Selain tanaman mawar jambe (Cycas revoluta) dan nolina (Beaucarnea recurvata), di halaman Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kepanjen juga terdapat pohon palem merah. Saya melihat ada 8 buah pohon palem merah yang tersebar dalam beberapa titik ketika berjumatan di Masjid Sholahuddin yang berada di lingkungan kantor tersebut. Dua ada di halaman belakang, 2 di samping kiri, 3 di halaman depan, dan 1 buah berada di samping kanan.
Yang membuat beda dengan palem-palem lainnya, palem ini mempunyai pelepah daun yang warna merah cerah. Oleh karena itu, orang umumnya menyebut tanaman ini dengan sebutan palem merah.
Palem merah memiliki nama ilmiah Cyrtostachys renda Blume. Nama genus Cyrtostachys berasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata “kyrtos” (melengkung) dan “stachys” (bulir jagung), mengacu pada paku bunga yang melengkung [
1Some Magnetic Island Plants. (8th December 2018). Cyrtostachys renda Blume 1838. Retrieved from https://somemagneticislandplants.com.au/lipstick-palm
]. Sedangkan, nama spesiesnya, renda, berasal dari nama lokal Melayu di daerah Sumatera untuk menunjuk pohon palem atau pinang [2Jungle Dragon. Lipstick palm: Cyrtostachys renda. Retrieved from https://www.jungledragon.com/specie/4547/lipstick_palm.html
].Carl Ludwig von Blume (1796-1862), mendeskripsikan dan menamai spesies Cyrtostachys renda pada tahun 1838, yang terpublikasikan dalam Bulletin des Sciences Physiques et Naturelles en Néerlande [
3Miquel, F.A.W., Mulder, G.J., & Wenckerbach, W. (1838). Bulletin des Sciences Physiques et Naturelles en Néerlande. Leyde: P.H. van Den Heuvell. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/20629
], atau Bull. Sci. Phys. Nat. Néerl. 1: 66 (1838).Pohon palem merah (Cyrtostachys renda) |
Blume adalah botaniwan Belanda kelahiran Jerman. Prestasi dan karier ilmiahnya moncer setelah didirikannya ‘s Lands Plantentuin te Buitenzorg (sekarang bernama Kebun Raya Bogor) pada tahun 1817. Ia bertugas di Buitenzorg (Bogor) dari tahun 1818 hingga 1827, dan selama bertugas itu ia juga melakukan penelitian mengenai botani selama tujuh tahun yang membuahkan karya cemerlang. Ia juga pernah menjadi deputi direktur ‘s Lands Plantentuin te Buitenzorg (Bogor Botanical Garden) dari tahun 1823 sampai dengan tahun 1826 [
4Flora Malesiana. Dedication to the memory of Carl Ludwig Blume. Retrieved from https://portal.cybertaxonomy.org/flora-malesiana/node/243
].Selain nama ilmiah (scientific name), Cyrtostachys renda juga mempunyai nama-nama umum (common names): lipstick palm, maharajah palm, red sealing-wax palm, sealing-wax palm (Inggris); malakanpunapalmu (Finlandia); Rotstiel-Palme, Siegellack-Palme (Jerman); rode palm (Belanda); palmier à tronc rouge (Prancis); palma-de-cera, palmeira-de-cera, palmeira-laca, palmeira-laca-vermelha (Portugis); H̄mākdæng, kap daeng (Thailand); pinang rajah (Malaysia); palem merah, pinang rajah (Indonesia); malawaring, raring (Brunei); xīnghóng yē, hsing hsing yeh tzu (China); beniyashi, himeshôjôyashi (Jepang) [
5EPPO Global Database. Cyrtostachys renda (CZYRE). Retrieved from https://gd.eppo.int/taxon/CZYRE
,6EOL. Cyrtostachys renda Blume. Retrieved from https://eol.org/pages/1094952/names
,7Heatubun, Charlie & Baker, William & Mogea, Johanis & Harley, Myles & Tjitrosoedirdjo, Sri & Dransfield, John. (2009). A monograph of Cyrtostachys (Arecaceae). Kew Bulletin. 64. 67-94. 10.1007/s12225-009-9096-4. Accessed in: https://www.researchgate.net/publication/215898370_A_monograph_of_Cyrtostachys_Arecaceae
].Di Indonesia, Cyrtostachys renda (palem merah) memiliki nama lokal di sejumlah daerah. Pinang renda atau rende’ (Indrapura); pinang rimbou (Sibolga); simarpining-pining (Batak); pinang lempiauw atau pinang lepiaw (Bangka); palem abang (Jawa).
Batang palem merah (Cyrtostachys renda) |
Palem merah (Cyrtostachys renda) termasuk dalam famili Arecaceae, dan berasal dari daerah di sebelah barat Garis Wallace, yaitu terdapat di bagian selatan Thailand, Semenanjung Malaysia, dan Indonesia (Sumatera dan Kalimantan). Tanaman ini tumbuh di daerah rawa dekat pantai atau di sepanjang saluran air.
Cyrtostachys renda (palem merah) berbatang ramping, bertangkai banyak, tumbuh lambat, dan bergerombol. Daunnya majemuk dan menyirip di tangkai. Pelepah daunnya berwarna merah cerah. Buahnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau, dan akan berubah menjadi hitam kebiruan gelap ketika matang.
Pohon palem merah (Cyrtostachys renda) menjadi tanaman hias favorit karena warna dedaunannya yang cerah dengan pelepah warna merah. Batangnya yang sudah tua bisa digunakan untuk bahan lantai, dan daunnya dapat dimanfaatkan untuk atap jerami.
Masyarakat lokal pedesaan di Sumatera memanen tanaman ini untuk diambil jantungnya (bagian ujung batang yang tumbuh) untuk dimasak sebagai bahan pangan [
8ICLEI – Local Governments for Sustainability. (17 August 2021). Trees of Subhash Bose Park Kochi, Kerala – A Handbook. Accessed in: https://e-lib.iclei.org/value-nature-urban-life/Plant_Handbook_Subhash_Park.pdf
], dan di Peureulak, Aceh, masyarakat setempat menggunakan palem merah sebagai tumbuhan ritual dalam upacara pernikahan [9Sutrisno, I., Akob, B., Navia, Z.I., Nuraini, N., & Suwardi, A.B. (2020). Documentation of ritual plants used among the Aceh tribe in Peureulak, East Aceh District, Indonesia. Biodiversitas, 21 (11): 4990-4998. DOI: 10.13057/biodiv/d211102. URL: https://smujo.id/biodiv/article/view/6783/4322
].Paku terminal bunga dan buah palem merah (Cyrtostachys renda) |
Selain nilai hiasnya maupun kegunaan di atas, Cyrtostachys renda juga dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional. Tanaman ini dipercaya memiliki sifat antiinflamasi dan antibakteri, serta sering digunakan untuk mengatasi kondisi kulit seperti eksim dan jerawat [
10Lalit enterprise. Red Palm “Cyrtostachys renda” – Plants. Retrieved from https://lalitenterprise.com/products/red-palm-cyrtostachys-renda-alba-plant
]. Akarnya bisa digunakan untuk menyembuhkan sakti ginjal, demam dan sakit asma [11Silalahi, M., Purba, E.C., & Mustaqim, W.A. (2018). Tumbuhan Obat Sumatera Utara Jili I: Monokotiledon. Jakarta: UKI Press. Retrieved from http://repository.uki.ac.id/648/1/Jilid%20I_revised%2008-01-2019.pdf
].Penelitian Mira Syahfriena Amir Rawa et. al. (2019) [
12Amir Rawa, M. S., Hassan, Z., Murugaiyah, V., Nogawa, T., & Wahab, H. A. (2019). Anti-cholinesterase potential of diverse botanical families from Malaysia: Evaluation of crude extracts and fractions from liquid-liquid extraction and acid-base fractionation. Journal of ethnopharmacology, 245, 112160. https://doi.org/10.1016/j.jep.2019.112160
] mengungkapkan adanya aktivitas antikolinesterase dari Cyrtostachys renda meskipun tidak sebaik Coccoloba uvifera (anggur laut), Syzygium polyanthum (salam), dan Senna pendula. Ekstrak tumbuhan ini menunjukkan penghambatan kolinesterase meskipun aplikasi medis lokal terbatas.Potensi antikolinesterase ini memiliki kegunaan etnomedisinal terkait seperti antiinflamasi, antioksidan, antidiabetes, epilepsi, sakit kepala, peningkatan memori dan antipenuaan (anti-aging). *** [111223]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar