“A Real Meal Is A Meal Made The Hard Way” -- Harland David Sanders (1890-1980)
Pulang dari Focus Group Discussion (FGD) di Balai Desa Bambe, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, Project Manager NIHR mengajak makan malam rombongan Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) di Rest Area Km 26 Sidoarjo atau yang kadang dikenal dengan Rest Area Km 754.
Rest area 26 ini terletak di jalur tol Surabaya menuju Gempol, sehingga merupakan jalur menuju kembali ke Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB). Fasilitas umum yang ada di rest area ini terbilang lengkap.
Begitu tiba, pengunjung bisa menemukan area parkir luas yang mampu menampung mobil, bus hingga truk. Di sini juga ada SPBU berukuran besar yang menyediakan beragam jenis bahan bakar seperti Pertalite, Pertamax hingga Solar.
Fasad KFC Rest Area Km 26 Sidoarjo di malam hari |
Bukan hanya itu, rest area 26 juga sudah dilengkapi dengan kedai kopi dan restoran. Restorannya ada yang menjual makanan tradisional dan ada juga yang menjual makanan cepat saji. Tim Penelitian NIHR memilih restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC).
Di sini, saya memesan Chicken HC (Hot and Crispy) yang dada, dan minumnya memilih Ichi Ocha karena yang lainnya umumnya bersoda. Chicken HC merupakan varian ayam goreng KFC yang memiliki karakteristik yang berbeda. Ayam yang digunakan dalam HC KFC ini digoreng menggunakan teknik khusus sehingga lebih renyah dan garing. Bumbu yang digunakan pada HC KFC juga berbeda dengan Chicken OR (Original), konon hal ini memberikan kelezatan yang berbeda pada ayam goreng ini.
Sambil menunggu menu pesanan, saya berkeliling di tiap sudut interiornya. Penampilannya elegan dan sarat dengan makna. Pria tua berkumis dan berjanggut putih yang ada di dinding samping kasir, adalah pendiri KFC, namanya Harland David Sanders (1890-1980) atau yang terkenal dengan sebutan Kolonel Sanders.
Tim Penelitian NIHR makan malam bersama di KFC Rest Area Km 26 Sidoarjo |
Dia mulai aktif dalam mewaralabakan bisnis ayamnya pada usianya yang sudah senja. Saat ini, usahanya telah tumbuh menjadi salah satu yang terbesar dalam sistem masakan siap saji di dunia. Bisnis ayam gorengnya yang dirintis pada tahun 1940 itu masih mampu bertahan hingga sekarang.
Dikutip dari laman a.list, pendiri KFC percaya pada kontrol kualitas yang ketat dan tidak ada jalan pintas. Prosesnya sendiri tidak banyak berubah sejak dibuat 84 tahun lalu, dan pengalaman vitual reality membawa pengguna melalui lima langkah inti, yaitu memeriksa ayam, membilasnya, melapisinya dengan tepung roti dengan tangan, meniriskannya, lalu menggorengnya dengan panci presto untuk mendapatkan cita rasa khas KFC.
Dari kisahnya ini, saya baru paham ternyata tulisan yang terpampang dalam dinding di KFC Rest Area Km 26 ini menggambarkan bagaimana pendiri KFC ini merintis bisnis ayam gorengnya yang masih digemari hingga saat ini.
Tulisan di dinding selasar depan bertutur resep pembuatan ayam goreng KFC |
Di dinding selasar depan tertulis *Fresh Chicken*Handmade*Since 1940*. Ini menggambarkan bahwa KFC harus mampu mempertahankan kualitas daging ayamnya. Begitu pula halnya dengan tulisan kutipan yang ada di sudut dinding belakang dekat dengan wastafel yang berbunyi “A Real Meal Is A Meal Made The Hard Way” (Hidangan yang sesungguhnya adalah hidangan yang dibuat dengan cara yang sulit) dari Colonel Harland David Sanders (1890-1980).
Kutipan Sanders tersebut menunjukkan bahwa nilai makanan berasal dari usaha dan perhatian yang diberikan dalam persiapannya. Ini menyiratkan bahwa makanan yang dibuat dari awal, dengan waktu dan perhatian, lebih bermakna dan memuaskan daripada makanan yang diproses cepat dengan menggunakan peralatan modern tanpa sentuhan tangan pembuatnya. Ini dapat selaras dengan gagasan tentang keaslian, tradisi, dan hubungan antara makanan, usaha, dan komunitas.
Tim Penelitian NIHR berada di KFC Rest Area KM 26 Sidoarjo itu sekitar 15 menit, menyantap dan bercengkerama sesaat. Pukul 22.50 WIB, Tim Penelitian NIHR dengan 2 mobil meninggalkan rest area dan melanjutkan perjalanan pulang menuju ke Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) di Kota Malang, dan sampai di FKUB sudah dini hari. *** [311024]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar