Bersantap di ActionCity Café – Jewel Changi Airport

“Le café (...) est un lieu de rendez-vous, c'est un espace ouvert, extérieur. C'est un endroit où l'on peut aussi venir seul, pour travailler, lire, mais où cette solitude est souvent interrompue par le passage de connaissances. S'installer au café témoigne d'une sorte de disposition à la rencontre.” -- Geoffroy de Lagasnerie, 3. Une aspiration au dehors: Éloge de l'amitié

Usai berkeliling dan terpukau oleh megahnya Rain Vortex, Air Terjun Pusaran Hujan yang menjadi ikon Jewel Changi Airport, langkah kami menuju pada sebuah ruang yang menawarkan pengalaman berbeda, yaitu ActionCity Café. 

Lima orang anggota Tim NIHR Universitas Brawijaya (UB) - Fildzah Cindra Yunita, S.Kep., MPH; Dwi Sari Puspaningtyas, MSPH; Raissa Manika Puspaningtias, S.Keb.Bd., M.Sc; Dr. Rizka Amalia, S.K.Pm., M.Si; dan saya - menjadikan kafe ini sebagai tempat bersua dan bersantap makan siang.

ActionCity Cafe di Jewel Changi Airport, Singapura

Berlokasi di 78 Airport Boulevard, #04-223/4, Jewel Changi Airport, Singapore, ActionCity Café bukan sekadar tempat makan. Ia adalah perpanjangan dari ActionCity, label multi-merek lokal yang telah mapan sebagai kurator koleksi designer-art toys dan segala hal yang berkelindan dengan budaya pop. 

Di sini, kafe dan galeri menyatu - menghadirkan ruang pengalaman tempat makanan, kesenangan, dan kreativitas saling terhubung. Pengunjung dapat bersantap di antara mainan koleksi seni favorit, sembari berkreasi mengabadikan momen bersama figur-figur ikonik yang menjadi latar unik setiap sudut ruang.

Kami memilih tempat duduk yang menghadap langsung ke Rain Vortex. Dari sana, gemuruh air yang jatuh dari ketinggian 40 meter menghadirkan sensasi alam yang kontras namun selaras dengan interior modern dan warna-warni koleksi mainan. Masing-masing personel Tim NIHR UB pun memilih menu sesuai selera.

Lima personil Tim NIHR-UB bersantap di ActionCity Cafe - Jewel Changi Airport ketika transit 6 jam sebelum menuju Hyderbad, India

Pada kesempatan itu, saya memilih Salmon Baked Rice dan Lemon Tea Ice. Salmon Baked Rice - nasi panggang salmon - adalah hidangan satu panci yang menenangkan dengan salmon lembut berpadu dengan nasi bertekstur krim dan lapisan panggang berwarna keemasan. Salmon asap Norwegia dicampur dengan saus béchamel yang halus dan ditutup keju mozzarella yang meleleh sempurna. Setiap suapan menghadirkan keseimbangan rasa gurih dan creamy, sementara lemon tea dingin menyegarkan jeda di antara percakapan.

Untuk pembayaran, saya “nunut” pada Dr. Rizka Amalia yang menggunakan kartu debit Visa. Bila dirupiahkan, totalnya setara Rp 289.912,-. Namun nilai pengalaman hari itu jelas melampaui angka. Sambil menikmati tekstur daging salmon yang lembut, saya merasakan sensasi deburan Rain Vortex yang seolah menyatu dengan ritme santap siang kami.

Di momen inilah, keistimewaan ActionCity Café terasa utuh, sebuah perpaduan alam, kuliner, budaya, dan barang koleksi yang dirancang sedemikian rupa sehingga pertemuan menjadi alami, percakapan mengalir, dan kesendirian pun tetap terbuka pada kemungkinan perjumpaan.

 

Salmon Baked Rice dan Lemon Tea Ice buatan ActionCity Cafe - Jewel Changi Airport

Seperti yang diungkapkan Geoffroy de Lagasnerie, seorang filsuf dan sosiolog Prancis, dalam 3. Une aspiration au dehors: Éloge de l'amitié (2023): 

“Kafe (...) adalah tempat pertemuan, ruang terbuka di luar ruangan. Ini adalah tempat di mana seseorang juga dapat datang sendirian, untuk bekerja, untuk membaca, tetapi kesendirian ini sering terganggu oleh kedatangan kenalan. Duduk di kafe menunjukkan semacam keterbukaan terhadap pertemuan.”

ActionCity Café, pada siang itu, menjadi saksi keterbukaan tersebut - tempat kami berhenti sejenak, menikmati hidangan, berbagi cerita, dan membiarkan pertemuan kecil itu menjadi kenangan yang hidup di tengah gemuruh Rain Vortex. *** [181225]