Jumat, Desember 26, 2025

Hyderabad dan Nasi Biryani: Ketika Sejarah Disajikan di Piring

  Budiarto Eko Kusumo       Jumat, Desember 26, 2025
Hari itu, Rabu (10/12), Hyderabad seakan membuka lembaran terbaiknya. Usai rangkaian kegiatan Third Annual Symposium NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) yang diselenggarakan oleh The George Institute for Global Health (TGI) India, para peserta dari berbagai institusi dan negara diajak panitia untuk berkeliling kota. Sebuah jeda yang bukan sekadar wisata, melainkan perjumpaan dengan sejarah dan rasa.
Perjalanan dimulai dengan menyaksikan kemegahan Charminar, ikon kota yang berdiri anggun sebagai saksi zaman. Tak jauh, Masjid Mekkah memamerkan kekhasan arsitekturalnya yang kokoh dan bersahaja. Rute berlanjut ke Patung Keadilan Sosial Dr. B.R. Ambedkar Smriti, simbol perjuangan dan nilai kesetaraan, lalu menutup panorama monumental di gedung Secretariat Assembly yang merepresentasikan denyut pemerintahan modern India. Heritage yang monumental itu menyisakan kekaguman, dan rasa lapar yang menggelora.

Pista House Bakery & Restaurant di Attapur, Hyderabad, Telangana, India

Dari kekaguman sejarah monumental, rombongan diajak singgah untuk makan malam di Pista House Bakery & Restaurant, yang beralamat di Plot 45, Survey 366, Door 2-5-14/45, Attapur, Circle 11, Rajendra Nagar, Hyderabad, India. 
Dr. Devarsetty Praveen, Global Strategic Priority Lead - Better Care & Director Primary Health Care TGI India, telah memesankan jamuan kebersamaan di restoran biryani berslogan “A Legacy of 25 Years.” Di lantai 3 Pista House yang megah, suasana hangat tercipta. Sebagian peserta memilih ruang makan privat, sebagian lainnya duduk di area terbuka, menyesuaikan jumlah rombongan satu bus yang turut serta.
Pista House bukan sekadar restoran. Berawal pada 1997 di dekat Charminar, didirikan oleh Mohammed Abdul Majeed, tempat ini tumbuh dari toko roti keluarga kecil menjadi merek global yang dikenal akan masakan Hyderabad, terutama Haleem dan Biryani peraih penghargaan.
 
Peserta Third Annual Symposium dinner di Lantai 3 Pista House - Attapur, Hyderabad

Selama 25 tahun, Pista House merawat warisan cita rasa, tradisi, dan ekspansi lintas benua dengan fokus pada keaslian dan kualitas. Setiap resep adalah cerita yang diwariskan lintas generasi, disiapkan dengan penuh kasih agar setiap suapan menjadi perjalanan ke jantung tradisi kuliner Hyderabad.
Menu andalan malam itu adalah Zafrani Dum Biryani, hidangan peninggalan kerajaan Mughal yang masyhur akan aroma dan kekayaan rasa, dinamai dari bahan utamanya, zafran (kunyit). Keistimewaannya terletak pada metode dum (mengukus perlahan) yang menyatukan daging termarinasi dengan nasi basmati dan kunyit. 
Gaya “Kacchi” berarti daging dimasak langsung bersama nasi. Daging direndam berjam-jam dengan rempah pilihan - kapulaga, kunyit, cabai merah, garam masala - serta pasta pepaya sebagai pengempuk. Nasi dimasak setengah matang, lalu disusun berlapis dengan daging berbumbu dalam wadah tertutup rapat, dimasak perlahan hingga rasa menyatu sempurna. Nama “Zafrani” merujuk pada sentuhan kunyit yang ditambahkan sebelum proses memasak.

Zafrani Mutton Dum Biryani ala Pista House

Biryani umumnya dinikmati bersama Mirchi ka Salan, saus lokal bercita rasa cabai hijau, dan Raita yang menyeimbangkan kepedasan. Sekitar 95% biryani di kota ini memang dikenal berkarakter pedas kuat. 
Namun malam itu, saya memilih pasangan sederhana: irisan bawang Bombay mentah yang melingkar - renyah dan menyegarkan. Untuk minumannya, Zafrani Tea menjadi pilihan, melengkapi pengalaman dengan kehangatan beraroma rempah.
Konon, sejarah biryani telah berabad-abad lamanya - berakar dari era Hindu dan Buddha, dimodifikasi oleh penguasa Mughal, berkelindan dengan Zer Beriyan dari Persia, lalu berkembang menjadi ragam corak di India.
 
Tisu di Pista House Bakery & Restaurant di Attapur, Hyderabad

Di antara semuanya, Biryani Dum Hyderabad termasuk yang paling masyhur. “Biryani bukan hanya hidangan, ini adalah emosi,” dan jujur saja, sulit menemukan ungkapan yang lebih tepat. Hidangan legendaris ini bukan sekadar makanan. Ia adalah perayaan di atas piring. Baik di pesta keluarga maupun jamuan santap dinner peserta simposium malam itu, biryani selalu menjadi pahlawan meja makan yang mencuri hati (dan piring) setiap saat.
Pesan pendiri Pista House, Mohd. Abdul Majeed, seolah menghidupkan suasana kebersamaan malam itu:
“Kami memulai perjalanan sederhana dengan mimpi sederhana – untuk berbagi cita rasa Hyderabad dengan dunia. Perjalanan kami berakar pada kecintaan terhadap warisan kuliner kota kami, tetapi juga tentang keluarga dan momen kebersamaan. Jika Anda belum berkesempatan untuk mencicipi sajian kami, kami mengundang Anda untuk bergabung dan menjadi bagian dari kisah kami.”
Di Hyderabad, warisan tak hanya berdiri sebagai monumen, ia juga bisa hadir hangat di meja makan. Dan malam itu, di Pista House, sejarah kota dan rasa tradisi bertemu - mengikat peserta dari berbagai institusi dan negara dalam satu pengalaman yang sama: kebersamaan!. *** [261225]


logoblog

Thanks for reading Hyderabad dan Nasi Biryani: Ketika Sejarah Disajikan di Piring

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog