Pulang dari SMPN 5 Boawae dan Desa Alorawe, kami dijamu oleh pemilik basecamp Tim K di Natanaga, Boawae, Nagekeo. Bersantap siang, terus ngobrol beberapa saat dengan Tim K. Saat mengobrol itu, saya yang mendampingi Data Analyst EP-POM Sujarwoto, S.IP, M.Si., MPA, Ph.D, sempat bertanya kepada Tim K perihal penginapan di Kabupaten Nagekeo. Tapi menurut Field Supervisor, penginapan adanya di Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo.
Jaraknya sekitar 40 kilometer ke arah pantai utara, tapi kalau mencari penginapan di Ende berjarak sekitar 85 kilometer. Namun atas saran sopir mobil rental, kami disarankan menginap di Ende. Karena menurut sopir, Ende lebih ramai dengan Mbay.
Puncak Kelimutu (Foto: 25/09/2015) |
Akhirnya, kami mengikuti saran sopir mobil rental yang asli Manggarai, dan telah malang melintang dalam mengantar tamu dari luar pulau. Kami terus berpamitan kepada pemilik basecamp dan Tim K, dan langsung meneruskan perjalanan menuju ke Ende.
Tiba di Ende sekitar pukul 17.00 WITA. Kami dicarikan penginapan oleh sopir di Hotel Safari Ende yang beralamatkan di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Kelimutu, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Letak hotel ini dekat dengan Bandara H. Hasan Aroeboesman Ende, berjarak sekitar 300 meter.
Setelah check in, kami bergiliran mandi. Terus kemudian jalan-jalan ke Pantai Bitha (Bitha Beach) yang jaraknya sekitar 1,5 kilometer. Di pantai itu, kami melihat sunset dan sekalian makan malam di situ. Menu ikan laut bakar menjadi andalannya. Data Analyst EP-POM pesan aneka sea food untuk kami berdua.
Data Analyst EP-POM di Puncak Kelimutu (Foto: 25/09/2015) |
Dari Bitha Beach, kami langsung balik ke hotel. Ingin istirahat setelah seharian dalam perjalanan, mulai dari Bajawa, Boawae hingga Ende. Badan terasa capek, dan ingin segera meletakkan badan di atas pembaringan kamar hotel. Bobok!
Esok harinya, Jumat (25/09/2015), mentari bersinar terang. Hari itu sudah tidak ada jadwal supervisi lagi. Hari itu digunakan untuk refreshing. Saya diajak oleh Data Analyst EP-POM untuk main ke Taman Nasional Kelimutu (Kelimutu National Park) dengan Danau Tiga Warnanya, yang berjarak sekitar 60 kilometer.
Berangkat dari Hotel Safari usai sarapan yang disediakan hotel. Transportasi menuju ke Taman Nasional Kelimutu, dipesankan ojek oleh pihak hotel. Ongkosnya per orang Rp 100 ribu sekali jalan. Waktu tempuhnya hampir 1 jam, mengingat jalannya menanjak dan berkelok-kelok.
Mendaki tangga menuju Puncak Kelimutu (Foto: 25/09/2015) |
Sampai di areal parkir, kami mulai berjalan kaki menanjak ke arah puncak Gunung Kelimutu yang ada danaunya. Sementara, tukang ojeknya mau menunggu kami hingga selesai menikmati panorama keindahan Danau Tiga Warna ciptaan Sang Illahi.
Dua jam lamanya menikmati pemandangan yang memesona, kami pun mulai turun mendaki tangga dari puncak hingga bahu gunung. Terus dilanjutkan jalan beraspal yang dikelilingi rerimbunan pepohonan dengan aneka tanaman dan satwa burungnya.
Sampai di parkiran, tukang ojek sudah menyapa kami lagi untuk siap mengantar kembali ke Hotel Safari. Perjalanan pulangnya tergolong cepat, karena jalanannya menurun terus, namun tukang ojek tetap waspada karena banyak tikungan yang berkelok-kelok.
Data Analyst EP-POM menapaki tangga menuju Puncak Kelimutu (Foto: 25/09/2015) |
Tiba di hotel, Data Analyst EP-POM membayar ongkos ojek. Kemudian tidak langsung masuk kamar tapi mengajak makan siang dulu di Warung Padang yang lokasinya tak jauh dari hotel. Setelah makan, kami kembali ke hotel. Data Analyst EP-POM langsung istirahat, sedangkan saya melanjutkan jalan-jalan lagi untuk hunting bangunan kuno yang ada di Ende. Kebetulan di depan hotel itu dilalui angkutan umum kota dari berbagai jurusan. Jadi, saya mudah mengaksesnya dan tinggal bilang ke sopir angkotnya.
Siang hingga sore, saya berhasil mengunjungi bangunan tua berupa Gereja Katolik Paroki Kristus Raja Katedral Ende, dan Percetakan Arnoldus. Letaknya berada di jalur pulang ke arah Hotel Safari. Di situ, saya melihat detil bangunan dan bertanya kepada orang yang berada di situ.
Lokasi Danau Berwarna Hijau Lumut yang agak terpisah sendiri (Foto: 25/09/2015) |
Dari kedua bangunan kuno itu, saya langsung pulang menuju ke hotel untuk berisitirahat. Kaki terasa menahan beban setelah eksplorasi bangunan kuno yang ada di Ende itu. Selang beberapa saat, saya terus mandi.
Bakda Maghrib, saya diajak Data Analyst EP-POM untuk mencari makam malam yang tak jauh dari hotel. Kami mencari makanan di sekitar hotel tersebut yang tak kurang dari 500 meter jalannya. Setelah itu balik lagi ke hotel untuk beristirahat.
Esok harinya, usai sarapan dan berkemas, saya melanjutkan jalan-jalan untuk melihat Rumah Pengasingan Bung Karno dan Taman Renungan Bung Karno yang ada di tepi laut. Konon, katanya tempat ini termasuk salah satu tempat yang menginspirasi tergalinya Pancasila.
Sunset di Bitha Beach, Ende (Foto: 25/09/2015) |
Dari situ, saya langsung bergegas kembali ke hotel untuk check out dan segera menuju ke Bandara H. Hasan Aroeboesman Ende dengan naik ojek dari Hotel Safari. Dari Bandara Ende, kami naik pesawat Garuda dengan kode penerbangan GA-7026. Lepas landas dari Bandara Ende pada pukul 10.15 WITA dan sampai di Bandara El Tari Kupang pada pukul 11.20 WITA.
Dari Bandara El Tari, kami berganti pesawat Lion Air dengan kode penerbangan JT-693. Kami transit di Kupang selama 3 jam 45 menit. Pesawat Lion Air yang kami tumpangi lepas landas dari Bandara El Tari pada pukul 15.05 WITA, dan mendarat di Bandara Juanda pada pukul 16.10 WIB.
Di Bandara Juanda inilah, kami berpisah dengan Data Analyst EP-POM. Saya kembali ke kos di Gang Masjid Kelurahan Medokan Semampir, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya, dan Data Analyst EP-POM melanjutkan perjalanan dengan travel menuju ke Malang. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar