KA Malioboro Ekspres memasuki Stasiun Solo Balapan pada pukul 10.19 WIB (Rabu, 17/04), hendak menuju ke Kepanjen, Kabupaten Malang |
Lebaran 1445 H/2024 memberikan kesempatan kepada ASN atau pekerja swasta formal lainnya untuk berlibur yang cukup panjang. Sekitar 10 hari, mereka dapat melakukan relaksasi dalam liburannya.
Ada yang melakukan mudik untuk berjumpa dengan keluarga besarnya sambil menapaktilasi kenangan masa kecilnya, dan ada juga yang sekadar liburan di destinasi wisata yang telah gencar dipromosikan dalam media sosial.
Saya yang kebetulan juga mendapat liburan untuk mudik namun terserang disentri tidak bisa kemana-mana, namun masih tetap disyukuri karena bisa bercengkerama dengan anak dan istri. Kalau pun toh harus keluar rumah hanya hitungan meter saja untuk mencari lauk atau akses wedangan/amgkringan.
Setelah 10 hari, mereka pun harus kembali lagi. Jangan sedih karena ini sudah berakhir, bersyukurlah hal itu terjadi. Sekarang, saatnya untuk kembali bekerja. Akhir dari liburan adalah awal dari petualangan baru: bekerjalah!
Bekerja dalam sudut pandang sosiologi adalah segala sesuatu yang dilakukan seseorang dengan tujuan menjadi produktif dengan cara memenuhi kebutuhan manusia. Pekerjaan mencakup pengerahan tenaga mental dan/atau fisik namun tidak selalu harus mencakup pertukaran uang.
Bekerja adalah ibadah! Setiap hari manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya sepanjang waktu, oleh karena itu kita tidak boleh bermalas-malasan. Mengkhayalkan konsumtif tanpa produktif adalah bentuk angan-angan belaka.
Sehingga, kedudukan bekerja dipandang sebagai suatu bentuk ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Untuk menjemput tidak sekadar uang, namun juga pahala. Bekerja mencari nafkah merupakan wujud ibadah ‘am (ibadah dalam pengertian luas).
Islam memang memerintahkan umatnya untuk menjadi seorang pekerja keras, namun bekerja bukan sekadar untuk mendapatkan materi. Bekerja di dunia merupakan salah satu jembatan menuju akhirat. Dengan bekerja, seseorang dapat melaksanakan perintah-perintah Allah Subhanahu wa ta’ala lainnya, seperti zakat, infak, dan sedekah.
Liburan ibarat pemberhentian bahan bakar. Isi ulang, isi bahan bakar, dan bersiaplah untuk melaju dengan kecepatan penuh. Kembali ke kenyataan! Kembali bekerja setelah liburan adalah kesempatan untuk menerapkan pembelajaran selama selama waktu istirahat, dan berpetualangan baru. *** [180424]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar