Dulu, di halaman belakang rumah nenek di Jalan Pahlawan, Kelurahan Rempoa RT 06 RW 07, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, sebuah pohon rukem tumbuh subur - buahnya yang kemerahan biasa sebut "Anggur Rempoa," oleh tetangga kiri-kanan.
Saat masih duduk di bangku SMP, tepatnya kelas 2 (tahun 1983), saya sering memanjat di antara dahan-dahannya. Namun, sejak nenek pindah ke Villa Mutiara Selatan dan rumah itu berubah menjadi deretan ruko, pohon itu pun tinggal kenangan.
![]() |
| Buah rukem (Flacourtia rukam) yang masih muda |
Baru pada Rabu (21/05) sewaktu saya diajak makan siang di Swara Alam Café sama teman-teman Tim NIHR (National Institute for Health and Care Research) Universitas Brawijaya (UB), dapat menjumpai pohon rukem kembali.
Ia ditanam di sebuah pot plastik berukuran besar warna hitam, dan diletakkan di antara deretan pohon yang lainnya. Kebetulan pohon tersebut sedang berbunga dan berbuah. Lengkap rasanya bagi pecinta tanaman seperti saya, yang ingin menuangkan dalam tulisan.
Di Indonesia, rukem dikenal dengan banyak nama. Rukem di Sumatera, rukam atau gandarukem di Jawa, klang tatah kutang di Kalimantan, atau buah kartu di Ternate. Setiap sebutan menyimpan kisahnya sendiri, mulai dari buahnya yang bisa dimakan langsung, dijadikan manisan, hingga khasiatnya dalam pengobatan tradisional.
![]() |
| Bunga rukem (Flacourtia rukam) |
Pohon rukem memiliki nama ilmiah Flacourtia rukam Zoll. & Moritzi. Nama genus Flacourtia diberikan untuk menghormati Étienne de Flacourt (1607-1660) [
1Puccio, P. (n.d.). Flacourtia rukam (M. Beltramini, Ed.). Monaco Nature Encyclopedia: Discover the Biodiversity. Retrieved July 22, 2025, from https://www.monaconatureencyclopedia.com/flacourtia-rukam/?lang=en
]. de Flacourt adalah seorang gubernur Madagaskar berkebangsaan Prancis, lahir di Orléans pada tahun 1607. Ia menjabat sebagai gubernur Madagaskar di bawah Perusahaan Hindia Timur Prancis pada tahun 1648. Pada tahun 1658, ia menulis L'Histoire de le Grand île de Madagascar, sejarah alam terperinci pertama pulau tersebut, dan untuk itu ia menyiapkan peta yang merupakan perkembangan pertama dalam pengetahuan geografis pulau tersebut sejak Linschoten. Flacourt adalah salah satu dari sedikit, jika bukan satu-satunya, orang Barat yang mencatat pengetahuan tentang burung gajah Madagaskar ketika mereka kemungkinan masih ada [
2Geographicus Rare Antique Maps. (n.d.). Flacourt, Étienne de. Geographicus Rare Antique Maps. Retrieved July 22, 2025, from https://www.geographicus.com/P/ctgy&Category_Code=flacourtetienne
].Sedangkan, julukan khusus rukam berasal dari bahasa Melayu untuk menyebut nama lokal pohon tersebut, mengacu pada buahnya yang asam dan sepat [
3Flora & Fauna Web. (n.d.). Flacourtia rukam Zoll. & Moritzi. National Parks Singapore. Retrieved July 22, 2025, from https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/5/1/5182
].![]() |
| Daun rukem (Flacourtia rukam) |
Nama ilmiah Flacourtia rukam diperkenalkan oleh dua botaniwan Swiss Heinrich Zollinger (1818-1859) dan Alexandre Moritzi (1807-1850) pada tahun 1846, dan dipublikasikan dalam Systematische Verzeichniss der von H. Zollinger in den Jahren 1842-1844 auf Java gesammelten Pflanzen, atau Syst. Verz. (Moritzi et al.) 33.
Selain nama binomial, Flacourtia rukam mempunyai nama-nama umum (common names): rukam (Inggris); Madagaskarpflaume (Jerman); roekan (Belanda); prunier café, prunier de Chine, prunier malgache (Prancis); ciruela de Madagascar (Spanyol); rucam (Portugis); khrop dong, ta khop thai (Thailand); rukam (Malaysia); rukam, rukem (Indonesia); mung guan ru’ng (Vietnam); dà yè cì lí (China).
Rukem (Flacourtia rukam) termasuk dalam famili Salicaceae (suku dedalu-dedaluan), dan ditemukan di Madagaskar dan Malesia namun jarang di Maluku dan Papua. Kemudian tanaman ini diintroduksikan ke Indo-China, Cina bagian Selatan, Thailand, India dan wilayah lainnya di tropis [
4PUTRI, N. E., KUSUMAWATI, A., AZHAR, N. O., & SWASTI, ETTI. (2017). Eksplorasi dan karakterisasi buah-buah lokal Sumatera Barat yang terancam punah. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL MASYARAKAT BIODIVERSITAS INDONESIA (Vol. 3, Issue 1, pp. 117–126). Masyarakat Biodiversitas Indonesia. UNS. https://smujo.id/files/psnmbi/M0301/M030100aaALL.pdf
].![]() |
| Pohon rukem (Flacourtia rukam) di halaman belakang Swara Alam Cafe, Kepanjen |
Tanaman ini memiliki tinggi 5-20 m dengan kulit kayu berwarna cokelat tua. Daun mudanya lunak dan berwarna merah kecokelatan. Daun tua berbentuk ovate oblong, elliptic oblong atau oblong lanceolate. Bunga tipe uniseksual. Rukam dapat tumbuh pada wilayah tropis pada dataran rendah sampai ketinggian 2100 m di atas permukaan laut. Buah rukam dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku selai, sirup, juice, sambal petis [
5Lim, T.K. (2013). Flacourtia rukam . In: Edible Medicinal And Non-Medicinal Plants. Springer, Dordrecht. https://doi.org/10.1007/978-94-007-5653-3_41
].Buah rukam (Flacourtia rukam) mengandung berbagai senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Buah ini kaya akan antioksidan, seperti vitamin C, flavonoid, dan saponin, yang membantu melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Selain itu, buah rukam juga mengandung serat, protein, kalsium, dan energi.
Buahnya yang masih muda secara tradisional digunakan untuk mengobati diare dan disentri. Daunnya digunakan untuk mengobati radang kelopak mata. Sementara itu, Muharni et. al. (2021) [
6Muharni M, Fitrya F, Saputra O, Yohandini H, Julinar J. A subchronic toxicity test of Flacourtia rukam stem bark extract on the albino rat Rattus noverticus (Wistar strain). J App Biol Biotech. 2021;9(3):83-88. DOI: 10.7324/JABB.2021.9311
], melaporkan bahwa ekstrak kulit batang Flacourtia rukam digunakan sebagai pengobatan tradisional Indonesia untuk hipertensi. *** [220725]





Tidak ada komentar:
Posting Komentar