Sabtu, Desember 23, 2023

Thaumatophyllum bipinnatifidum, Si Philo Berdaun Ajaib

  Budiarto Eko Kusumo       Sabtu, Desember 23, 2023
Di dekat pagar depan Kantor Kelurahan Kepanjen, samping tiang bendera, terdapat pot besar berisi tanaman dengan daun yang khas. Tanaman tersebut dikenal dengan philo, dari penggalan kata Philodendron.
Tanaman philo ini bernama ilmiah Thaumatophyllum bipinnatifidum (Schott ex Endl.) Sakur., Calazans & Mayo. Nama genus Thaumatophyllum berasal dari bahasa Yunani Kuno dari kombinasi kata “thaumato-“ (keajaiban) dan “phyllum” (daun). Secara harfiah, berarti “daun ajaib”, namun pengertian di sini adalah daun yang indah, mengacu pada daunnya yang indah dan khas dari jenis spesies ini [
1Sakuragui, C. M., Calazans, L. S. B., de Oliveira, L. L., de Morais, É. B., Benko-Iseppon, A. M., Vasconcelos, S., Schrago, C. E. G., & Mayo, S. J. (2018). Recognition of the genus Thaumatophyllum Schott - formerly Philodendron subg. Meconostigma (Araceae) - based on molecular and morphological evidence. PhytoKeys, (98), 51–71. https://doi.org/10.3897/phytokeys.98.25044
].
Sedangkan, julukan khusus bipinnatifidum berasal dari bahasa Latin dari gabungan kata “bis“ (dua kali); “pinnatus” (menyirip); dan “fidus” berasal dari kata kerja “findere” (membelah), mengacu pada bentuk daunnya [
2Puccio, Pietro (Text) & Beltramini, Mario (English translation). Philodendron bipinnatifidum. Monaco Nature Encyclopedia: Discover the biodiversity. Retrieved from https://www.monaconatureencyclopedia.com/philodendron-bipinnatifidum/?lang=en
]. Daunnya terbagi dalam segmen-segmen yang simetris bilateral.
Nama ilmiah tertua yang diberikan untuk tumbuhan ini adalah Sphincterostigma bipinnatifidum oleh botaniwan Austria kelahiran Moravia (Serbia) Heinrich Wilhelm Schott (1794-1865) pada tahun 1832 [
3Crisci, Jorge & Gancedo, O.A.. (1971). Sistemática y etnobotánica del güembé (Philodendron bipinnatifidum), una importante arácea sudamericana.. Revista del Museo de La Plata (nueva serie). 11. 285-302. Accesed in https://publicaciones.fcnym.unlp.edu.ar/rmlp/article/viewFile/1906/603
]. 
Kemudian botaniwan Austria lainnya, yaitu Stephan Friedrich Ladislaus Endlicher (1804-1849), melengkapi deskripsinya, merevisi serta memindahkan genus Sphincterostigma menjadi Pihilodendron sehingga nama spesies ini berubah menjadi Philodendron bipinnatifidum pada tahun 1837, dan dipublikasikan dalam Genera plantarum secundum ordines naturales disposita [
4Endlicher, Stephano. (1836). Genera plantarum secundum ordines naturales disposita. Vindobonae: Apud F. Beck. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/14572
], atau Gen. Pl. [Endlicher] 1(3): 237 (1837).

Tanaman philo (Thaumatophyllum bipinnatifidum)

Pada tahun 2018 berdasarkan bukti molekuler dan morfologi, spesies Philodendron bipinnatifidum direvisi lagi dan diklasifikasikan ke dalam genus Thaumatophyllum sehingga menjadi Thaumatophyllum bipinnatifidum oleh tiga botaniwan, yaitu Cassia Mônica Sakuragui (Universidade Federal do Rio de Janeiro, Rio de Janeiro, Brazil); Luana Silva Braucks Calazans (Universidade Federal do Rio de Janeiro, Rio de Janeiro, Brazil); dan Simon Joseph Mayo (Royal Botanic Gardens, Kew, United Kingdom), dan dipublikasikan dalam Recognition of the genus Thaumatophyllum Schott − formerly Philodendron subg. Meconostigma (Araceae) − based on molecular and morphological evidence [
5Sakuragui CM, Calazans LSB, de Oliveira LL, de Morais EB, Benko-Iseppon AM, Vasconcelos S, Schrago CEG, Joseph Mayo SJ. (2018). Recognition of the genus Thaumatophyllum Schott − formerly Philodendron subg. Meconostigma (Araceae) − based on molecular and morphological evidence. PhytoKeys 98: 51-71. https://doi.org/10.3897/phytokeys.98.25044
], atau PhytoKeys 98: 51-71 (2018).
Nama-nama umum (common names) lainnya dari Thaumatophyllum bipinnatifidum adalah lacy, lacy tree philodendron, selloum, split leaf philodendron, philodendron, comb-leaf philodendron (Inggris); peikonkämmen (Finlandia); Philodendron-Baum, Zotteliger Philodendron (Jerman); philodendron à feuilles bipinnatifides (Prancis); filodendro paraguayo, uña de danta, guembé  (Spanyol); banana-de-imbé, banana-de-macaco, banana-de-morcego, banana-do-brejo, banana-timbó, imbê de comer (Portugis) [
2Puccio, Pietro (Text) & Beltramini, Mario (English translation). Philodendron bipinnatifidum. Monaco Nature Encyclopedia: Discover the biodiversity. Retrieved from https://www.monaconatureencyclopedia.com/philodendron-bipinnatifidum/?lang=en
,
6Thaumatophyllum bipinnatifidum (Schott ex Endl.) Sakur., Calazans & Mayo in GBIF Secretariat (2023). GBIF Backbone Taxonomy. Checklist dataset https://doi.org/10.15468/39omei accessed via GBIF.org on 2023-12-22.
,
7EOL. Lacy: Philodendron bipinnatifidum Schott ex Endl. Retrieved from https://eol.org/pages/1135473/names
].
Kendati sudah berubah namanya, namun dari nama-nama umumnya masih tetap ada yang menggunakan sebutan Philodendron. Di Indonesia, masyarakat terlanjur akrab dengan nama Philodendron sehingga bila menjumpai tumbuhan ini masih menyebutnya dengan philo.
Thaumatophyllum bipinnatifidum termasuk dalam Araceae, dan berasal dari Amerika Selatan bagian selatan, seperti Brasil bagian selatan, Bolivia timur hingga tenggara, Paraguay, dan Argentina bagian timur laut.
Tanaman yang dulunya bernama Philodendron bipinnatifidum atau selloum ini merupakan hemi-epifit dengan akar tambahan, daun besar, mengkilap dan lobus dalam. Saat tua, daun bagian bawah akan rontok dan meninggalkan bekas luka yang menimbulkan pola pada batang.

Daun philo (Thaumatophyllum bipinnatifidum) yang masih muda

Thaumatophyllum bipinnatifidum
dikenal sebagai tanaman hias yang populer. Ada banyak hal yang disukai dari tanaman ini. Mereka tahan banting, memiliki pertumbuhan yang kuat, minim perawatan, perbanyakan yang sederhana, dan daunnya yang eksotis nan “ajaib.”
Selain dijadikan tanaman hias, dalam beberapa kajian etnobotani, Thaumatophyllum bipinnatifidum memiliki kegunaan lainnya di masyarakat. Suku Guarani - kelompok Indian Amerika Selatan yang sebagian besar tinggal di Paraguay dan berbicara dalam bahasa Tupia juga disebut Guaraní – telah memanfaatkan Thaumatophyllum bipinnatifidum atau yang dalam bahasa lokal mereka disebut guembé, sebagai sumber penting buah-buahan, serat, obat-obatan, dan lain-lain [
8Prance Ghillean & Keller, Hector. Part 1: The ethonobotany of guembé. The online magazine that support plant conservation worldwide. Retrieved from https://www.plant-talk.org/ethnobotany-guarani-guembe.htm
].
Di antaranya, pembungaan tahunan guembé di musim semi selatan merupakan tanda bagi suku Guarani bahwa sudah waktunya untuk mulai menanam tanaman, karena tidak akan ada lagi embun beku.
Akarnya yang berada di atas tanah yang menggantung di tanaman sebagai sumber serat yang digunakan sebagai tali.  Kulit akarnya dipukul dan dikeringkan untuk dijadikan tali yang sangat kuat, dan hasilnya digunakan untuk menahan babi hutan dalam perangkap, mengikat berbagai bagian rumah mereka dan untuk mengikat titik panah ke batangnya.
Bagian dalam akar tanpa kulit kayu digunakan untuk membuat keranjang, topi, dan keranjang beban untuk membawa beban di punggungnya. Secara keseluruhan, serat guembé merupakan komoditas yang paling penting.
Guembé memiliki buah yang dapat dimakan yang sangat disukai oleh suku Guaraní dan rasanya yang enak mengingatkan pada pisang. Buahnya hanya boleh dimakan setelah matang karena, seperti bagian tanaman lainnya, buah ini mengandung kristal kalsium oksalat yang dapat menyumbat jalan napas sepenuhnya dan menyebabkan mati lemas.

Daun philo (Thaumatophyllum bipinnatifidum)yang sudah dewasa

Namun buah guembé yang matang enak dan tidak membahayakan selama Anda tidak memakan bijinya. Suku Guaraní terkadang juga memakan spathe atau bunga muda yang direbus untuk menghilangkan efek oksalat.
Rebusan daun Thaumatophyllum bipinnatifidum (guembé) dibuat untuk disebarkan di rumah-rumah untuk mengusir kutu dan serangga penggigit. Ini juga digunakan untuk mengobati kutu kecil yang masuk ke telapak kaki.
Getah yang banyak mengalir dari potongan akar guembé digunakan sebagai cicatrisant dan koagulan pada luka, luka bakar dan gigitan ular. Ini juga digunakan untuk sakit gigi dan konjungtivitis. Rebusan akarnya digunakan untuk mencuci rambut rusak agar tumbuh kembali dengan cepat dan kuat serta digunakan untuk mengobati sakit usus dan diare berdarah.
Sementara itu, dalam pengobatan tradisional Brasil Selatan dan Tenggara [
9Scapinello, J., Müller, L. G., Schindler, M. S. Z., Anzollin, G. S., Siebel, A. M., Boligon, A. A., Niero, R., Saraiva, T. E. S., Maus, N. P., Betti, A. H., Oliveira, J. V., Magro, J. D., & de Oliveira, D. (2019). Antinociceptive and anti-inflammatory activities of Philodendron bipinnatifidum Schott ex Endl (Araceae). Journal of ethnopharmacology, 236, 21–30. https://doi.org/10.1016/j.jep.2019.02.037
], batangnya digunakan untuk pengobatan rematik serta melawan orkitis, erisipela, bisul dan parasit usus. Penggunaan akar udara (akar yang di atas tanah) sebagai kontrasepsi yang populer. Selain itu, ada laporan mengenai antitumor, anestesi dan aktivitas antiinflamasi pada daun dan batangnya.
Menurut Jaqueline Scapinello et. al. (2019), hasil penelitiannya memberikan bukti biologis untuk aktivitas antinociceptive dan antiinflamasi batang Thaumatophyllum bipinnatifidum dan mendukung penggunaan tradisional tanaman ini sebagai agen analgesik dan antiinflamasi dalam pengobatan populer. *** [231223]


logoblog

Thanks for reading Thaumatophyllum bipinnatifidum, Si Philo Berdaun Ajaib

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog