Pada waktu menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Pengelolaan Sampah dan Peningkatan Kesehatan Masyarakat di Warung Pak Untung (Kamis, 19/09) yang beralamatkan di Jalan Mayjen Sungkono, Dusun Sidomulyo, Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, saya melihat pohon berdiri tegak dengan daun lebat dan bunga berwarna oranye tua.
Ada 6 pohon tersebut ditanam di sisi utara dari barat ke timur dengan jarak tertentu, mengingat pohon ini terbilang cepat tumbuh dan batang kayunya tidak keras namun rajin berbunga sehingga banyak dipakai untuk penghijauan dan pertamanan.
Di Kabupaten Malang, pohon ini disebut dengan pohon jolali. Sedangkan, di Indonesia, pohon ini umumnya dikenal dengan pohon kiacret yang dicomot dari bahasa Sunda, yang berarti pohon muncrat.
Jika Anda berteduh atau sedang berjalan di bawah pohon kiacret, Anda akan merasakan seperti turun hujan. Karena kuncup bunganya yang mampu memuncratkan air, sehingga orang Sunda mengenalnya sebagai kiacret dan orang Jawa menyebutnya dengan sebutan kecrutan atau crut-crutan.
Pohon kiacret memiliki nama ilmiah Spathodea campanulata P.Beauv.. Akar etimologis dari nama binomial Spathodea berasal dari bahasa Yunani Kuno “spathe” (bilah, berbentuk perahu) dan “odes” (seperti, bersifat seperti), mengacu pada kelopak yang menyerupai perahu [
1San Marcos GROWERS. Spathodea campunulata – African Tulip Tree. Retrieved from https://www.smgrowers.com/products/plants/plantdisplay.asp?plant_id=1515
]. Sedangkan, julukan khusus campanulata berasal dari bahasa Latin dari akar kata “campana” (lonceng), mengacu pada bentuk bunganya [2Landscape Architect’s Pages. (24 May 2024). Prunus campanulata. Davis Landscape Architecture. Retrieved from https://davisla.wordpress.com/2015/05/24/prunus-campanulata/
].Pohon kiacret (Spathodea campanulata) |
Spesies Spathodea campanulata pertama kali ditemukan dan diamati pada tahun 1786-1787 di Oware dan Benin yang sekarang mungkin masuk wilayah Republik Benin di Afrika Barat oleh seorang traveller dan ahli botani Prancis Ambroise Marie François Joseph Palisot de Beauvois (1752-1820), yang kemudian mendeskripsikannya dalam Flore d'Oware et de Bénin, en Afrique [
3Palisot-Beauvois, A. M. F. J. (1805). Flore d'Oware et de Bénin, en Afrique. A Paris: De L’Imprimerie de Fain Jeune et Companie. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/page/47235117#page/15/mode/1up
], atau Fl. Oware 1: 47, tt. 27-28 (1805).Selain nama ilmiah (preferred scientific name), Spathodea campanulata juga mempunyai nama-nama umum (common names): African tulip tree, fire tree, flame of the forest, fountain tree, nandi flame, tulipan (Inggris); afrikansk tulipantre (Norwegia); Afrikanskt tulpanträd (Swedia); Tulppaanitrumpetti (Finlandia); Afrikanischer Tulpenbaum (Jerman); bâton de sorcier, flamme de la forêt, immortel étranger, tulipier d'Afrique, tulipier du Gabon (Prancis); arbol de fuente, caoba de Santo Domingo, gallito, llama del bosque, Afriški tulipanovec, tulipán africano (Spanyol); Afrika vlamboom (Afrikaans); kibobakasi, kifabakazi, sebetaiyet (Uganda); shajarat altuwlib al'afriqia (Arab); khæs̄æd (Thailand); pancut-pancut (Malaysia); kiacret, kecrutan (Indonesia); sirit-sirit (Tagalog); huǒyàn mù (China); kaenboku (Jepang); tiulipe (Tonga); fa'apasi (Samoa); taga mimi (Fiji).
Pohon kiacret (Spathodea campanulata) termasuk dalam famili Bignoniaceae, dan daerah asal spesies ini adalah Afrika Tropis Barat hingga Uganda dan Angola. Ia merupakan pohon yang gemar tumbuh terutama di bioma tropis basah.
Spathodea campanulata (kiacret) merupakan pohon peluruh atau tumbuhan gugur berukuran sedang hingga tinggi mencapai 25 meter. Batangnya beralur dan kulit batangnya berwarna abu-abu pucat kecokelatan dan halus saat muda, berubah menjadi abu-abu kehitaman saat menua, lalu kasar dan bersisik di pangkal batang.
Daun kiacret (Spathodea campanulata) |
Daunnya berwarna hijau gelap. Daun berhadapan atau dalam lingkaran 3, imparipinnate, tidak ada stipula, tangkai daun sepanjang 7–15 cm, rachis sepanjang 15–35 cm. Bentuk daunnya berupa helaian elips hingga bulat telur atau bulat telur-lonjong, berpotongan pendek asimetris hingga berbentuk baji pada pangkalnya dengan 1–2 kelenjar, runcing atau lancip di puncaknya, gundul hingga puber di bagian bawah.
Perbungaan berupa rasemat seperti corymb terminal. Bunga biseksual, zygomorphic, besar dan mencolok, tangkai bunga hingga 6 cm, lebih panjang di bagian bawah perbungaan daripada di bagian atas, kelopak spathaceous. Mahkota bunga berbentuk lonceng lebar dari pangkal yang menyempit, berlobus 5, merah tua atau oranye-merah dengan tepi dan tenggorokan kuning.
Buahnya berbentuk kapsul kayu elips sempit, berwarna cokelat kehitaman, pecah oleh 2 katup, berbiji banyak. Bijinya tipis dan datar, kira-kira 1,5 cm × 2 cm, bersayap sangat lebar.
Selain sering digunakan untuk hiasan taman dan penghijauan karena pohon ini cepat sekali tumbuh dan mudah berbunga, pohon kiacret (Spathodea campanulata) juga dikenal dalam pengobatan tradisional di sejumlah negara-negara di Afrika.
Kulit batang Spathodea campanulata terutama digunakan di Afrika untuk mengobati malaria. Daunnya digunakan di India dan Afrika untuk mengobati gangguan kulit. Daunnya juga digunakan untuk mengobati epilepsi, gangguan hati, asma, campak, dan sakit tenggorokan. Akarnya digunakan untuk mengatasi infeksi cacing, sakit perut, disentri, dan halusinasi. Bunganya digunakan sebagai penawar racun hewan dan katarak.
Batang dan ranting pohon kiacret (Spathodea campanulata) |
Penggunaan tradisional sebagian besar menggunakan kulit tanaman. Daun dan seluruh tanaman juga disebutkan, tetapi lebih jarang. Tanaman ini digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan tanaman obat lainnya [
4Padhy GK. Spathodea campanulata P. Beauv. —A review of its ethnomedicinal, phytochemical and pharmacological profile. J Appl Pharm Sci, 2021;11(12):017–044. DOI: 10.7324/JAPS.2021.1101202. Retrieved from https://japsonline.com/abstract.php?article_id=3529&sts=2
].Kulit kayu Spathodea campanulata digunakan dalam 2 resep (sebagai tanaman utama dalam satu resep dan sebagai tanaman pendamping dalam resep lain) untuk mengobati sinusitis. Secara khusus, kulit kayu Spathodea campanulata direbus dengan kulit kayu Ricinodendron heudelotii (Baill.) Pierre ex Heckel, Canarium schweinfurthii Engl. dan Antrocaryon klaineanum.
Rebusan ini diminum 3 kali sehari, dengan cara dimuntahkan setiap tiga hari serta dengan cara meneteskan 2 tetes per lubang hidung pada pagi dan sore hari. Resep ini disimpan pada suhu ruangan selama maksimal satu minggu [
5Teclaire, N.F., Brice, M.O., Marguérite, E.L., Bruno, N.B., Matha, N.J., Armel, T., Duplex, W.J., Jules, P.R., & Siegfri, D. (2019). Ethnobotany and Floral Characterization of Plants Used in Three Major Ethnic Groups in Cameroon to Treat Sinusitis. Saudi Journal of Medical and Pharmaceutical Sciences. 05. 1067-1082. 10.36348/sjmps.2019.v05i12.009.
].Sementara itu, Maxwell Kwame Boakye et. al. (2023) [
6Boakye, M. K., Agyemang, A. O., Gbadegbe, R. S. ., Quashie, M., Turkson, B. K., Adanu, K. K., & Wiafe, E. D. (2023). Ethnobotanical applications of Spathodea campanulata P. Beauv. (African tulip tree) in Ghana. Ethnobotany Research and Applications, 25, 1–12. Retrieved from https://ethnobotanyjournal.org/index.php/era/article/view/4483
] melaporkan bahwa penelitiannya dengan kawan-kawan di Distrik Adaklu di Wilayah Volta, Ghana, mengungkap tingkat ketepatan tinggi kulit batang Spathodea campanulata untuk mengobati anemia, penyakit umum di wilayah studinya. *** [021124]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar