“Don’t walk in front of me… I may not followDon’t walk behind me… I may not leadWalk beside me… just be my friend” ― Albert Camus
Dalam lanskap riset dan pengabdian masyarakat yang terus bergerak, persinggungan dengan jiwa-jiwa muda yang penuh semangat seringkali menjadi penyegar tersendiri. Sebelumnya, penulis telah menjalin pertemanan dengan lima sosok dari ranah Sosiologi Universitas Brawijaya (UB): Andhika Krisnaloka, Ayu Aprila Ningsih, Yuf Tarosur Rohmah, Benito Ahadiono, dan Fajar Alia Rizkianti.
Mereka semua terlibat dalam penelitian NIHR Global Health Research Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) - sebuah upaya kolektif memahami penyakit tidak menular di tengah dinamika komunitas.
Namun, pertemanan dengan mahasiswa dan alumni Sosiologi UB tak hanya dalam NIHR-GHRC NCDs & EC. Rabu (06/08) lalu, di Gedung Terbuka Markas Cabang LVRI Kepanjen, penulis diundang dalam kegiatan Edukasi Kesehatan “Kenali Tahapan Perkembangan Anak Sesuai Usia”. Acara ini merupakan hasil kolaborasi apik antara PT Astra Graphia Tbk (Astragraphia) dan Posyandu Anggrek Kepanjen.
![]() |
| Berpose bersama lima mahasiswa Sosiologi UB yang menjadi panitia acara kolaboratif Astagraphia dan Posyandu Anggrek Kepanjen dalam Edukasi Kesehatan di Gedung Terbuka Markas LVRI Kepanjen |
Di tengah keramaian acara, tampak beberapa panitia berkaos hitam yang lincah dan sigap mengatur jalannya kegiatan. Mereka adalah mahasiswa Sosiologi UB angkatan 2021/2022 - Ariqa Fairus Ayuddhya, Muhammad Fakhri Khusaini, Nella Dyah Puspita, Putri Nirmala Maulidya, dan Putri Wulan Mayresha. Masing-masing menjalankan peran dengan antusias: ada yang menjadi Master of Ceremony (MC), petugas tamu, fotografer, hingga pelaksana teknis di lapangan.
Menariknya, di akhir acara, penulis sempat berbincang santai dengan mereka. Percakapan mengalir hangat tentang kuliah, penelitian, juga pengalaman mereka terlibat dalam kegiatan sosial-kesehatan seperti ini. Kebetulan pula, mereka merupakan mahasiswa dari Dr. phil. Anton Novenanto, S.Sos., M.A.—atau yang akrab disapa Pak Nino, seorang dosen Sosiologi UB sekaligus satu tim dengan penulis dalam riset NIHR-GHRC.
Pertemuan ini bukan sekadar obrolan biasa. Bagi penulis, yang selama ini akrab turun ke lapangan dan terbiasa membangun jejaring dalam riset, interaksi dengan mahasiswa-mahasiswa ini adalah bentuk baru dari pertukaran pengetahuan dan semangat. Terlebih lagi, ketertarikan mereka terhadap isu kesehatan masyarakat terasa sangat klop dengan jalur riset yang sedang penulis jalankan.
![]() |
| Lima mahasiswa Sosiologi UB yang menjadi panitia acara Edukasi Kesehatan |
Lebih dari sekadar pertemanan, hubungan ini terasa seperti sebuah perjalanan bersama. Seperti ujaran Albert Camus (1913-1960), filsuf dan penulis asal Prancis-Aljazair:
"Jangan berjalan di depanku... Aku mungkin tidak mengikutiJangan berjalan di belakangku... Aku mungkin tidak memimpinBerjalanlah di sampingku... jadilah temanku"
Semangat frasa ujaran Camus ini selaras dengan filosofinya. Ini adalah seruan puitis untuk persabahatan yang setara – sebuah pemberontakan melawan kesepian dan hierarki yang sejalan dengan keyakinan Camus terhadap absurditas hidup. Intinya, ujaran (quote) Camus tersebut membawa pesan mendalam tentang kesetaraan, persahabatan, dan saling menghormati dalam hubungan.
Di tengah perubahan zaman dan dinamika sosial yang kian kompleks, kolaborasi lintas generasi dan disiplin seperti ini adalah salah satu bentuk harapan. Penulis percaya, langkah-langkah kecil seperti berkenalan, berbincang, dan berbagi cerita bisa berujung pada perjalanan besar yang berdampak.
Dan di ujung acara yang hangat itu, sebuah tanya menggantung dalam batin. Berapa banyak persahabatan yang akan lahir lagi dari perjumpaan yang tak kita rencanakan, namun kita jalani sepenuh hati? *** [090825]



Tidak ada komentar:
Posting Komentar