200903257974
] disebutkan bahwa Polyalthia longifolia memiliki aktivitas antimikroba (antibakteri dan antijamur), antiplasmodial, antitrypanosomal, antivirus, antitumor dan antioksidan. *** [051123]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar